Bab 4: Duo Warrior

26 22 3
                                    

༺༻༺༻༺༻

"Wow haha... Tempat macam apa itu, seperti kota bawah tanah!" ucap Satya yang terkagum.

"Legenda itu ternyata benar, kota kristal memang berada di bawah tanah." ucap Sang Putri.

"Kota kristal, pasti banyak permata di kota itu." ucap Hans.

"Tetapi mengapa kota ini terlihat sepi?" ucap nya.

"Ayo kita pergi ke sana!" ajak Hans.

Lalu Satya memegangi kerah baju Hans agar ia tidak pergi seperti sebelum-sebelum nya, " hey, kali ini situ gak bakal bisa pergi-pergi lagi."

"Ah gak asik lu."

Mereka pun melanjutkan perjalanan menghiraukan kota itu tapi tidak bagi Hans, ia justru penasaran dengan isi kota itu. Sudah cukup jauh mereka berjalan namun mereka tak kunjung sampai, Mars yang lelah menyarankan mereka untuk beristirahat dahulu Satya setuju dengan itu, mereka bertiga pun beristirahat dan Sang Putri mau tak mau harus mengikuti mereka karena ia tidak memiliki alat penerangan untuk melanjutkan perjalanan.

Hans tiba-tiba saja merasa kedinginan, hal itu terjadi karena mereka berada di dalam bawah tanah yang cukup dalam lebih tepatnya Gua bawah tanah, Satya menyuruh Hans memakai hoodie nya namun walau sudah di pakai tetap saja is masih merasa kedinginan, Mars pun menyarankan untuk membuat api unggun untuk menghangatkan mereka tapi seperti yang sudah di ketahui mereka sedang berada dalam Gua bawah tanah yang dalam dan tidak ada cahaya matahari sedikit pun yang bisa untuk menumbuhkan pohon atau pun tanaman.

"Itu benar, tidak ada satu pun tumbuh yang dapat tumbuh di sini." ucap Sang Putri.

"Tapi aing ngeliat ada beberapa batang pohon nu kering di deket kota yang kita lewatin tadi." ucap Mars.

"Kalo gitu ayo kita ambil." Hans tiba-tiba bersemangat.

"Baiklah, kalian berdua mengambil batang pohon itu sementara aku akan berjaga di sini." ucap Satya.

"Yaudah dah, lu ketua nya."

Hans dan Mars pergi kembali menuju tempat kota itu hendak mengambil beberapa batang kayu di dekat sana. Setiba nya mereka di sana Mars langsung mengecek ngecek sekitar mencari batang pohon yang ia lihat sebelum nya tetapi Hans yang sejak tadi penasaran dengan kota itu hendak memasuki nya, namun sebelum ia melakukannya Mars yang sudah sedari tadi tahu bahwa teman nya itu kemari bukan karena ingin membantu mengambil batang pohon tetapi ingin pergi masuk ke dalam kota itu.

"Oi, aing nyaho maneh arek kaditu pan, tapi te bisa aya aing di dieu." ucap nya Mars sambil memegangi hoodie nya.

Artinya: "oi, aku tahu kamu mau kesana kan, tapi gak bisa karena ada aku."

"Ah, gak asik lu bro, masa lu gak pengen tau apa aja yang ada di kota itu." ucap Hans yang mencoba merayu nya.

"Kau tau, orang pernah bilang keingin tahuan dapat membunuh kucing." kata Mars.

"Lah kita manusia bukan kucing bro, lagian ada yang mengatakan bahwa keingin tahuan dapat membuat mu menjadi seorang yang cerdas." ucap Hans membalas perkataan Mars.

"Anggeus gera yeh bantuan aing nga bawaan iyeu." suruh nya.

"Oke, fine!"

Hans pun tak jadi untuk melakukan aksi nya karena ia lebih memilih membantu teman nya ketimbang melakukan hal itu, di tengah perjalanan Hans merasakan bahwa ada yang mengamati mereka dari kegelapan tetapi ia tidak terlalu memikirkan nya. Sementara itu kecanggungan menyelimuti situasi Satya pada saat ia di tinggal berdua bersama Sang Putri, mereka berdua hanya menunggu Hans dan Mars saja tidak ada satu pun dari mereka yang ingin mengobrol satu sama lain, lalu karena kedua sahabat nya itu yang tak kunjung datang Satya memberanikan diri memulai obrolan di awali dengan ia menanyai sesuatu pada Sang Putri.

3 Idiot, Pejuang Dan Sang PutriWhere stories live. Discover now