#15 Nova POV

12 1 4
                                    

Malam itu gue sama temen-temen gue baru aja pulang dari rumahnya Dey. Di persimpangan jalan kita berpisah walaupun rumah kita searah. Gue harus pergi ke toko buku buat beli buku novel yang lagi promo.

Di pertengahan jalan gue ngelewatin sebuah kafe yang lagi ramai pengunjung. Disana banyak anak-anak kelas dua belas SMA Neosantara yang lagi pada nongkrong sampe malam. Bahkan banyak juga yang pada mabok di kafe itu. Disitu ada kak Jeffry sama beberapa kakak kelas lain yang gak gue kenal namanya.

Tanpa menoleh gue pergi ke toko buku yang gak jauh dari situ. Kondisi di toko buku sangat ramai karena memang lagi ada promo seratus ribu dapat lima. Bahkan bayar nya pun sampe ngantri panjang.

Gue pilih-pilih buku novel yang gue mau sambil nunggu antrian agak kosong soalnya gue malas kalau harus ngantri panjang. Disitu bukan cuman gue aja tapi banyak juga cewek-cewek SMA Neosantara lain yang berburu harga promo juga. Mumpung lagi promo gede-gedean gue beli sepuluh buku. Jadi jumlahnya kalo di itung-itung dapat 200 ribu.

Setelah antrian kosong baru deh gue ngantri buat bayar. Mbak mbak kasir dengan telaten meng scan barang yang dibeli para customer. Giliran gue bayar telah tiba.

"Totalnya jadi 200 ribu mbak". Ucap mbak mbak kasir.

"Scan QR bisa gak mbak?" Tanya gue. Kalo duit cash gue gak ada nyampe dua ratus ribu tapi gue punya saldo e-money lebih dari 200 ribu kalau gak salah.

"Scan disini ya mbak". Ucap mbak mbak kasir sambil nunjuk QR code yang dipajang di depan gue.

"Udah ya mbak". Ucap gue.

"Okeee".

Setelah bayar di kasir tadinya gue mau langsung pulang ke rumah. Tapi gue mengurungkan niat dan malah pergi ke kafe tadi karena laper banget ni perut. Disana masih ada kak Jeffry dan temen-temen nya yang lain. Tadinya gue mau nyapa tapi gak jadi karena takut disangka sok kenal. Akhirnya gue ambil posisi duduk dekat mereka. By the way mereka duduk di dekat area panggung live music.

"Mbak". Panggil gue begitu duduk di kafe.

"Mau pesen apa mbak?" Tanya seorang pelayan yang samperin gue.

"Mi soto, roti bakar sama es teh manis satu". Ucap gue. By the way ini bukan pertama kalinya gue ke kafe ini. Gue udah sering ke kafe ini sama besti-besti gue kalau lagi weekend.

"Tumben banget sendirian mbak. Temen-temen nya pada kemana?" Tanya mbak mbak pelayan yang udah sering banget ngeliat kita berseliweran di kafe ini.

"Udah pada balik mbak". Jawab gue.

Sambil nunggu pesanan gue datang gue pergi ke toilet sebentar karena perut gue mules. Di toilet lumayan kosong jadi gak ngantri lama. Begitu keluar dari toilet gue mendapati seseorang masuk ke sebuah ruangan yang terlihat gelap dari luar. Gue dengan rasa penasaran mengikuti laki-laki itu.

Di ruangan itu gue gak hanya ada cowok yang gue liat tadi. Tapi disana ada dua orang yang gak bisa gue liat wajahnya dengan jelas. Yang jelas cowok satunya lagi adalah seorang pria paruh baya dan cowok yang gue liat tadi adalah seorang anak SMA karena dia lagi pake seragam SMA. Dan ada juga lima orang laki-laki berbadan tinggi dan kekar. Wajahnya terlihat sangar dengan ekspresi seolah siap untuk menerkam.

"Kenapa bisa berita itu viral?" Ucap seorang pria paruh baya itu dengan nada marah.

