18 Menuju Pusat Kekacauan

9 7 0
                                    

Titania, Miranda, dan Fransisca tiba di Kastil Camelot. Para prajurit nampak senang melihat kedatangan ketiga perempuan itu, seolah mereka yakin jika ketiga perempuan itu dapat mengatasi masalah yang saat ini terjadi.

"Kapten Glaze!" teriak Titania sembari mendekat kepada pemimpin unit Pegasus.

"Titania! Syukurlah kau datang!"

"Apa yang terjadi?" tanya Titania.

"Tidak tahu. Tiba-tiba saja akar hitam muncul dari tanah dan melilit kastil. Raja Merlin masih berada di dalam."

Titania melihat ke arah kastil. Seperti yang dibilang Glaze, kastil itu saat ini telah berubah menjadi sebuah pohon hitam raksasa.

"Bagaimana dengan paman Midnight?" tanya Titania. "Apa dia juga di dalam?"

"Tidak. Sir Midnight dan unit Pegasus berada di Whitegard. Kabar mengenai ini baru saja dikirimkan ke sana. Bala bantuan tidak akan datang dalam jangka waktu dekat."

"Apa sudah ada percobaan untuk memasuki kastil itu lagi?" tanya Fransisca.

"Kami sudah mencobanya," jawab Glaze. "Tapi sesuatu seperti pelindung  hitam menghalangi siapapun yang mencoba memasuki kastil."

Lalu sesuatu keluar dari dalam pohon. Sebuah cahaya hitam yang melayang di udara. Cahaya hitam itu kemudian berubah menjadi sosok orang tua dengan rambut panjang dan jenggot. Dia terlihat seperti Raja Merlin, terkecuali rambut, jenggot, dan jubah orang itu berwarna kehitaman. Kedua matanya juga sepenuhnya berwarna hitam.

"Hm. Sepertinya kau sudah datang, Ksatria Bunga. Bagus." Orang itu berucap. "Namaku adalah Morgan si Gagak Hitam. Aku ingin menyambutmu, juga teman-temanmu ke dalam pohon. Kau mungkin akan menemukan hal yang menarik disana, hehehe."

Morgan lalu masuk ke dalam pohon dan menghilang.

"Sudah pasti jebakan," ucap Fransisca.

"Tapi kita harus menyelamatkan kakek Merlin kan?" balas Titania.

"Jika itu memang jebakan, kita hanya perlu menghancurkannya." Miranda memberi pendapat.

"Kalau begitu," ucap Fransisca lagi. "Kurasa sudah jelas dengan apa yang akan kita lakukan."

"Ya! Ayo kita kejar kakek jahat itu!"

Ketiga perempuan itu lalu memasuki pohon raksasa. Mereka tiba di dalam Kastil Camelot, yang kini nampak lebih gelap dengan akar-akar hitam yang keluar dari segala tempat.

Suatu sosok nampak menunggu mereka di depan tangga menuju lantai dua. Fransisca terkejut melihat sosok itu, dan Miranda juga mengenalinya. Mereka pernah bertarung di lantai yang sama.

Dia mengaku sebagai Death Knight. Sosok bertopeng misterius dengan tehnik mata yang mirip dengan Fransisca, juga tombak yang telah diimbuh dengan Rune Kematian.

"Serangga kecil," ucap Miranda. "Aku pernah melawannya. Akan kuselesaikan dalam 8 detik."

"Tunggu Mira," Fransisca menahan Miranda. "Aku yang akan mengurusnya. Aku ada urusan pribadi dengan orang itu. Kalian naiklah duluan."

"Baiklah," balas Miranda. Dia sudah tahu jika kedua orang itu punya suatu keterikatan. "Ayo pergi, Kaichou."

"Hati-hati, sensei!" ucap Titania. Tapi kali ini Fransisca tidak membalas seperti sebelumnya. Dia nampak sangat serius menatap sosok itu.

Kedua gadis itu-pun meninggalkan mereka berdua.

"Akhirnya aku menemukanmu, Odin." Fransisca berkata.

"Fran.." ucap sang lawan pelan.

Titania - Legenda Putri Matahari (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang