iv. a diamond in the mud

8.2K 688 65
                                    


📌Dear sayancu, sebenci apapun kalian dengan Amadeo—tolong tetap dukung cerita ini dengan menekan 🌟 timaciwww~


💕💕💕






"Mayor Jenderal, kau?" alis Amadeo terangkat satu, saat ini ia tengah duduk di sofa ruang tamu kediamannya bersama seorang pria. "Van Jade?"

"Ya, itu namaku." Sahut Jade membenarkan, "panggil saja Jade."

Amadeo mengangguk santai. "Jade, apa urusanmu disini?"

"Begini, Tuan Duke, Kekaisaran terutama Pangeran Mahkota ingin meminta data para pekerja yang ada di kediamanmu." Ujar Jade menyampaikan apa yang diperintahkan padanya oleh Sang Pangeran Mahkota.

"Untuk apa Pangeran Mahkota meminta data pribadi pekerja kediamanku? Salah satu pekerjaku tidak ada yang memiliki latar belakang kriminal." Sahut Amadeo jelas tidak akan menyetujui permintaan Pangeran Mahkota.

Jade menghela nafas. "Maaf, tetapi mau tidak mau anda kau harus--"

"Jika dia mau maka dia sendiri yang harus datang dan memintanya padaku. Lagipula bukankah dia belum kembali dari akademi? Suruh dia hentikan omong kosong ini dan temui aku langsung apabila sangat butuh data-data itu." Ujar Amadeo memotong ucapan Jade sekaligus memberi keputusan mutlak menolak.

"Sudah?" tanya Amadeo memecah keheningan yang sempat tercipta selama beberapa menit sampai Jade menatapnya.

"Aku harus mendapatkan data para pekerja kediamanmu terlebih dahulu." Sahut Jade bersikeras.

"Penjaga!" panggil Amadeo menginterupsi dua orang berbadan besar masuk ke dalam ruang tamu. "Mau pergi sendiri atau kuantar?" tawarnya pada Jade.

Pada akhirnya Jade kalah dari keras kepala Amadeo. Pria itu tidak ingin datang atau pun pergi dengan meninggalkan keributan. Jadi, sebelum Amadeo semakin tersinggung Jade memutuskan untuk pamit dan berterimakasih meski tidak mendapat apa-apa.

"Aku pergi." Setelah mengatakan itu Jade berjalan cepat menuju pintu, di pertengahan ia sempat mendengar samar-samar suara seorang gadis.

"Tuan Duke, apakah ada tamu?"

"Ya, baru saja pergi." Amadeo menjawab ringan sekali padahal dirinyalah yang meminta tamu itu cepat-cepat pergi, mengusir dengan cara halus.

Odeliah menggigit bibir bawah dan merasa bersalah. "Maafkan saya, Tuan Duke. Saya tertidur dan baru sampai ke sini saat tamunya sudah pergi padahal harusnya saya membuatkan tamu itu minum."

"Tidak apa-apa, sayang." Sahut Amadeo tersenyum tipis lalu satu tangannya terulur pada Odeliah. "Kemarilah, aku sangat membutuhkan pelukanmu."

Keluar dari kediaman itu, Jade merasa ada yang tidak beres. Dia berjalan menjauh dalam posisi mundur agar bisa memperhatikan detail seluruh bangunan kediaman Keluarga Luther. Bentuknya biasa namun elegan, khas gaya Eropa.

"Aku yakin dia menyembunyikan sesuatu, pasti ada sesuatu." Gumam Jade pada dirinya sendiri lalu saat akan berbalik Jade melihat siluet seorang perempuan di balkon.

Perempuan itu melempar gumpalan kertas ke bawah dan mengode Jade untuk mengambil kertas tersebut. Jade patuh, dia mendekat ke bagian bawah balkon lalu memungut dan membaca isi dari kertas itu.


—💌Lain kali datanglah dengan seseorang yang kekuasaan lebih tinggi dibanding Tuan Duke, dia menyimpan rahasia persis seperti dugaanmu. Langsung robek dan buang setelah baca.

The Tales Of RibinaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin