#43 sate (Dey)

7 3 7
                                    

Besoknya gue gak menemukan kak Tian di samping gue. Sebagai gantinya, gue malah mencium aroma makanan yang baru aja dimasak.

Gue keluar kamar, tapi kak Tian gak ada di dapur, adanya cuman nasi sama telor ceplok yang udah jadi. Gue pergi ke kamar gue dan menemukan Nova yang lagi duduk nyender ke tembok dengan kondisi yang masih lemas.

Nova tinggal bersama kami selama beberapa waktu. Kondisinya udah membaik selama beberapa hari ini. Dia udah bisa diajak ngobrol tapi masih belum bisa bangkit dari kasur karena masih terlalu lemas.

"Hai, gimana keadaan Lo?" Tanya gue.

"Gue udah baikan kok. Maaf ya jadi ngerepotin Lo". Ucap Nova.

"Gapapa, yang penting Lo sehat aja dulu". Ucap gue.

"Dey". Panggil Nova.

"Lo sama kak Tian gak dapat teror apa apa kan selama ini?" Tanya Nova.

"Teror? Engga tuh, kenapa emang?" Tanya Nova.

"Gapapa, gue takut kalau Juan juga ngincar kalian, tapi ternyata engga". Nova tampak lega.

"Kondisi di sekolah juga akhir akhir ini lagi gak baik-baik aja, Dey, lagi banyak drama". Ucap Nova.

"Akhir akhir ini sekolah sering didatangi polisi, dan Lo ingat kasus kekerasan yang pernah viral di Twitter?" Tanya Nova. Gue mengangguk singkat. Ya, gue inget banget sama kasus itu. Sampe sekarang pelakunya belum ketahuan.

"Orang yang ada di dalam video itu adalah bapak kepala sekolah dan korbannya adalah kak Juan, orang yang udah fitnah kalian sampe bikin kalian dikeluarkan dari sekolah". Lanjut Nova.

Gue bingung.

"Hah?"

Nova mengangguk singkat.

"Nanti deh gue ceritain lagi kalau gue udah sehat". Ucap Nova.

"Yeee kebiasaan, bikin anak orang penasaran aja lu". Ucap gue. Gue bangkit dari kasur dan mau sarapan di dapur.

"Dey". Panggil Nova.

"Setelah semua ini selesai, gue akan pergi jauh". Ucap Nova.

Entah kenapa kalimat itu bikin gue sedih. Mungkin karena kita udah barengan dari kecil dan selalu bareng terus kemana-mana jadi gue gak siap ditinggal sahabat gue walaupun gue sendiri udah jarang ada waktu buat main sama mereka semenjak nikah.

"Kemana?"

"Pokoknya jauh".

*****

Nova tinggal bersama kami selama beberapa waktu. Kak Jeffry sekarang jadi lebih sering datang ke rumah buat jenguk Nova. Gue sama kak Tian juga jadi semakin sibuk karena orderan gue makin laku di toko Oren. Agak sayang sih sebenernya karena waktu berduaan kami jadi terbatas. Gak enak kalau mesra-mesraan di depan Nova. Tapi Nova lebih banyak menghabiskan waktu di kamar sih. Gue sama kak Tian juga kurang lebih sama. Sekarang, gue lagi nonton film 172 days dari laptop. Gue senyam-senyum sendiri liat chemistry Brian domani sama Yasmine napper. Mereka cocok banget meranin tokohnya.

"Sayang, gantengan mana aku sama Brian domani?" Kak Tian tiba-tiba memunculkan wajahnya di depan gue.

Gue menjeda filmnya dan mengamati dia.

"Kalau gantengan Brian domani gimana?"

"Nanti aku ajak kamu ke dokter mata, siapa tau mata kamu katarak".

Gue tertawa kecil.

"Kalau aku bilang gantengan kakak?"

we got married Where stories live. Discover now