Bab 2: Perjalanan Dan Pertemuan

28 24 1
                                    

༺༻༺༻༺༻

"Ini salah Mars." ucap Hans.

"Hah?? Kunaon nyalah ken kana aing?" Mars yang bingung.

"Iya lah, lu yang lama gak ngebuka halaman terakhir, lu juga yang megang bukunya selama ini." kata Hans.

"Dih, ngada-ngada maneh." ucap Mars.

"Udah-udah, jangan kaya anak kecil lu pada, ini bukan salah siapa-siapa. Sekarang kita pikirin dulu, kita pake logika, kita nemuin buku ini tiga tahun yang lalu benar?" Satya yang mencoba mencari tahu.

"Bener."

"Kerajaan di Indonesia itu udah gak ada setahu aku, ini kok ada Kerajaan yang minta bantuan, kerajaan apa yang ada sekarang di Indonesia?" tanya Satya.

"Ada beberapa tapi itu gak bisa di sebut Kerajaan lagi sih." ucap Hans.

"Nah, walaupun jika ada mengapa kita tidak pernah mendengar Kerajaan yang berperang tiga tahun yang lalu, jika ada juga pasti pemerintah Indonesia akan turun tangan kalo itu terjadi." ucap Satya.

"Bener juga sih, terus kalo gitu ini apa jadi nya?" tanya Hans.

"Aku juga gak tau, tapi yang jelas ini nyata." jawab Satya.

"Huh?? Apa lu bilang? Nyata?" Hans yang terkejut dengan jawaban Satya.

"Bener juga, bahkan di katakan ada peta nya juga, terus isi buku ini juga ngajarin kita cara membangkitkan kekuatan elemen yang ada di dalam diri kita." ucap Mars.

"Jika memang ini benar ada dan terjadi maka kita harus pergi ke sana walaupun sudah terlambat." kata Satya.

"Maneh ketua na, lamun urang mah ngilu bae." ucap Mars.

Artinya: "kamu ketua nya, kalo aku sih ikut aja."

"Hans?"

"Oke, oke, gwa ikut, kalo bukan lu pada mah gwa gak bakal ikutan." ucap Hans.

Mereka pun sepakat untuk pergi menuju Kerajaan Candrasi, mereka berpisah terlebih dahulu pulang ke rumah masing-masing hendak menyiapkan barang-barang yang di perlu kan saat melakukan perjalanan, mereka akan pergi keesokan harinya dan berkumpul kembali di jembatan sungai yang biasa mereka untuk berkumpul.

● ● ● ● ●

*12.00 WIB*

Mars telah bersiap-siap untuk berangkat, ia telah menyiapkan barang-barang yang di perlu kan seperti pisau, golok, korek api, sleeping bag, botol air, dan pakaian ganti, juga ia membawa perbekalan seperti air minum, ubi-ubian, dan snack riang dan tidak lupa selalu membawa tongkat kesayangannya. Saat Mars hendak pergi bapak nya menghampiri nya dan bertanya ingin pergi kemana membawa tas ransel.

"Itu, mau camping bareng Hans sama Satya di daerah gunung karang." ucap nya.

"Oh ya udah, emang besok gak sekolah?"

"Kan libur satu minggu pak." jawab nya.

"Oh yaudah, ati-ati di sana jaga perilaku kalo di tengah hutan."

"Siap."

Mars bergegas pergi menuju jembatan namun saat sampai di sana ia tidak menemukan Hans ataupun Satya, ia berfikir bahwa mungkin mereka terlambat seperti biasanya, sembari menunggu ia mencoba menyempurnakan tehnik pengendalian air yang ia buat tidak lupa selalu melihat situasi apakah ada orang di sekitar nya atau tidak karena ia tidak ingin ketahuan sebagai pengendali air.

"Hmm... Kaya nya gak ada orang nih, bisa nih menyepurnain tehnik itu." ucap Mars.

Ia duduk di pinggir sungai dan menutup kedua mata nya agar bisa berkonsentrasi dengan baik, namun baru saja menutup mata nya tiba-tiba saja ia di kaget oleh Hans yang mengagetkan nya dari belakang.

3 Idiot, Pejuang Dan Sang PutriWo Geschichten leben. Entdecke jetzt