#6 rumah baru (dey)

14 2 4
                                    

Hari demi hari telah berlalu. Kasus itu perlahan mulai hilang ditelan bumi. Tidak ada lagi siswa atau guru yang membicarakan tentang kasus itu lagi. Mungkin hal ini terasa biasa saja bagi siswa lain. Namun hal ini adalah sesuatu yang sangat berbeda bagi Nova, Rima, Nafa, Ica, dan juga Indah. Mereka biasa pergi kemana-mana, dan bercanda tawa berenam dengan dey. Namun kini Dey tidak lagi sekolah dan sudah dipinang oleh laki-laki. Tidak ada lagi lelucon dan ketawa kuntilanak yang menjadi ciri khas Dey.

Yang ditunggu-tunggu oleh para murid pun tiba. Suara bunyi bel berkumandang yang menandakan sudah waktunya jam istirahat setelah beberapa jam duduk di bangku kelas yang sangat membosankan. Suasana kantin tampak lebih ramai daripada biasanya oleh kerumunan siswa yang sedang mengantre untuk membeli makanan. Semua meja di kantin telah terisi penuh. Bahkan Nova, Rima, Nafa, Ica, dan juga Indah sampai harus rela duduk lesehan di taman halaman belakang kantin.

"Kalo kek gini gue jadi kangen deh sama Dey". Ujar Indah.

"Gue juga. Kangen banget sama ketawa nya Dey". Ucap Nafa.

"Apa kita datengin ke rumahnya aja ya?" Tanya Ica.

"Emang Lo tau Dey sekarang tinggal dimana, ca?" Tanya Nova.

"Semalem waktu gue chattingan sama dia sih katanya dia bakal nginep di hotel yang kemarin sampe tiga hari baru nanti pindah ke rumah baru katanya". Jawab Ica.

"Tapi Dey ada ngasih alamatnya gak?" Tanya Rima. Ica menggelengkan kepalanya pelan. Mereka sangat sedih kehilangan Dey. Wajar saja, mereka sedari kecil selalu bersama dan tidak pernah terpisahkan. Sekarang seseorang harus pergi dengan cara yang tidak adil. Andai saja pihak sekolah mencari tahu kebenaran dibalik berita hoax itu mungkin Dey tidak akan dikeluarkan dari sekolah.

"Nanti gue tanyain ya". Ujar Ica.

Atensi mereka teralihkan pada seorang laki-laki yang baru saja memasuki area kantin. Hal itu mengundang kehebohan murid-murid karena menyaksikan sosok anak kepala sekolah yang baru saja masuk setelah menghilang secara misterius cukup lama. Seluruh mata terpusat pada sosok laki-laki dengan kulit eksotis, badan tinggi, tegap, dan berotot.

"Eh, liat tuh! Ada cogan masuk". Ujar Nafa.

"Duh, gantengnya". Ujar Indah.

"Eh, itu cowok siapa sih?" Tanya Indah.

"Oh, itu kak Juan, anak yang digosipin ngilang itu loh". Jawab Nafa.

"Oh". Ujar indah.

Tatapan mata Indah tidak terlepas pada laki-laki yang baru saja masuk area kantin itu. Ia seperti seseorang yang sedang jatuh cinta pada pandangan pertama setelah lama menjomblo.

"Kenapa dia?" Tanya Rima.

"Gak tau, sakit kali ya". Tangan Nova menyentuh dahi indah.

"Kek nya gue bakal punya pacar dalam waktu dekat". Ucap indah.

****

Malam itu bener bener terasa canggung banget. Bahkan gue sampe gak bisa tidur semaleman walaupun keadaan lagi capek banget. Gue disini udah tiga hari. Hari ini gue bakal keluar dari hotel dan balik ke rumah baru yang dijanjikan sama mertua gue alias bokapnya kak Tian. Kak Tian lagi sibuk beresin barang-barang nya dia dan gue juga lagi beresin barang-barang yang gue bawa dari rumah.

we got married Where stories live. Discover now