XX Epilogue

24 8 0
                                    

Sebulan telah berlalu semenjak kejadian di Kastil Camelot. Kegelapan jahat telah lenyap sepenuhnya, walau pohon yang menyatu dengan Camelot tidak ikut lenyap. Pohon itu kembali ke warna normalnya.

Diperlukan tenaga banyak orang untuk memisahkan pohon dari kastil. Terlebih karena pohon itu berasal dari Yggdrasil, daya tahannya cukup tinggi. Untungnya ada beberapa individu yang memiliki kekuatan spesial untuk menembus pertahanan pohon itu.

Kayu yang terkumpul kemudian digunakan untuk membuat kapal yang diinginkan Titania. Sempat terjadi sedikit keributan karena setiap kerajaan ingin membuat sendiri kapal yang akan dibawa Titania dan kelompoknya untuk mengarungi lautan itu.

Tapi Titania berhasil meyakinkan mereka untuk membagi tugas dan mementingkan kerjasama.

Wulfgard bertanggung jawab membuat tubuh kapal itu sendiri. Mereka sudah terbiasa dengan pekerjaan berat, jadi melakukan tugas terberat itu bukanlah masalah bagi mereka.

Laertes sempat ingin mewarnai kapal menjadi putih. Tapi Fransisca memarahinya.

Midgard bertanggung jawab membuat banyak ornamen, termasuk patung Dewi Matahari yang diletakkan di depan kapal, layar kapal, dan banyak lainnya. Mereka juga kadang terlihat membantu Wulfgard.

Awalnya mereka ingin membuat patung Titania, tapi gadis pirang itu memarahi mereka sehingga diganti menjadi Dewi Matahari.

Elfgard bertanggung jawab dalam dekorasi. Pemimpin para Elf, Dagda, menggambar sendiri lambang yang akan digunakan Titania dan kelompoknya.

Sebuah matahari dengan sepasang sayap emas. Gambarnya yang berseni tinggi itu sama sekali tidak ditolak oleh siapapun.

Titania juga mendapat banyak hadiah dari Asgard. Walau Caliban menolak untuk menemui mereka secara langsung, dia masih cukup peduli untuk mengirimkan banyak pakaian bagus juga perhiasan.

Sayangnya mereka tidak mendapatkan bantuan dari Whitegard. Walaupun kerajaan itu yang paling dekat dengan Titania, dan dia juga memiliki banyak teman di sana. Midnight yang kini menjadi Raja Whitegard melarang orang-orangnya untuk membantu Titania. Dia juga melarang Titania, Miranda, dan Fransisca untuk memasuki wilayah Whitegard.

Hal itu karena apa yang terjadi dengan Merlin, Raja Whitegard sebelumnya yang ternyata adalah salah satu gagak yang dikirim Yggdrasil untuk menuntun manusia menuju Valhalla lewat Putra Matahari.

Dia bergabung dengan saudaranya, Morgan sang Hitam, dan berusaha untuk membunuh Titania. Agar Dewa Kegelapan bisa merasuki tubuh Quin dan memulai rencana Helheim.

Setelah Titania melenyapkan Dewa Kegelapan dalam tubuh Quin, mereka kemudian menemukan gagak hitam dan gagak putih di dalam kastil yang sudah mati.

Mereka menjelaskan semuanya pada Midnight, tapi ksatria itu tidak bisa menerimanya.

Di depan Titania dia berkata, Harusnya aku memasukkanmu ke Dungeon hari itu. Dan pergi mengurung diri di Kastil Putih.

Sebulan telah berlalu dan kapal telah selesai dibangun. Orang-orang dari setiap kerajaan datang untuk melihat hari itu. Hari dimana Titania akan meninggalkan tempat itu dan pergi berlayar untuk menemukan teman-temannya yang lain.

"B-Besar sekali!" ucap Titania saat melihat kapal-nya yang telah selesai dibangun. "Apa benar-benar perlu sebesar ini untuk empat orang?"

"Titania. Apa kau lupa jika kita memerlukan kapal ini untuk mencari teman-temanmu?" tanya Fransisca.

"Ah! Soalnya nanti jumlahnya akan bertambah ya? Hehe."

Thor mendekat untuk memberi salam perpisahan kepada teman-temannya.

Titania - Legenda Putri Matahari (END)Where stories live. Discover now