#41 barongsai pink (Dey)

8 3 6
                                    

"H-halo?"

"D-dey, Lo dimana? Tolong, gue butuh bantuan Lo".

Gue mengaktifkan loud speaker karena lagi sibuk urusin orderan sama kak Tian. Beberapa hari yang lalu kak Tian di pecat gara-gara kasus kita ke angkat lagi. Tapi untungnya orderan gue semakin rame jadi kita gak miskin miskin banget.

"Halo? Nova?" Gue duduk di atas kasur bareng kak Tian dan kami saling menatap bingung.

"Gue bener bener butuh bantuan Lo. Lo dimana?"

"Gue di rumah. Lo kenapa?" Gue lumayan panik waktu dengar Nova ngomong dengan suara gemetaran dan ngos-ngosan.

"Gue sama kak Jeffry ke situ". Setelah Nova ngomong gitu telponnya langsung mati.

Gue sama kak Tian saling menatap satu sama lain. Gue panik terjadi sesuatu hal yang buruk sama Nova.

"Kak, kira-kira dia kenapa?" Tanya gue.

Kita berdua sama-sama bingung. Kak Tian narik nafas panjang. Ada sebuah kekhawatiran yang terlihat sangat jelas dari wajah kak Tian. Laki-laki itu mengusap wajahnya gusar.

Gue ngikutin kak Tian yang pergi ambil minum ke dapur.

"Dey".

"Kita bukan dokter".

****

Gue sama kak Tian lagi asyik leyeh-leyeh di kasur sambil nonton film romantis lewat proyektor. Kita istirahat sebentar setelah ngurusin orderan gue.

Nova sama kak Jeffry belum juga datang sampai saat ini. Entah apa yang terjadi dengan mereka. Telepon mereka sama sama gak aktif. Gue nanya ke yang lain juga mereka gak tau keberadaan Nova sama kak Jeffry gimana. Kak Tian manggil sepupunya yang kerja jadi dokter kesini.

Tok tok tok.

Gue sama kak Tian pergi menuju sumber suara. Ketika pintu dibuka di depan pintu menampilkan sesosok laki-laki dengan badan tegap, tinggi semampai, kulit putih serta dengan rambut blonde dan rahang yang tegas. Rakha Delvian namanya, sepupunya kak Tian yang jadi dokter itu.

"Mereka belum sampe?" Tanya Rakha.

"Belum". Jawab kak Tian.

"Ya udah, masuk aja dulu!" Kami bertiga pun masuk ke dalam.

Gak lama kemudian suara ketukan pintu terdengar lagi.

Tok tok tok.

Gue membuka pintu itu dan melihat siapa yang datang.

"Hah? Nova? Lo kenapa?" Ucap gue spontan saat melihat Nova yang di bopong kak Jeffry pake tangan kiri dan tangan kanannya menutupi aliran darah yang menetes keluar dari tubuh Nova. Wajahnya terlihat pucat pasi, rambutnya berantakan, serta pakaiannya yang sudah dipenuhi dengan noda darah. Tubuh kedua sejoli itu penuh dengan luka. Wajah kak Jeffry dipenuhi dengan luka lebam di area pipi nya. Kemeja kotak-kotak yang dikenakannya sudah berlumuran darah tapi tidak ada satu pun darah yang menetes dari tubuh laki-laki itu.

"Ditusuk orang". Jawab kak Jeffry.

"Hah? Ditusuk sama siapa?" Tanya gue panik.

"Juan". Jawab kak Jeffry singkat.

Juan? Yang waktu itu hampir perkosa Indah?

Duh ini besti gue pada kenapa sih? Yang satu hampir diperkaos orang. Yang satu ditusuk orang.

Gue sama kak Jeffry bawa Nova ke kamar gue. Sebagian orderan udah gue pindahin ke ruang tamu. Jadi gak begitu sesak. Gue tau sih ini gak higienis tapi ya mau gimana lagi. Habisnya mereka keadaan begitu malah lari kesini bukan ke rumah sakit. Mana gue sama kak Tian juga bukan dokter atau perawat. Emang agak Laen sih.

Sementara Nova lagi ditangani sama Rakha di dalam, kak Tian lagi obatin kak Jeffry pake beberapa obat-obatan yang dibawa sama Rakha di tas medis nya.

"Sayang, tolong ambilin baju aku dong buat Jeffry!" Ucap kak Tian.

"Baju yang mana kak?" Tanya gue.

"Yang gambar barongsai aja, itu kan gede, sesuai sama badannya". Ucap kak Tian.

Gue ambil aja tuh baju gambar barongsai sesuai sama perintahnya kak Tian. Pas gue ambil di lemari emang sih ukuran bajunya gede. Pas lah buat dipake sama kak Jeffry. Dan keren juga. Ada gambar barongsai naga nya gitu.

Tapi masa...

Bajunya warna pink sih?

Serius kak Tian pake baju beginian?

Kok gue gak pernah liat?

Aneh banget.

"Yang ini kak?" Tanya gue. Agak aneh sih masa iya cowok pake baju warna pink? Kalau dibilang ada ya ada sih tapi masa orang se cool kak Tian pake baju warna pink? Biasanya kan kak Tian pake baju warna putih polos kalau gak hitam atau coklat.

Kak Tian mengangguk kecil. Gue kasih baju itu dan menatap mereka dengan tatapan aneh. Mereka saling melirik satu sama lain. Mereka juga malah pada nyengir sambil garuk-garuk kepala. Kayaknya ada rahasia dibalik baju barongsai warna pink itu.

we got married Where stories live. Discover now