Gue yang kepo pun merekam hal itu dengan kamera handphone. Niatnya cuman mau zoom wajah mereka. Gak lama kemudian gue melihat pria paruh baya itu memukul kepala pria di depannya dengan sebuah tongkat kayu. Bukan hanya itu, tapi laki-laki itu juga sempat dihajar oleh beberapa anak buahnya sampe tubuhnya terkulai lemas. Laki-laki itu mencoba untuk berdiri dan melawan tapi lagi-lagi ia di hajar oleh orang-orang itu sampai tidak sadarkan diri.

Dor.

"Astaga bikin kaget aja Lo, kak". Ucap gue begitu mendapati kak Jeffry yang entah sejak kapan udah berdiri di belakang gue.

"Lagi liatin apaan sih?" Tanya kak Jeffry.

"Liat itu!"

Kak Jeffry mengambil alih handphone gue yang gue pake buat merekam. Jari kak Jeffry men zoom wajah mereka agar terlihat lebih jelas di kamera. Gue sama kak Jeffry tercengang begitu tau siapa mereka.

"Itu kan kepala sekolah sama..." Ucap gue terpotong.

"Juan". Ucap kak Jeffry.

"Kak Juan?" Tanya gue. Kak Jeffry mengangguk pelan.

Ada masalah apa diantara kepala sekolah sama kak Juan? Kenapa kak Juan di siksa sama kepala sekolah?

"Kira-kira ada apa ya mereka?" Tanya gue.

"Gak tau. Tapi daripada kita ketauan mending sekarang kita kabur sebelum mereka ngeliat kita". Ucap kak Jeffry kemudian mematikan kamera. Lalu kita kabur sebelum ada yang melihat kita disini.

Gue sama kak Jeffry balik lagi ke tempat duduk kita. Tapi sekarang kita gak misah bangku. Kak Jeffry duduk di depan gue sambil ngeliatin gue yang lagi makan mi soto.

"Lo tadi kenapa bisa ada disitu?" Tanya kak Jeffry.

"Gue tadinya mau ke toilet terus pas keluar gue liat ada orang masuk ke ruangan itu". Jawab gue.

"Apa perlu kita posting video itu di Twitter, kak?" Tanya gue.

"Jangan dulu! Kita gak boleh gegabah, kita posting video itu di Twitter kalau waktunya udah tepat, untuk sekarang cukup kita berdua aja yang tau". Jawab kak Jeffry.

"Tapi temen-temen gue boleh tau kan kak?" Tanya gue. Kak Jeffry menggelengkan kepalanya pelan.

"Jangan! Mereka juga jangan dulu Lo kasih tau, termasuk Dey". Lanjut kak Jeffry.

"Kenapa kak?" Tanya gue.

"Lo inget kan sama kasusnya Dey dan Tian yang bikin mereka dikeluarkan dari sekolah?" Tanya kak Jeffry. Gue mengangguk. Kasus itu memang sempat viral di sekolah dan bahkan sampe mereka udah keluar pun masih banyak orang yang ngomongin itu di sekolah.

"Gue curiga ada keterlibatan kepala sekolah di balik kasus itu. Sekarang gue lagi cari tau sekaligus ngumpulin semua bukti kuat buat membuktikan ke semua orang kalau mereka gak bersalah". Ucap kak Jeffry.

"Okeee sekarang gue paham. Tapi kenapa kepala sekolah?" Tanya gue kepo.

"Lo curiga ada yang aneh gak soal hilangnya Juan selama empat bulan?" Tanya kak Jeffry.

"Iya kak". Jawab gue.

"Gue rasa ini semua ada hubungannya". Ucap kak Jeffry. Gue sampe sekarang masih belum bisa ngerti apa hubungannya antara kepala sekolah sama kejadian yang pernah viral di sekolah. Apa jangan jangan ada satu rahasia yang kita semua gak tau?

we got married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang