Bab 10: Mulai Berlatih

11 8 4
                                    

༺༻༺༻༺༻

Walaupun sempat membuat keributan bahkan sampai ketahuan nyusup ke dalam kota Barter tanpa izin, mereka tetap berhasil membawa Guji yang di perintah Sang Jenderal.

Tidak ada masalah dalam perjalanan kembali, mereka aman saat melintas melewati berbagai hutan, saat hari sudah mulai gelap mereka akhirnya tiba di rumah kayu/Cabin Sang Jenderal, di sana mereka di sambut oleh Sang Jenderal.

"Ini dia mereka, wajah-wajah lesu yang selesai menjalani tugas nya, bagaimana apakah kalian berhasil membawa nya?" tanya Sang Jenderal.

"Ini dia, ada di dalam kota peti ini, buka lah..." ucap Satya dengan nada lesu.

"Hahaha, kerja bagus nak." kata Sang Jenderal sambil menepuk punggung Satya dengan keras.

Satya langsung terjatuh karena di tepuk dengan keras oleh Sang Jenderal, "sama-sama... Haaah..."

Lalu Sang Jenderal membuka kotak peti itu dengan mudah seperti membuka tutup panci, "hmm... Hah! Ini dia, memang benar ini Guji yang ku inginkan, hia!" lalu Sang Jenderal membanting Guji dengan sangat kencang membuat Guji itu hancur berkeping-keping.

"What!!? Haaa..." Hans yang terkejut akan hal itu dan ia langsung jatuh terkapar.

"Kenapa di hancurkan? Susah tau ngedapetin nya!!" teriak marah Mars.

"Yang aku inginkan bukan lah Guji itu, tetapi apa yang ada di dalam nya." ucap Sang Jenderal.

Lalu ia mengambil sesuatu dari tumpukan kepingan-kepingan keramik Guji itu, ia langsung mengantungi nya tidak membiarkan mereka melihat apa yang sebenarnya ada di dalam Guji itu.

"Baiklah, karena kalian sudah berhasil menjalankan tugas dengan baik, maka dari itu aku akan memperoleh kalian untuk tinggal dan berguru dengan ku," ucap Sang Jenderal menepati perkataan nya.

"Benar kah itu?" tanya Satya yang terbujur lemas tak berdaya.

"Ya, besok kalian akan mulai berlatih jadi persiapkan diri kalian." kata Sang Jenderal, lalu ia berjalan masuk kedalam rumah nya itu dan Sang Putri berjalan mengikuti nya dari belakang, meninggal kan mereka bertiga di sana.

"Aduh... Duh, duh... Remuk badan gwa..." Hans berjalan pergi ke kandang kuda untuk beristirahat di ikuti Mars dari belakang yang sedang menyeret Satya yang sudah terkapar.

Setelah masuk Hans langsung menjatuhkan diri nya di tumpukan jerami, sedang kan Mars meletakkan Satya di sebelah Hans, sementara dirinya sendiri harus melakukan sesuatu terlebih dahulu.

"Au... Untung gak terlalu parah bekas cambukan nya, hhh... Begini lah hidup baru, harus bisa terbiasa sekarang, aku jadi teringat, ibu itu ngasih apa ya kira-kira kemarin?" ucap Mars berbicara sendiri saat di tong air, ia hendak membasuh muka nya karena itu sangat menenangkan jiwa dan pikiran nya.

Lalu tiba-tiba Sang Jenderal mucul menghampiri Mars yang sedang berada di sana, "hey, apa kau baik-baik saja?" tanya nya.

"Ya, tidak terlalu buruk hari ini." jawab nya, namun Mars adalah orang yang paling buruk dalam berbohong, hal itu langsung di ketahui oleh Jenderal.

"Haha, kau bukan orang pertama yang buruk dalam berbohong yang pernah ku temui seumur hidup ku, aku tahu itu." kata Sang Jenderal.

"Tau apa?" tanya Mars.

"Perasaan mu itu, jauh dari rumah pergi ke tempat yang belum pernah di kunjungi dan berada di sana selama berhari-hari, rasa rindu itu memang di perlu kan namun apa kau tahu?"

"Apa?"

"Rasa rindu yang berlebihan membuat orang menjadi lemah karena ia akan merasakan kehampaan di dalam diri nya, rasa hampa itu membuat seseorang tidak dapat melihat hal-hal indah di sekitar nya." ucap nya, "maka coba lah untuk terbiasa dengan diri mu saat ini." setelah mengucapkan kalimat terakhir, ia berjalan masuk ke dalam rumah nya.

3 Idiot, Pejuang Dan Sang PutriWhere stories live. Discover now