Bab 22: Petualang Tua

4 2 5
                                    

༺༻༺༻༺༻

Setelah menyiapkan perlengkapan, tas dan tongkat, mereka berempat pun memulai perjalanan mereka.

Di perjalanan, mereka bertiga bertanya pada Sang Putri, apa ia benar mengetahui lokasi tempat kerajaan Qruixi berada.

"M-sebenarnya aku tidak tahu, tetapi aku kenal seseorang yang mempunyai segala peta tempat-tempat di Adilam." jawab nya.

"jadi... Di mana orang itu?" tanya Satya.

"Kota Barter."

"Kesana lagi? Haa... Apa cuman kota itu doang yang punya semua yang kita perluin?" Hans yang mengesah.

"Kalian belum tahu saja tempat-tempat yang ada di sini, jadi kalian jangan menggerutu." kata Sang Putri.

Di perjalanan mereka melewati jalur-jalur yang pernah mereka lalui sebelum nya, Hutan Gelap, Hutan Java. Walaupun sebagai Hutan Gelap sudah hangus terbakar.

Setelah kurang dari 2 jam berjalan, mereka pun tiba di depan gerbang pintu masuk Kota Barter, seperti biasanya gerbang masuk itu di jaga oleh beberapa prajurit penjaga kota yang akan mengecek barang-barang bawaan orang yang akan masuk ke dalam Kota Barter.

Sebelum mereka berempat dapat masuk ke dalam kota, mereka di cegat oleh 2 prajurit yang berjaga di sana.

"Tahan, sebelum itu kami harus mengecek isi tas dan barang kalian."

Namun sebelum pemeriksaan di lakukan salah satu prajurit itu memberi isyarat pada prajurit yang lain, dengan menyenggol-nyenggol menggunakan siku.

"Phzz, lihat di kawan." Prajurit 1.

"Apa?" Prajurit 2.

"Itu bukan kah dia orang yang dapat mengendalikan air itu." Prajurit 1.

"Oh ya, memang benar dia orang nya, yang menyelamatkan Istri walikota dan anak nya, dia adalah tamu istimewa kota ini." Prajurit 2.

"Baiklah, karena kau adalah tamu istimewa tidak akan ada pemeriksaan untuk mu." ucap Prajurit 1 pada Mars.

"Tetapi yang lain nya harus di periksa dahulu." Prajurit 2.

"Tidak, tidak, mereka bertiga adalah temen ku, mereka aman tidak ada yang perlu dikhawatirkan, mereka bersama ku." Mars yang mencoba meyakinkan Prajurit penjaga itu.

Lalu kedua Prajurit penjaga itu saling bertatapan, sebelum akhirnya memperoleh kan dan mempersilahkan mereka masuk.

"Berguna juga lu Mars," ucap Hans.

"Hmm, tidak sia-sia situ nolongin ibu-ibu pas waktu itu." kata Satya.

Mars hanya bisa tersenyum tipis saat mendengar hal itu. Lanjut, mereka bertiga di tuntun oleh Sang Putri ke sebuah bangunan toko/rumah saudagar yang bernama 'Peta Perjalanan' di pinggiran kota.

Mereka berempat masuk melewati pintu ayun toko itu dan saat berada di dalam mereka berempat di sambut oleh seorang wanita berusia sekitar 20 tahun yang berdiri di belakang meja kasir.

"Selamat datang di toko Peta Perjalanan, apa kalian butuh peta untuk ke suatu tempat?" sambut nya.

"Hai Zia!" Sang Putri yang menyapa wanita pemilik toko itu.

Zia

Zia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
3 Idiot, Pejuang Dan Sang PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang