14 Putri Matahari

10 9 0
                                    

Di dalam Kastil Camelot. Di dalam ruang tahta yang berada di lantai atas. Dua sosok penting bagi kedua pasukan yang saat ini berperang sedang bertarung.

Titania yang bertarung demi teman-temannya, dan Voltigern yang ingin menguasai semuanya demi dirinya sendiri.

Voltigern terus menyerang Titania dengan pedang hitamnya, dan gadis itu hanya bisa bertahan.

"Ada apa ini!? Orang yang dipercaya untuk mengalahkanku selemah ini!? Apa kalian mengejekku!?"

Dalam pandangan Voltigern yang keahlian pedangnya hanya nomor dua setelah Lancelot, Titania memanglah lemah. Walaupun gadis itu sebenarnya berada di tingkat yang sama dengan prajurit elit Pegasus.

Titania sadar jika dia tidak bisa bertahan terus. Jadi.

Dia memanggil petir emas, dan menembakkannya ke arah Voltigern.

Voltigern menahan petir emas itu di pedang hitamnya. Dia lalu sadar jika petir itu cukup berbahaya jika sampai mengenainya.

Listrik hitam muncul dan menyelimuti seluruh tubuh juga pedang Voltigern. Seketika dia menjadi lebih kuat, dan lebih marah. Dia lalu melemparkan petir emas Titania ke arah lain.

"Haha, kutarik ucapanku tadi. Hanya sedikit yang mampu membuatku mengeluarkan 50% kemampuanku. Jadi kau punya senjata rahasia, gadis bunga."

Voltigern melesat ke arah Titania. Dia juga menjadi lebih cepat. Pria itu menyerang gadis itu dengan tebasan dari atas.

Tapi Titania berhasil menahannya. Atau lebih tepatnya, pedang Voltigern seperti terhalang sesuatu untuk bersentuhan dengan pedang Titania.

Hm? Sekarang apa?, pikir Voltigern yang melihat kedua senjata mereka tidak bersentuhan. Aku tidak bisa mendorong pedangku? Seperti ada sesuatu di antara kedua pedang. Apa dia juga mampu membuat pelindung tak terlihat? Tapi itu tidak mungkin! Petir hitamku dapat menghancurkan pertahanan apapun!

Walau memiliki kekuatan yang lebih lemah, Titania dengan sekuat tenaga berusaha mendorong Voltigern. Pria itu lalu melompat mundur saat tahu jika gadis itu mengalahkannya dalam adu kekuatan.

Wajah Voltigern menunjukkan kekesalan. Dia tahu jika Titania lebih lemah darinya, tapi entah kenapa gadis itu berhasil menahannya sejauh ini. Bahkan setelah dia juga menggunakan setengah kemampuannya.

"Gadis bunga," sebut Voltigern. "Kekuatan apa yang sebenarnya kau miliki guna mengalahkanku?"

"Tekad," jawab Titania. "Aku memang tidak sekuat Miranda dan Fransisca-sensei. Tapi aku tidak akan kalah dalam pertarungan tekad!"

"Tekad?" ulang Voltigern. Dia lalu nampak mulai tertawa. "Hahahahaha! Betapa bodohnya aku tidak menyadarinya dari awal. Kau juga seorang Penakluk!"

"Penakluk?" Titania nampak tidak paham.

"Ya! Para Penakluk adalah individu berambisi besar dengan kemampuan untuk mengubah tekad mereka menjadi nyata, dan menundukkan orang lain dengan kekuatan itu."

"Tapi aku tidak pernah memiliki niat untuk menundukkan orang lain!" Titania menyangkal.

"Itu tidak penting. Petir emas sepanas matahari, dan pelindung tidak terlihat. Jika itu memang berasal dari tekad, maka aku paham kenapa kau bisa bertahan sejauh ini dengan kemampuan fisik yang jauh lebih lemah dariku,"

"Ini menjadi menarik, hehehe. Aku belum pernah menemui Penakluk lain, tapi nampaknya rumor jika para Penakluk saling menarik satu sama lain itu benar."

Listrik hitam di tubuh Voltigern semakin besar dan bertambah banyak.

Titania - Legenda Putri Matahari (END)Where stories live. Discover now