24. Diary

215 11 0
                                    

"jika Antartika adalah tepi bumi, mungkin antara kita hanya sebatas mengagumi"



Gadis mungil nan cantik berjalan menyusuri koridor sekolah yang terlihat masih sepi, kali ini dia berangkat lebih awal untuk mencari buku yang menjadi keluh kesah setiap harinya. Entah dimana buku itu tertinggal seingatnya sudah menaruhnya di tas, namun nihil tidak ada bukunya di tas maupun dimeja belajarnya.

Astra berjalan menuju arah mejanya, dan duduk dibangkunya. Ia menunduk mengecek laci dan mengobrak-abrik isi laci. Namun ia tidak menemukan diarynya, ia mendumal kesal, karena tidak menemukan benda itu.

"Buku diary gue ko nggak ada? perasaan gue naroh disini," ujarnya

"Lo nyari apa?" tanya Adira yang tiba-tiba muncul. Astra yang berada di samping Adira terkejut, dan ia menoleh ke arah Adira.

"Gue nyari buku diary gue. Tapi bukunya gue lupa taroh dimana, terakhir gue taroh disini!"

"Udah lo cari yang bener?"

"Udah, tapi gak ada," Jawab Astra

"Perasaan kemarin lo taroh ke tas."

"Gak ada ditas......kalo ada ngapain gue nyari Adira!!!.......Bentar gue inget-inget dulu," Jawab Astra dengan berpikir sejenak."

"Lo ngapain muter-muter Astra?" Tanya Danen yang baru muncul, sambil terus melihat Astra yang masih memutari setiap tempat duduk untuk mengecek semua laci berharap diarnya ada di salah satu laci dikelasnya.

"Gue tuh lagi cari buku gue, tapi gak ada. Perasaan tuh bukunya gue bawa pulang, tapi sampai rumah bukunya gak gue bawa, kalau ada  pasti tertinggal dikelas ini." Jawab Astra.

"Di taro di tong sampah kali sama Mang Udin," Kata Danen yang hendak duduk di bangku.

"Nggak mungkin mang Udin masuk kelas dan membuang buku ke tong sampah!!! lo gimana si nen!!!" ujarnya sedikit kesal dengan pemikiran Danen.

"Otaknya ditaruh dikaki kali." ujar Adira dengan terbahak-bahak.

"Ngadi-ngadi lo." jawab Danen dengan kesal

"Kalian bukannya bantuin gue yang ada cuma bikin gue kesel." ucap Astra.

"Assalamualaikum." sapa seorang cowo mengucapkan salam dan tersenyum sedikit tipis.

"walaikumsalam." ucap semuanya dengan serempak.

"Ngapain lo kesini?'' tanya Danen to the point dengan wajah yang sinis menatap Rendra. Entah terjadi hal apa pada kedua remaja itu hingga keduanya saling sinis.

"Santai dong gue mau ngembaliin diary Astra." ujarnya menatap Astra dengan tatapan sendu.

Astra yang di tatap oleh Rendra tak bergeming, ia memandang wajah Rendra yang nyaris sempurna. ia ingat kemarin malam dengan balon dan tulisan yang Astra takan pernah lupa. goresan tinta itu membuat seorang Astra adhara semakin mencintai Rendra. akankah Astra akan menjadi kekasih Rendra?

Adira yang melihat sahabat nya tak bergeming menyenggol lengan Astra "Itu buku lo."

"E-eh iya kenapa buku gue ada di lo?" tanyanya dengan curiga.

flashback

ceklek

suara pintu kamar terbuka menampilkan sosok laki-laki dengan tubuh tinggi.

"Astra-astra kebiasaan banget punya ade suka tidur di atas meja gini. emang gak pegel-pegel nih badan?" ucapnya lalu membopong Astra menuju ranjang.

ASTRA ADHARA( ON GOING ) Where stories live. Discover now