Bab 19: Ingatan

3 1 2
                                    

༺༻༺༻༺༻

Sebelum semua itu, hal yang terjadi pada Mars sebenarnya...

"Auu... Aduh-nyeri hulu aing, engkeu heula... Aing masih hirup!? Aing masih hirup!!" Mars yang terbangun di tepi sungai yang berbatu, sambil memegangi kepala nya yang terasa sakit dan berusaha mencoba berdiri.

"Adeh... Tunggu-tongkat aing, tongkat aing mana nya?" Mars yang yang kalang kabut setelah menyadari tongkat nya hilang.

Ia berjalan berkeliling dengan kaki yang terpincang-pincang, mencari keberadaan tongkat nya sambil mengingat-ingat kembali kejadian yang ia alami hingga bisa sampai berada di sana.

5 jam yang lalu sebelum ia pingsan tak sadarkan diri di sana, ia tengah berusaha menyelamatkan Sang Putri yang sedang terjatuh dari jurang, sebelum jatuh tercebur ke dalam sungai, Mars masih sempat menyelamatkan diri nya, melontarkan dirinya kembali ke atas permukaan akan tetapi sebagai gantinya ia yang jatuh tercebur ke dalam sungai dan di saat yang bersamaan banjir bandang datang menerpa dirinya hingga hanyut terbawa arus.

Saat di dalam sungai kepala nya beberapa kali membentur bebatuan yang ada di dalam sungai, hal itu membuat nya pingsan tak sadar kan diri dan pada akhirnya ia terdampar di tepi sungai.

Setelah mengingat kembali apa yang sebelum nya terjadi, ia melanjutkan mencari tongkat nya yang hilang, tetapi setelah mencari nya sekitar setengah jam hasil nya nihil, ia tak kunjung menemukan nya juga di karena hari yang sudah gelap dan waktu yang hampir tengah malam.

Hendak menyerah, ia memutuskan untuk berjalan kembali pulang, yang perlu ia ketahui untuk kembali pulang hanya cukup mendengar suara aliran sungai yang mengalir ke arah mana. Setelah mengetahui letak arah hulu dan hilir sungai, ia akhirnya dapat berjalan pergi ke tempat di mana ia sebelum nya jatuh.

Ia berjalan dengan sekeliling dalam keadaan yang gelap gulita, ia hanya dapat mendengar suara aliran air yang berasal dari sungai. Lalu di tengah perjalanan nya, ia mendengar suara yang lain. Suara batu yang saling bergesekan atau berbenturan satu sama lain oleh sesuatu yang menggeser nya seperti berjalan di atasnya.

Karena Mars berpikir itu berasal dari diri nya yang berjalan melintasi batu-batu di tepi sungai tersebut, ia pun menghiraukan nya. Namun ada hal lain lagi yang membuat nya menjadi merinding, suhu udara yang tiba-tiba saja turun secara drastis dan ia melihat bayangan seseorang yang berasal dari arah belakang dirinya.

Cahaya rembulan tiba-tiba saja menerangi tempat itu, membuat ia dapat melihat sekeliling walaupun masih samar-samar dan agak gelap. Penasaran dengan bayangan yang berada di samping kanan nya itu, lantas ia pun memberanikan diri untuk menoleh ke belakang.

Dan ia pun melihat seseorang yang berdiri di belakang nya, dengan mata yang memancarkan cahaya putih yang bersinar namun seluruh tubuh nya tidak dapat terlihat walaupun cahaya bulan telah menerangi tempat itu.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
3 Idiot, Pejuang Dan Sang PutriWhere stories live. Discover now