Bab 7: Tujuan?

15 15 1
                                    

༺༻༺༻༺༻

Setelah melalui malam yang panjang mereka bertiga masih terus melakukan perjalanan mengikuti kemana Sang Putri pergi, terkadang Hans dan Mars mereka berdua menabrak sebuah pohon karena kurang fokus nya berjalan akibat tidak tidur sepanjang malam.

"Huah... Hmm? Aduh!" Hans dan Mars menabrak pohon.

"Liat-liat bro, masa pohon segede gaban gak keliatan." ucap Satya.

"Bro, kalo gwa kurang tidur begini gak bisa fokus." kata Hans.

"Bisanya situ dulu suka begadang sekarang udah engga?" tanya Satya.

"Semenjak gwa kena tsunami waktu dulu itu, gwa gak berani lagi begadang, pas waktu dulu gwa gak bisa fokus sampe hampir engga engeh orang pada kabur-kaburan." jawab Hans.

"Oh... Hmm, kalo Mars sih aku tau di gak suka begadang." ucap Satya.

"Kenapa tuh?" tanya Hans.

"Di marahin bapaknya, hahaha..." jawab nya.

"Hahaha..."

"Putri, boleh aku bertanya?" ucap Satya.

"Tentu"

"Kita akan kemana sekarang?" tanya Satya.

"Jika kalian ingin ikut, ikut saja itu terserah kalian." jawab nya.

Mereka bertiga yang mendengar lah itu sontak lesu karena sudah lelah setelah kemarin malam, tetapi mereka tak punya pilihan lain juga karena mereka tidak tahu apa-apa tentang tempat mereka berada sekarang.

*11 menit kemudian*

"Sampai, selamat datang di kota Barter."

"Hah... Aaa..." mars yang terpeleset dan jatuh.

"Wah... seperti peradaban besar kuno..." ucap Hans.

"Kuno? Kami sudah banyak kemajuan dalam beberapa bidang." kata Sang Putri, lalu Sang Putri pergi menuju gerbang masuk kota.

"Tu-tunggu!"

"Tahan di sana, hmm... Bersih, kalian boleh masuk tetapi hewan peliharaan ataupun bawaan tidak boleh." ucap penjaga gerbang kota.

"Lili maaf kamu tidak bisa masuk tetapi nanti saat aku sudah selesai membeli nya kita akan berburu rusa." Sang Putri yang berbicara dengan Elang nya, Sang Putri masuk ke dalam kota.

Saat mereka bertiga ingin ikut masuk namun mereka di hadang oleh beberapa penjaga yang berada di sana, "tidak di perbolehkan membawa barang atau senjata tajam terkecuali pedagang yang memiliki formulir hak dagang atau pun kepentingan dari pemerintah atasan."

"Kami..." Satya yang sedikit ragu.

"Kami utusan dari Kerajaan Karl, kami di minta untuk menjaga Putri yang masuk tadi itu, dan jika kalian menghalangi kami tau sendiri akibatnya." ucap Hans yang mengancam para penjaga.

"Maaf atas ketidak nyamanannya, kalian semua di persilahkan masuk." kata penjaga itu.

"Mantep situ bro," bisik Satya pada Hans.

Mereka bertiga pun masuk dan bergegas menyusul Sang Putri yang telah jauh masuk ke kerumunan orang-orang di sana, sambil mengejar mereka melihat-lihat sekeliling mereka dan pada akhirnya mereka berhasil menyusul Sang Putri yang tengah berdebat dengan salah satu pemilik toko di sana.

"Akhirnya, hah... Uhh... Hah... *terengah-engah* seharusnya kamu menunggu kami." ucap Satya.

"Mahal sekali untuk benda seperti ini, lima hari lalu aku membeli di sini dengan harga hanya dua keping emas saja." Sang Putri yang tengah kesal dengan penjual.

3 Idiot, Pejuang Dan Sang PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang