#17 ngambek? (Tian)

6 3 4
                                    

Ini hari pertama gue kerja di tempat bimbel yang jaraknya hanya lima meter dari rumah. Gue mengajar di jam satu siang sampai jam tiga sore. Di hari pertama ngajar tentunya harus terlihat semangat. Gue kebagian ngajak anak-anak SMA yang mau masuk kuliah tahun ini. Meskipun gue gak akan merasakan masuk kuliah tapi setidaknya gue inget tips and trik yang pernah diajarin sama guru waktu gue masih sekolah.

Bimbel tempat gue ngajar ini bisa dibilang cukup elit. Bangunannya tampak mirip seperti sekolah. Memiliki tiga tingkat yang sesuai dengan kelasnya masing-masing. Di lantai satu adalah ruang kelas khusus SD. Dilantai dua ruang kelas khusus SMP. Dan di lantai tiga ruang kelas khusus anak SMK dan SMA. Dan terdapat beberapa ruangan khusus di setiap lantai yang digunakan untuk anak-anak yang mau ujian kelulusan atau ujian masuk perguruan tinggi.

Yuda membawa gue ke satu ruang kelas yang isinya anak-anak SMA yang masih pake seragam. Gue berjalan di belakang pria dengan rambut gondrong itu. Kemudian kami memasuki area kelas. Anak-anak di dalam kelas itu kebanyakan perempuan.

Dari luar kelas terdengar suara heboh anak-anak yang sedang bergosip. Waktu gue masuk ke dalam kelas suasana heboh itu berubah menjadi hening seketika. Anak-anak yang tadinya duduk di atas meja pun kini turun ke kursi.

"Anak-anak, perkenalkan guru baru kita, namanya pak Tian. Beliau yang akan menjadi guru les matematika kalian mulai hari ini". Ucap laki-laki itu.

"Saya permisi keluar dulu, ya, pak". Ucap Yuda.

Gue memperkenalkan diri gue sebisa mungkin.

"Perkenalkan, nama saya Tian, saya adalah guru matematika kalian yang baru". Ucap gue.

Hening.

"Bagaimana kabar kalian hari ini?" Tanya gue.

Masih hening.

"Kok pada diem?" Tanya gue lagi.

"Bapak ganteng banget ". Ucap salah seorang siswi yang duduk di bangku depan dengan rambut pendek yang terurai sampai tengkuknya.

"Bapak udah punya pacar?" Tanya siswi yang duduk di sebelahnya.

"Bapak umur berapa?" Tanya seorang siswi yang duduk di bangku paling pojok di sebelah kiri.

"Saya masih seumuran dengan kalian, dan saya sudah menikah". Pertanyaan pertanyaan itu gue jawab dengan satu kali jawaban. Hampir semua siswi di dalam kelas itu merenung dengar jawaban gue.

"Karena saya masih seumuran dengan kalian jadi kita buat kesepakatan. Di dalam kelas kalian panggil saya pak tapi kalau bertemu di luar kelas kalian boleh panggil saya kakak". Ucap gue.

"Gimana?" Tanya gue.

"Deal?" Tanya gue sekali lagi.

"Deal". Ucap para siswi dengan kompak.

Hari itu gue memulai pelajaran dengan membahas rumus phytagoras. Gue gak cuman menjelaskan tapi juga memberikan mereka beberapa latihan soal. Dan membantu mereka juga dalam mengerjakan pr di sekolah.

Gak terasa dua jam telah berlalu. Jam pelajaran gue berakhir sampai disini.

"Okeee cukup sekian untun hari ini. Sampai jumpa lagi hari kamis". Ucap gue sembari merapikan buku yang tertata di meja guru. Masing-masing dari mereka juga mulai meninggalkan kelas.

Salah seorang siswi menghampiri gue.

"Pak, boleh gak kalau Gita jadi istri kedua bapak?" Tanya seorang siswi bernama Gita itu.

"Kamu belajar dulu yang rajin, terus masuk kuliah, udah gitu cari duit yang banyak sampe sukses dan bisa bikin bangga orang tua kamu. Dan kalau kamu sukses orang yang deketin kamu juga bukan orang sembarangan! Kamu harus dapetin orang yang lebih baik dari saya". Jawab gue.

we got married Where stories live. Discover now