x. i see red

6K 716 35
                                    


Amadeo : meski ga suka aku, mohon tinggalkan 🌟 agar kita segera bertemu lagi

(≚ᄌ≚)ℒℴѵℯ❤






Untuk pertama kalinya setelah belasan tahun, Kian datang menemuinya. Adik laki-lakinya yang hampir tak diketahui oleh banyak orang itu mengunjunginya pagi-pagi sekali. Dua hari setelah cidera kepala yang dihadiahkan oleh Ribina.

Alih-alih merasa canggung, Amadeo langsung menyipit penuh curiga menatap sang adik dan bertanya. "Apa maumu?"

"Mengapa terburu-buru?" sahut Kian lebih suka mengulur waktu. "Tidak menawariku minum teh dulu?"

"Tentu saja kita bisa minum teh. Kalau kau tidak keberatan dengan tambahan racun, adikku sayang." Sahut Amadeo sinis.

Kian memberengut. "Bukan itu yang mau kudengar, lho. Kak Amadeo sama sekali tidak rindu padaku?"

"Rindu?" Amadeo nyaris muntah mendengarnya. "Kepada pelaku yang berlagak jadi korban sepertimu?"

"Ekhem!" Deheman Kian menandakan kalau ia sedang tidak mau membahas topik tentang masalalu. "Lupakan itu, Kak. Aku punya kabar yang lebih menarik."

Amadeo tidak menjawab, tatap tajamnya menelusuri mimik tampan sang adik. Menunggu sampai dia berbicara dan menjelaskan kabar menarik apa yang barusan disebut.

"Aku ingin menjalin hubungan dengan Nona Ribina. You won't mind, right?" tanyanya.

"Kudengar kau menjalin hubungan terlarang dengan salah satu pelayan muda. Jadi, seharusnya kau tidak keberatan jika aku mendekati Ribina. Aku menyukainya, perempuan dengan tatapan hopeless romantic itu." Tambah Kian membeberkan alasannya pada sang kakak.

"Tidak ada wanita lain?" sahut Amadeo setelah cukup lama membungkam, menimang sesuatu dalam kepalanya.

"Aku tak melihat seorang pun." Balas Kian menyeringai.

"Belajarlah dulu untuk mengendali fetish mengintipmu yang sangat menjijikan itu. Jangan membuat image seolah kau pernah berdekatan dengan perempuan lain selain Ribina. Kau ingin menjadikan Ribina sama seperti Diera?"

Seketika raut wajah Kian berubah jadi penuh emosi kesal. "Apa maksudmu membawa-bawa nama perempuan itu lagi!?"

"Kenapa?" ekspresi Amadeo berubah jadi penuh ejekkan. "Berhenti menceritakan masalalu menjjikan tentang pelecehan yang kau dapat. Kau juga seorang pelaku yang melecehkan Lady Diera. Sampai saat ini kau bersembunyi karena takut wanita itu melaporkanmu pada Kekaisaran, bukan? How stupid you are, Kian Luther."

Kedua tangan Kian mengepal erat. "Kau bicara seolah kau orang paling suci di rumah ini. Kau tak sadar sekotor apa dirimu, Tuan Duke Amadeo Luther?"

"Aku sadar, aku sangat menyadarinya bahwa aku kotor dan menjijikan. Seperti itulah gambaran pria normal pada umumnya, kalau kau tidak merasakan itu berarti kau tidak normal. Kau tidak normal, Kian Luther." Amadeo tersenyum miring merasa menang karena berhasil memanipulasi isi kepala sang adik.

"Shut the fuck up!" pekik Kian marah besar, tatapannya berkilat sangat tajam dan membara seperti ingin membakar Amadeo sampai menjadi abu detik ini juga.

Mendengar sang majikan berteriak mengamuk di dalam, Roger cepat-cepat masuk. Dia menatap Amadeo sebentar lalu membawa Kian keluar dari ruangan itu kembali ke kamarnya sebelum terjadi hal yang lebih buruk lagi dan tak diinginkan.

Dan seperti yang Amadeo katakan, Kian tidak benar-benar menutup diri dari perempuan kok. Dulu saat usia lelaki itu masih berada di puncak pubertas, Kian sempat dijodohkan oleh seorang anak dari keluarga bangsawan. Lady Diera, itu yang Amadeo ketahui tentang namanya.

The Tales Of RibinaWhere stories live. Discover now