Bab 13: Kisah Bangunan Candi

8 3 0
                                    

༺༻༺༻༺༻



"Dimulai dari mana? Masalah nya kaga ada pintu masuk nya bro!"

"Mau ke bawah lagi gak?" ucap Mars.

"Ngapain?" tanya Hans.

"Ya nanya lah, kalo kaga nanya kita gak bakalan tau." jawab Mars.

"Gak usah lah, cape-cape turun lagi." kata Hans.

"Ya terus ini gimana cara nya kita bisa masuk kocak." ucap Satya pada Hans.

"Ah, lu berdua pada ribet amat dah, sini biar gw yang buka," lalu Hans menancapkan tongkat nya ke bawah agar menjadi martil raksasa, lalu berniat ia menghancurkan dinding Candi itu.

"Woi jangan konyol napa situ, main ngancurin bangunan orang aja." Satya yang menghentikan niat Hans itu.

"Ya terus mau kayak gimana lu masuk ke dalem nya?" tanya Hans dengan raut wajah yang mengesalkan.

"Amati dulu, pasti ada sesuatu kayak tombol atau puzzle buat masuk ke dalem nya." ucap Satya sambil berkeliling mencari petunjuk atau lain nya.

"Lah kocak lu, di dunia jadul kuno begini ada bangunan yang udah ada tombol buat masuk ke dalem nya, udah kayak zaman modern aja." kata Hans yang tak percaya dengan ucapan Satya.

Satya tak menggubris ucapan Hans, ia terlalu fokus mencari petunjuk di sekitar Candi, sementara Mars yang tak tau harus berbuat apa, ia membantu Satya mencari petunjuk cara masuk ke dalam Candi.

Hans yang sudah tidak mengerti mengapa mereka berdua susah-susah melakukan itu semua pikir nya, ia malah memilih untuk duduk bersantai di umpak batu di dekat nya.

"Lu pada buang-buang waktu aja, mending ikutin apa kata gw aja tadi, ha..." lalu saat ia duduk di atas umpak batu yang ada di sana, umpak batu itu melandai tanpa Hans sadari, ia baru menyadari nya ketika umpak batu itu rata dengan lantai Candi.

Greb...

"Oh no," ucap Hans.

Lalu Satya dan Mars perhatian mereka tertuju pada Hans yang terdengar ada sesuatu yang tidak baik, lalu tak lama dinding Candi di hadapan mereka bergerak, menurun, membuka pintu masuk Candi yang mereka cari.

Melihat itu Satya dan Mars tercengang tidak percaya itu bisa terjadi, Hans yang melihat kesempatan itu, ia bangkit dan berdiri sambil berkata pada mereka berdua "lihat apa yang gw buat, terus kalian gak percaya apa yang gw omongin tadi." lalu Hans pun masuk tanpa ragu.

Satya dan Mars mengikuti nya dari belakang, "perasaan situ kaga omong soal ngebuka jalan masuk dah." ucap Satya.

Akhirnya mereka dapat memasuki area dalam Candi tersebut, meskipun terjadi perdebatan di antara mereka. Saat memasuki ruang di dalam nya, hal yang pertama mereka lihat adalah simbol besar yang terpampang pada tembok dinding.

Tetapi karena kurang nya pencahayaan di sana mereka tidak terlalu dapat melihat nya dengan jelas, hal yang dapat mereka temukan lain adalah tiga pot atau vas keramik yang terletak di atas tiga umpak batu ukiran.

Dan di dalam nya terdapat tanah yang halus tidak seperti tanah pada biasa nya, "tanah apaan ini bro?" tanya Hans.

"Lah malah nanya, aku aja gak tau." jawab Satya.

"Ulah ngadele urang, urang geh teu nyaho." ucap Mars.

Tidak ada hal lain lagi di sekitar mereka selain hanya ukiran simbol dan tiga vas keramik, juga ruangan itu tak sebesar yang terlihat dari luar Candi. Lalu karena tidak ada hal lain lagi, mereka harus memeriksa tidak buah vas keramik yang ada di atas umpak batu di depan ukiran simbol.

3 Idiot, Pejuang Dan Sang PutriDonde viven las historias. Descúbrelo ahora