Rasa Pedas Bikin Ceria

13 1 0
                                    

"Di, Kamu lagi dimana? Makan bakso yuk?" Ajakku pada Didi via telepon saat menjelang istirahat kerja.

"Aku nggak bisa lagi ada kerjaan." Nanti kutelepon balik ya." jawab Didi singkat. Susah sekali diajak janjian selalu ada saja alasannya, inilah! Itulah! Sibuk kerja lah! Ada acara sama temen lah! Kurang enak badan lah! dst nya, dst nya ....

"Kenapa sih, dia selalu tidak ada waktu untuk aku. Begini rasanya menjalani hubungan cinta abu-abu. Dibilang hitam nggak! Putih juga enggak! Nggak jelas warnanya, Abu-abu! Baru kali ini aku punya pacar status nggak jelas. Cinta memang bikin bingung, kukejar dia lari! Aku lari, dia balik mengejar aku! Cinta abu-abu ini juga yang buat aku pura-pura acuh dan tak mengenalnya padahal hatiku berkata "Miss U!"

"Sudahlah! Tak usah kupermasalahkan hubungan dengan status abu-abu level "Jalani aja" ini. Bukankah aku akan lebih nyaman bila pergi bersama teman lain karena Didi tidak akan bisa cemburu dan marah kalau aku jalan dengan yang lain tapi itu berarti dia juga bisa bersama yang lain dan aku juga tidak bisa cemburu. Dasar status abu-abu nggak jelas dan bikin aku kesal!

"Dit! Ayo dong! Ajak kita makan? Masak ulang tahun nggak traktir kita," ujar Siska dan temanku pada kompak.

"Ayo! Kita ke warung bakso langganan kita!" Ajakku biar hilang rasa kesalku.

Malam Minggu ...

"Entah apa kerjaanku malam Minggu seperti ini ... Nonton TV nggak ada sinetron yang kusuka. Dengerin musik seperti biasa? Perasaan sudah habis kuputar semua lagu kesukaanku." Bisikku dalam hati sambil menyisir rambut di depan cermin biar rapi, sesekali mengecek pesan masuk di HP ku seakan sebentar lagi ada janji mau jalan keluar. Kulihat jam dinding sudah jam delapan malam dan belum juga ada sinyal dia mau mengajakku keluar walaupun untuk sekedar makan malam. Padahal aku sengaja nggak masak makan malam. Jam setengah sembilan ... Perutku sudah menjerit minta diisi.

Dia nggak ngerti perasaan atau memang nggak punya perasaan. Dengan wajah cemberut aku membuka lemari baju dan mengambil baju kaos berwarna abu-abu dengan celana jeans warna senada biar semua orang tahu bahwa rasaku juga abu-abu sekarang, tak lupa bedak dan lipstik biar tidak ada yang tahu kalau tadi sore aku nggak mandi. Akhirnya aku pergi keluar juga bukan untuk janjian sama seseorang tapi janjian sama warung makan daripada aku kelaparan.

"Hai! Abu-abu ... mau kemana? Sendirian aja nih! Boleh Abang temenin nggak?" Sekelompok anak muda yang sedang duduk berkumpul di pinggir jalan sambil main gitar dan merokok menyapaku, aku tetap berjalan dengan santai sambil tersenyum kecil kearah mereka walau pun sebenarnya aku takut! Takut mereka naksir terus ngikutin aku terus minta traktir makan bareng, terus nembak aku terus ...

Warung Makan Bintang Lima

Aku masuk ke sebuah warung makan untuk mencari menu favoritku nasi goreng spesial seafood pedas yang katanya enak banget apalagi kalau sedang galau merana seperti diriku ini bisa jadi pelampiasan rasa galau nih. Akh! Aku nggak percaya! Mana mungkin ...

Pandanganku berkeliling mencari meja kosong dan nyaman dan kupilih tempat duduk di pojok biar nyaman karena hanya diriku yang datang sendirian tanpa teman. Jomblo emang gini! Terserah orang mau bilang apa, kenyataan aku memang lagi sendirian.

"Dek! Saya pesan nasi goreng spesial pedas level dua dan es teh dingin ya!" kataku saat karyawan rumah makan ini mencatat pesananku. Biar nggak bosan duduk menunggu pesananku datang seperti biasa aku membuka Handphone buat ngecek pesan singkat yang masuk. Ada pesan masuk dari Didi tumben dia chat. Aku buka isi chatnya ...

"Malam ini aku nggak bisa pergi keluar karena ada acara sama teman-teman sekantor." Rupanya jawaban chat yang kukirimkan padanya tadi jam lima sore baru dia balas jam sembilan malam lewat! Sudah basi infonya! Aku malas balas chatnya hanya kubaca saja ...

Seorang pengunjung yang membawa piring makanannya bertanya padaku untuk duduk di kursi kosong satu meja denganku. Aku mengangguk tanpa bicara karena aku sedang menikmati nasi gorengku yang ternyata sangat pedas! Aku sibuk mengambil tisu dan menyeka peluh di keningku sesekali aku menyeruput teh dingin di tangan kiriku untuk meredakan sensasi pedasnya! Laki-laki di depanku hanya melihat ke arahku sambil menahan senyumannya! Aku terus berjuang melawan rasa pedas dan rasa pedasnya bertambah saat aku melihat Didi masuk ke warung ini! Tahu saja dia aku ada di sini pakai radar hati kali ya. Aku serba salah gimana kalau dia salah paham melihat aku sedang duduk makan malam satu meja dan hanya berdua dengan orang yang tiba-tiba muncul di depanku. Lain yang ditunggu lain yang muncul. Didi melihatku dan berjalan kearahku ...

"Pantas nggak balas chatku ... sedang sibuk rupanya." kata Didi bernada ketus menatap dengan wajahnya yang cemberut ke arahku mungkinkah dia cemburu?

Nampaknya Didi kesal banget lihat aku lagi makan satu meja dengan orang lain. Dia membaca daftar menu dan meletakkannya kembali.

"Mau coba nasi goreng seperti ini nggak? Aku pesenin pasti kamu suka!" Bujukku mencoba merayunya agar bad moodnya hilang. Duh! Ini nasi goreng level berapa sih? Perasaan tadi cuma minta level 2 tapi rasanya seperti level 5! Aku menyeka wajahku yang memerah menahan pedas.

Nasi goreng sea food pedas level 5 dan es teh 1 porsi

Itu adalah pesanan yang ku tulis untuk Didi. Tak berselang lama pesanan untuknya sudah datang. Sekarang di meja hanya ada kami berdua karena laki - laki yang makan di depanku tadi sudah selesai dan beranjak pergi.

"Beneran enak nih? Tanya Didi seolah malas menyentuh piringnya.

"Beneran enak!" Aku tersenyum meyakinkannya dengan memberikan jempol tanganku.

Didi mulai menyendok nasi goreng di hadapannya dan memakannya .... Aku berhenti makan dan terdiam menunggu reaksinya ... Pasti Didi akan berteriak menahan pedas terus bertanya level berapa pedasnya nasi goreng yang kupesan tadi ...
Aneh! Didi terlihat mengunyah dan begitu menikmati nasi gorengnya. Dia tidak kelihatan terganggu dengan rasa pedasnya! Aku penasaran! Didi memberi aba-aba untuk mencobanya. Satu sendok nasi ku suap perlahan dengan ragu karena aku yakin betul yang kupesan tadi 100 persen level 5 ...

"Gimana rasanya? Enak? Ha ha ha ...!" Didi bertanya sambil tertawa dan buru - buru menyeruput es teh di depannya karena tak sanggup menahan pedasnya! Diikuti olehku yang juga langsung menyeruput gelas es teh sampai tak bersisa!

Didi tertawa melihat wajahku yang memerah dengan mata berkedip menahan pedas sambil mengelap keringat di dahiku! Ternyata emang bener pedas bikin semangat dan ceria!











INDAH Where stories live. Discover now