Awal ceritanya ...

11 1 0
                                    

"Kamu naksir ya sama aku?" Tanya Didi bercanda setelah beberapa Minggu berkenalan.

"Ya enggaklah! Kamu mungkin yang naksir aku iya kan?" Kataku juga dengan bercanda.

"Kalau iya kenapa? Oh! Ya mau nggak jadi pacar aku nggak?"

"Ngomong langsung dong! Jangan cuma lewat chat aja!" Aku tau Didi hanya bercanda dan aku juga tidak punya rasa dan harapan yang lebih dari seorang teman biasa.

"Ok! Angkat video call ku ya," ujarnya.
Tak berapa kemudian dia benar-benar membuktikan ucapannya dengan melakukan VC dua kali namun dua kali juga tak kuangkat teleponnya karena aku merasa malu.

"Angkat dong VC nya," Katanya melalui pesan singkat.

Itulah awal kedekatan kami, aku dan Didi yang tak pernah tahu kapan kami jadian katanya teman tapi sedih banget ketika dia bilang akan pergi, kebersamaan kami harus berakhir.

Sedih karena kehilangannya coba kuhapus dengan menyibukkan diriku dengan pekerjaan di kantor, di rumah juga jadi tambah rajin beresin rumah, jadi suka traveling dan satu lagi jadi hobby menulis tentang sebuah cerita ...

Bagaikan suara denting gitar yang mengiringi lagu sendu saat rasa rindu itu hadir ... kubiarkan rindu itu berkunjung mungkin ia ingin sekedar melihat keadaan hatiku yang pernah kau patahkan. Sembunyikan luka dan kupastikan akan sembuh dengan sendirinya.

Seseorang itu adalah kamu ...

Aku masih ingat bagaimana kau dengan angkuhnya tinggalkan semua cerita kita.

Dulu ... Kau hadir saat aku jatuh dan terluka, awalnya kupikir kau yang akan menyembuhkannya namun aku salah kau gores luka. Baru di atas luka lama yang mulai mengering.
Kau nyalakan lentera cinta yang kupikir sudah padam selamanya. Berulang kali aku mengingkari getaran-getaran cinta dan rindu yang kau kirimkan melalui indahnya senyum dan tatapan matamu. Aku tahu kau cinta, kau juga rindu padaku namun kau coba mengingkarinya karena kita sama sama tau cinta ini datang diwaktu yang tidak tepat.

Aku rasa kau pantas mendapatkan cinta dari seseorang yang lebih baik dariku, namun kau salah paham padaku. Kau salahkan aku yang tak bisa bersamamu namun selalu ingin kau temani bercerita. Yah! Sekedar kau temani bercerita melalui pesan yang saling kita kirimkan melalui angin malam dan rintik hujan, aku sudah merasa senang mendengar candamu namun ... aku akhirnya terluka saat kau putuskan pergi dan tinggalkan cerita kita. Aku menangis dan terluka karenanya ...Walau ini sudah kuduga pasti akan terjadi. Sebetulnya aku sudah mempersiapkan hatiku untuk kuat jika perpisahan akhirnya terjadi namun tetap saja aku terluka.

"Gimana Mel, cerita yang ku tulis buat kamu sudah sesuai belum sama keinginanmu?" Aku bertanya pada Melly yang beberapa hari yang lalu minta dibuatkan cerita pendek yang mirip dengan kisah yang dialaminya saat ini. Katanya dia baru putus cinta dan saat ini sedang galau.

"Sudah mirip sih, tapi kamu nggak buat nama asli aku sama dia Khan?" Melly balik bertanya sambil berdiri dari tempat duduknya

"Tenang aja dia nggak bakal tau ini cerpen dari kamu.' jawabku sambil tersenyum.

"Oh!Ya kalau boleh tau kenapa kamu pisah dari Andri? Kamu bilang dia cute dan perhatian sama kamu." Aku bertanya lagi pada Melly biar aku bisa melanjutkan menulis cerpen tentang kisahnya.

" Alasannya sepele karena dia bilang aku lebay cuma karena aku panggil dia sayang. Coba bayangkan! Dia putuskan aku cuma karena aku panggil dia dengan sebutan sayang ... " kata Melly dengan mimik wajah yang seolah kesal dan tak percaya alasan yang menjadi penyebab putusnya hubungan mereka.

Aku diam dan seolah tak percaya dengan alasannya kemudian Melly bicara lagi ...

"yah! Suatu kali dia berkata padaku "Terima kasih Mel" saat ku komentari foto cute nya di update statusnya dan saat kubilang padanya "Terima kasih kembali sayang ... lalu apa jawabnya " Jangan lebay dan berlebihan Mel. Ingat sama kekasih kamu." Melly seolah tak percaya kalau Andri sudah tahu kalau dirinya sebetulnya sudah mempunyai pacar. Pasti dia lihat dari postingan fotonya tempo hari.

INDAH Where stories live. Discover now