49]Masa Lalu

6.8K 971 170
                                    

Jaemin mengerjap, ini masih di rumah sakit?

"Maaf, maafin mama.Kalau aja mama nemuin Jaemin lebih cepat, kalau aja mama ada di rumah waktu Jaemin di bawa.."

Isakan terdengar, itu suara Yoona.

Jaemin menoleh, menemukan sang ibu terisak seraya menutup wajahnya, suara Yoona terdengar sangat menyesal dan putus asa

Astaga, apa Yoona menangisi Jaemin?Jaemin jadi merasa bersalah

"Mama jangan nangis"Lirih Jaemin serak, tenggorokannya terasa sangat perih

"Jaemin?"Yoona dengan cepat menghapus air matanya, memegang tangan Jaemin dengan hati hati

"Ada yang sakit?perlu mama panggilin dokter?"

"Engga"

Yoona mengerjap kala tangan Jaemin yang ia genggam terasa gemetar, putranya masih takut..

"Mama panggil Jay aja ya?"

Jaemin tersenyum tipis, berusaha membalas genggaman Yoona dengan susah payah, kendati nafasnya sekarang terasa semakin sesak dan takut kian menjalar

"Jaemin takut sama ayah, takut banget.."Jaemin menatap teduh wajah Yoona yang kembali berderai air mata

"Dulu, kalau Jaemin dapat nilai di bawah 90 ayah selalu mukul lengan atau kaki Jaemin pakai besi"

Tenggorokan Yoona terasa tercekat."D-dulu?"

"Eum, dari SD"

Dan Yoona benar benar merasa dunianya berhenti berputar, dia hanya punya satu putra, namun bagaimana dia bisa tak tau?

"Jaemin--gak berani bilang sama mama, Jaemin gak mau mama takut sama ayah kayak Jaemin"

Mata Jaemin berkaca kaca, saat itu dia bahkan tak terlalu mengerti banyak hal tentang kekerasan.Dia hanya bisa menangis saat Rean memukulnya, kadang pria itu memukul di bahunya agar lukanya tak terlihat, di kaki memang jelas tak terlihat, namun Jaemin bahkan kadang mendapat beberapa kali nilai 80 dalam seminggu, jelas jika terlalu banyak pukulan dia tak akan bisa berjalan

"Jaemin gak suka liat mama nangis, jadi Jaemin milih diam"

Jaemin ingat, apa alasannya tetap diam meski dia amat sangat kesakitan dan takut saat itu.Saat itu ia mendengar pembicaraan teman sekelasnya

"Iya, ibu terus terusan menangis"

"Awalnya aku bilang ayah memukul ku, kemudian ibu dan ayah bertengkar dan ayah pergi dari rumah"

"Lalu setiap malam ibu menangis walau paginya tersenyum"

Jaemin kecil menunduk, menatap bekas luka di tangannya

Jika dia bercerita, bisa saja Yoona akan menangis seperti ibu temannya kan?

Jaemin tak mau Yoona sedih..

Namun bagi Jaemin, Yoona lebih penting dari apapun.Pria itu mengekangnya dengan nama Yoona, membuatnya tak bisa bergerak dan hidup seperti boneka

Jaemin berusaha menarik senyum, dapat ia rasa air mata Yoona menetes membasahi tangannya

"Mama, Jaemin sadar, semua yang Jaemin dapat di sana, itu karena Jaemin sendiri.Gak ada yang salah selain Jaemin, itu semua karena Jaemin terlalu lemah"

Yoona menggeleng tak setuju, isakannya terdengar semakin keras dan pilu

"Jangan nangis, kalau bukan karena mama Jaemin gak akan bisa balik ke sini lagi"

"Jaemin kesini karena mama, Jaemin masih hidup sampe sekarang itu untuk mama"

"Maaf, maafin mama.."Yoona bahkan tak tau harus mengucapkan apa, putranya sekuat ini..

Cromulent ; Na JaeminWhere stories live. Discover now