Bab 18

1.8K 418 155
                                    

"Ada apa Kana?" Mew meninggalkan dapur karena mendengar teriakan Kana.

"Mew wanita itu melukai tanganku."

Mew melihat darah segar mengalir dari tangan Kana.

"Punya masalah apa kau dengan Kana?"

Aom menggeleng.

"Aku tidak melakukan apa pun padanya."

"Kau ini seperti hantu, melakukan sesuatu secara diam-diam tapi kau tidak mau mengakuinya," Mew mendorong Aom agar pergi dari kamarnya.

"Kenapa kau diam saja, harusnya kau lawan wanita itu."

"Aku tidak siaga, tiba-tiba dia menikamkan pecahan kaca di tanganku."

"Aku ambil kotak P3K dulu, sabar ya."

Kana mengangguk.

Tak lama Mew datang dengan kotak P3K lalu dia mengobati luka Kana dengan perlahan-lahan.

"Aw...perih."

"Tahan sebentar."

"Aku penasaran kenapa wanita itu menyerangku? Apa dia cemburu melihat aku dekat denganmu?"

"Cemburu? Memangnya dia siapa aku! Dia bukan siapa-siapa?"

"Dia punya barang bukti."

"Barang bukti yang sangat terlihat jelas kalau dia pelaku utamanya, aku bahkan tidak melakukan apa pun di dalam vidio tersebut."

"Siapa yang akan percaya, aku jijik jika ingat vidio itu, sepertinya vidio itu bisa aku simpan untuk aku tunjukan pada kekasih masa depanmu."

"Tidak masalah nanti aku akan membalasmu, biar kita sama-sama tidak laku. Aku akan kasih kutukan padamu."

"Aku masih muda, masih punya banyak waktu untuk melepaskan kutukan itu, aku akan cari dukun terhebat untuk..?"

"Untuk apa? Kau akan membuat pelet untuk ku."

"Dih siapa kau sampai harus aku pelet."

"Sudah selesai, aku lanjutkan bikin teh manis untukmu ya."

"Jangan kau kasih obat perangsang ya, takut nanti ada vidio jilid dua antara kau dan aku."

"Kenapa harus pakai obat perangsang, jika aku mau, sekarang pun bisa aku lakukan," Mew mendekati Kana lalu mencium pipi Kana "krekkk," Mew menggigit Pipi Kana.

"Aww sakit Mew!"

"Pipimu macam bakpau."

"Sakit,, kau menyiksaku kau kan tau tanganku sakit."

Cup..cup..cup..cup..

Mew mengecupi pipi Kana.

"Sudah sembuh kan!"

"Cepat buatkan aku minum."

"Baik Tuan muda."

"Tapi aku ikut ya."

"Kau bilang kakimu sakit," ucap Janny sambil membawa minyak urut.

"Kana mau minta gendong Mew."

"Sini biar Mama urut kakimu."

"Tidak mau akh, Kana mau Mew saja yang urut, pijatan Mama pasti sakit, ayo Mew kita bikin teh manis," Kana naik ke atas punggung Mew dan mereka berdua pergi ke dapur.

"Tidak sadar diri, kaki sudah sepanjang itu masih saja minta gendong," ucap Janny pada Kana.

"Mew aku mau makan."

"Kau mau makan apa?"

"Mama masak apa?"

"Aku tidak tau, dua hari ini aku kan tinggal bersamamu."

K W A C I  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang