27. Malam

249 14 0
                                    

"Untuk malam ini, di antara bintang-bintang yang bersinar, biarkan ketenangan menyelimuti pikiranmu. Semoga mimpi indah mendampingimu dalam perjalanan tidurmu."


Malam harinya. Di dalam kemar bernuansa biru putih. Seorang gadis sedang tiduran di kasurnya. Menatap langit-langit kamar nya.

Berusaha untuk memejamkan matanya, namun tidak bisa. Bayangan dirinya dan seorang laki-laki terus saja melintas di pikirannya.

"Arghh...... Rendra !" Teriak nya frustasi. Berguling ke sisi samping, menjadikan posisinya tengkurap.

"Huaaa....gue baper sama Rendra!!" ujarnya.

"Nggak bisa dibiarkan. lama-lama gue bisa gila," ujarnya bermonolog. Astra pun pergi keluar rumah, ia duduk di bangku taman depan rumahnya.

"Hari ini malam yang dingin dan juga malam indah. malam yang di penuhi dengan bintang-bintang indah yang berkelap-kelip yang tak lupa ada bulan yang menemaninya," ucapnya tersenyum.

"Sendiri aja?"

"Ko ada suara? suara siapa?" tanyanya pada diri sendiri, tiba-tiba saja bulu kuduknya berdiri.

"Jangan-jangan ada setan?" ucapnya dengan badan yang bergetar.

Dorrrrrr

"Aaaaaa......ibuuuuuu," ujarnya dengan berteriak.

"Hm... ini gue!" ujarnya. Rendra terkekeh dengan Astra yang takut, bahkan mengiranya sebagai setan. mana mungkin ada setan secakep Rendra.

"L- Lo ngapain kesini?? bikin gue terkejut aja lo!!" ucapnya dengan emosi.

Rendra terkekeh "Lo takut sama setan?" tanyanya dengan manik turunkan alisnya.

"Mana ada gue takut!" ucapnya berbohong.

"Tadi lo bilang jangan-jangan ada setan? berarti lo takut!"

"Nggakkk!!!"

Rendra terkekeh rasanya senang sekali mengganggu gadis mungil itu "Gak ada setan...mana ada setan seganteng ini," ucapnya dengan pede.

"Idihhh pede banget bang!"

"Kan gue emang ganteng." ucapnya tersenyum.

"Nggak jelas lo!"

"Sendiri aja?"

Astra mengangguk sebagai jawaban.

"Kenapa senang sekali melihat bintang dan bulan?"

"Ada seseorang di atas sana, aku hanya bisa memandang langit karena banyak bintang-bintang yang menemaninya tapi aku, dia tinggalkan aku disini sendirian dan relakan aku menatapnya yang sedang berbahagia dengan bintang-bintang."

Rendra mengangguk sebagai jawaban "Ikhalsin ibu lo sama kaka lo. Dia  udah bahagia bersama Bintang dan Bulan. lihat Bintang itu," tunjuk Rendra.

"Dia ibumu dan kaka lo dia udah bahagia di sana."

Astra mengangguk "Makasih Rend," ucapnya.

"Sama-sama." hening keduanya sama-sama berdiam diri melihat keindahan langit malam yang penuh dengan taburan bintang.

Disaat keduanya hening Rendra berucap "Aku mungkin bukan satu-satunya bintang di langit. Tapi, aku adalah bintang yang selalu berusaha bersinar lebih terang agar kau perhatikan, walau sebentar."

"Maksud lo Rend?" tanyanya dengan penasaran.

"Bukan apa-apa sekarang udah malam. sebaiknya kamu tidur!"

ASTRA ADHARA( ON GOING ) Where stories live. Discover now