Bab 9

1.8K 390 181
                                    

"Ngenggg.....tin..tin...Blakkk! Tolong...tolong... aku teljepit."

"Biji kwaci kembalikan sepatuku."

"Nanti dulu Kana lagi main mobil balap."

"Itu sepatuku bukan mobil-mobilan, cepat kembalikan aku mau sekolah."

"Miu ambilkan dulu mobil-mobilan Kana di lumah depan."

"Ambil saja sendiri nanti aku kesiangan."

"Kana takut!" Ucap bocah kecil itu seraya mengendong sepatu Mew di tangan Kanan dan kirinya.

"Takut apa?"

"Takut ada kunti bogel, dia kan balu mati kemalen."

"Kembalikan dulu sepatuku."

"Kalau Miu tidak mau ambilkan Kana mobil-mobilan cepatu Miu, Kana macukin got."

"Iya nanti aku ambilkan, tapi aku harus pakai sepatuku dulu."

Kana melemparkan kedua sepatu ke arah Mew.

"Kau tidak mau pulang ke rumahmu?"

"Tidak, Mami aja di cini, nanti kalau Papa dan Tante itu cudah pelgi Kana mau pulang."

"Kau tunggu di sini aku mau ambil mainanmu dulu."

Kana mengangguk dia berdiri di depan pintu gerbang menunggu Mew ambil mobil-mobilan yang ada di depan rumahnya. Banyak mainan Kana di simpan di teras rumah jadi Mew tidak perlu repot-repot ngentuk pintu rumah.

"Ini mobil-mobilanmu, aku pergi dulu."

"Telima kacih Miu."

Mew mengambil sepedanya lalu dia pergi ke sekolah.

Sudah 4 hari Kana tinggal di rumah Mew sementara Alex tidak pernah sekali pun lihat keadaan istri dan anaknya dia sibuk merayu istri ke duanya yang sedang merajuk.

"Baiklah kita akan pindah ke rumah kita yang satunya lagi," ucap Alex pada Amanda.

"Lalu bagaimana dengan rumah ini, lebih baik kita jual dan uangnya bisa Papa bagi dua, untukku dan juga Baifren."

"Lalu Baifren dan Kana akan tinggal di mana? Mereka juga masih anak dan istriku terlebih Baifren memiliki anak laki-laki, hak dia harus lebih besar."

"Bukankah kalian juga akan bercerai."

"Biarkan Baifren akan mengajukan gugatnya tapi aku juga akan selalu hadir untuk menggagalkan rencananya, sampai kapan pun aku tidak akan menceraikan dia."

"Lalu kau akan terus beristri dua?"

"Dulu kau yang minta aku nikahi, kau janji tidak akan menuntut apa pun."

"Tapi jika keadaanya seperti ini lebih baik aku yang mundur."

"Kau jangan bikin aku makin sakit kepala, kau juga sudah aku belikan rumah dan mobil lalu apalagi yang kurang."

"Kalau begitu berikan rumah ini pada Baifren dan anaknya setelah itu kita pindah."

Alex terdiam, dia menikah dengan Baifren atas dasar cinta sedangkan dengan Amanda adalah sebuah kesalahan.

Siang hari

Kana menunggu Mew pulang sekolah di depan gerbang sambil memainkan mobil-mobilan.
Tak lama Kana melihat Alex dan Amanda keluar dengan koper besar, Alex memasukan koper satu persatu kedalam bagasi mobilnya.

Kana berdiri di depan gerbang tanpa di sapa oleh Alex padahal Alex tau Kana ada di depan gerbang sedang memperhatikannya.

"Kana sedang apa?" Ucap Mew yang baru saja sampai ke rumah sambil mendorong sepeda.

K W A C I  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang