02 Pemburu Dewa

31 23 0
                                    

Di luar Kastil Putih, seorang pria paruh baya dan mengenakan perlengkapan ksatria nampak menunggu seseorang.

Dia diberitahu tentang dua prajurit baru, dimana satunya memiliki potensi yang lebih besar dari muridnya dulu, Midnight.

Lalu kedua orang yang ditunggu muncul. Pertama adalah gadis berambut pirang dengan mengenakan pakaian ksatria serta dua pedang. Satunya adalah gadis berambut hijau dengan penutup mata di sebelah matanya dan sebuah katana.

Ksatria yang sudah cukup tua itu sedikit keheranan melihat keduanya, bukan karena tidak tahu mana yang memiliki potensi besar, dia bahkan langsung mengetahuinya hanya dengan sekali lihat, tapi karena sosok yang memiliki potensi itu tidak menggunakan zirah atau pelindung, sedangkan gadis yang dianggap tidak pantas menjadi ksatria malah menggunakan perlengkapan lengkap, terlebih dua pedang.

"Maaf. Apa anda Tuan Gavern?" tanya si gadis pirang.

"Ya. Apa kalian dua prajurit baru yang dimaksud Raja Merlin?" balasnya bertanya.

"Ya! Namaku Titania Afilha Sol, Ksatria Bunga," gadis pirang memperkenalkan diri sembari menyebutkan kelasnya. "Dan ini adalah sahabatku, Tsukino Miranda, God Hunter."

"Pemburu Dewa? Apa yang kau lakukan hingga mendapatkan kelas mengancam seperti itu?"

"Jika Titania Kaichou ingin aku membunuh Dewa, maka aku akan membunuhnya." Miranda menjawab dengan serius.

"Tenang saja! Mira-chan memang suka menggunakan kata-kata yang mengerikan, tapi sebenarnya dia gadis yang sangat baik. Aku sudah berteman dengannya semenjak kecil, jadi aku bisa pastikan itu."

Dia gadis yang baik kepadamu, bukan kepada orang lain, pikir Gavern. Tapi dalam pertemuan singkat itu, dia sudah cukup yakin bahwa Miranda memang memiliki kemampuan yang hebat, juga menakutkan. Dan untungnya, dia hanya diminta untuk mengawasinya, bukan mengaturnya.

"Tugas yang diberikan Raja Merlin kepadaku adalah membawa kalian ke wilayah Putri Salju dan bergabung dengan kelompok Unicorn. Lalu yang kedua adalah melatih sang Ksatria Bunga yang belum berpengalaman."

"Hehe, maaf sudah merepotkan." Titania merasa agak malu.

"Tidak masalah. Itu memang sudah menjadi tugasku saat ini. Kalau begitu cepat naik ke kereta agar kita bisa segera pergi."

"Baik!"

Di perjalanan, Titania nampak antusias sedangkan Miranda tetap tenang.

"Pak tua, jelaskan pada kami musuh yang harus kami hadapi." Miranda bertanya.

"Whitegard dikepung oleh 3 kerajaan lain, di selatan ada Elfgard, kerajaan yang bersekutu dengan Whitegard. Di utara yang kita datangi ada tanah bersalju, Wulfgard. Dan di barat ada Helgard, kekaisaran baru yang menjadi ancaman bagi seluruh kerajaan."

"Jadi kami dikirim untuk melawan Wulfgard, bukan Helgard?" Miranda bertanya lagi.

"Ya. Pasukan elit Pegasus sudah dikerahkan untuk menghadang Helgard. Sedangkan prajurit baru dan belum berpengalaman akan dibawa ke Wulfgard dan bergabung dengan unit Unicorn yang biasanya berisikan pemula. Tapi aku yakin kebanyakan kerajaan melakukan cara yang sama. Kekuatan utama mereka menghadang Helgard yang agresif, sedangkan sisanya menjaga kerajaan lain."

Miranda nampak menanggapi informasi itu dengan tenang. Sedangkan Titania sudah tertidur entah sejak kapan.

Setelah beberapa waktu, mereka akhirnya sampai di kamp militer yang ada di Putri Salju saat hari menjelang sore. Kamp itu terbagi menjadi dua bagian, di sisi utara yang berhadapan langsung dengan Wulfgard adalah kamp-nya para laki-laki. Sedangkan di sisi selatan merupakan kamp perempuan.

Titania - Legenda Putri Matahari (END)Where stories live. Discover now