Bab 5: Kota Kristal, Sqad Dan Duo Warrior

21 19 1
                                    

༺༻༺༻༺༻


"Udah kebuka! Masuk bro!!" teriak Hans.

Domm!!

Untung lah Mars masuk tepat waktu sebelum Hans menutup pintu batu besar itu dengan bantuan pengendalian tanah meringankan berat beban pintu batu itu.

"Huuu- hampir aja tadi." ucap Hans.

"Ssstt... Mereka masih aya di luar keneh, ulah berisik..." ucap Mars yang berbisik pada Hans.

"Hhhh... Ini semua salah lu Mars." Hans yang menyalahkan Mars.

"Aihh-kunaon jadi nyalahkeun aing." kata Mars.

"Pas waktu tadi itu, pas Satya pergi sama si Putri."

*30 menit yang lalu...*

Flashback.

"Maju bro!!!"

Arghh!!

Segerombolan makhluk itu maju mendatangi mereka, Hans dan Mars maju menyerang mereka menggunakan tongkat yang sudah di perkuat, keuntungan dalam bertarung di miliki pada Hans pengendali tanah, ia dapat mengontrol area di sekeliling nya, ia bertarung cukup brutal pada mereka. Berbeda dengan Mars, ia justru kesulitan dalam bertarung walaupun mobilitas bertarung nya cukup baik tetapi dampak serang pada makhluk itu tidak terlalu serius membuat diri harus menyerang bagian-bagian tubuh yang fatal pada makhluk itu.

"Bro! Batuin!" teriak Mars pada Hans.

Lalu Hans membantu Mars yang sedang di tersudut, dengan brutal ia menyerang menghabisi para makhluk itu dalam sekejap. Namun tak perlu waktu lama makhluk-makhluk itu berdatangan bertambah semakin banyak, entah dari mana datang nya mereka namun Hans dapat menangani mereka dengan cukup mudah.

"Sini lu pada!!! Hahaha!!! Hia!!" ucap Hans mengayunkan tongkat nya pada mereka.

Sebagian besar makhluk itu memang sudah terbantai habis namun tak lama mereka berdatangan kembali, membuat Hans bingung tapi ia tak begitu memikirkan nya ia terus saja mengayunkan tongkat nya itu pada mereka, darah yang keluar dari tubuh makhluk itu bukanlah merah melainkan berwarna hitam kecoklatan, darah dari makhluk itu membanjiri tanah yang mereka pijak dan suasana pada saat itu seperti pembantaian massal.

"Hahahaha!!!" tawa Hans.

15 menit telah berlalu mereka berdua masih bertarung dengan segerombolan makhluk itu yang datang tak habis-habis nya, Hans yang awalnya menikmati pertarungan menghabisi para makhluk itu namun kini perlahan ia mulai merasa kelelahan karena telah mengeluarkan banyak energi yang ia punya. Perlahan kepala tongkat martil tanah nya mulai rapuh dan hancur karena ia kehabisan banyak energi.

"Hhh-hahh... Hhh-hahh... *terengah-engah* mereka... Mengapa... Mengapa mereka datang tak habis-habis!" ucap nya dan mulai kehilangan keseimbangan tubuh nya.

Lalu Mars mendekati nya sambil melindungi nya jikalau ada makhluk yang menyerang pada saat Hans lengah. Berdua mereka mulai terpojok oleh segerombolan makhluk itu yang mulai mendominasi pertarungan, Hans dan Mars mulai pasrah pada yang ada di nasib mereka sampai ketika...

"Kota itu, mungkin kota!" pikir Mars. "Bro! Buka jalan keluar melalui mereka tapi jangan mengarah Satya tapi sebaliknya!" kata Mars.

"Oke!!" dengan sisa tenaga yang ia punya Hans mangayun kan tongkat nya ke tanah yang menghancurkan kepala martil tanah juga membuat tanah bergelombang dan makhluk-makhluk yang terkena gelombang itu langsung terpental jauh karena nya dan juga membuat jalan kabur dari kepungan itu.

3 Idiot, Pejuang Dan Sang PutriWhere stories live. Discover now