Bab 13 : Pacar?

19 5 0
                                    

Badan panas dingin, perut mules, jantung deg-degan, tiba-tiba kepanasan, itu bukan tanda-tanda abis dikasih perangsang kan?
—Introvert yang takut ketahuan punya pacar


Jangan lupa vote dan komen 💛

🌵📗🌵📗

Biasanya Awi adalah orang yang memilih berangkat pagi-pagi untuk ke sekolah, namun berbeda dengan hari ini, dia memilih menunggu waktu berangkat hingga mendekati jam telat kedatangan.

Bukannya apa, tapi hari ini adalah hari dimana sang mama akan menagih janjinya untuk membawa pacar jika memang Awi tidak mau dijodohkan.

Untuk itu, Awi memilih sekolah lebih lambat agar nanti tak begitu banyak bicara dengan sang mama dengan beralasan bahwa dia sudah hampir terlambat.

"Awi! Udah jam berapa ini?! Sarapan dulu! Nanti telat loh!" Mazaya menggedor pintu kamar Awi sedangkan penghuninya saja masih enak-enak rebahan di kasur dengan mengenakkan seragam dan menonton video bias kesayangannya.

"AWI! Jangan sampai mama buka paksa ya kamarnya! Keluar!" Jika sudah seperti itu, artinya Mazaya hampir meledak.

Awi melirik jam dinding dan menyambar tas punggungnya. Dia menemukan Mazaya menatapnya tajam di depan pintu. Gadis itu tak ambil pusing, alih-alih melenggang ke dapur untuk makan, dia melenggang ke ruang tamu untuk mengambil kunci.

"Awi, sarapan dulu!"

"Udah telat, ma. Di sekolah aja."

"Tuh! Makanya! Ngapain aja sih lama banget siap-siapnya? Jadi nggak sempat sarapan, kan?"

"Aku nggak liat jam. Berangkat dulu, ma." Awi meminta tangan wanita itu dan manyalaminya.

"Kamu menghindari mama, kan?"

Pertanyaan itu membuat Awi berhenti memakai helmnya. "Nggak," jawabnya berbohong.

"Iya, benar. Kamu takut mama tagih janjimu untuk bawa pacar hari ini. Kamu bilang kamu gak mau dijodohin?"

Awi berdecak. "Aduh, iya, ma! Nanti! Nanti aku bawa pacarku ke rumah."

"Beneran?

"Iya lah! Aku kan udah bilang aku gak mau dijodohin."

"Bagus deh. Mama tunggu."

Jujur saja, sejak ia terakhir melihat Dazey bersama Heidy di depan lapangan basket hari itu, Awi belum pernah berinteraksi lagi dengan laki-laki itu. Tidak pernah berpapasan ketika berangkat sekolah, di sekolah, hingga saat pulang sekolah. Entah kenapa mereka terlihat tidak pernah bersinggungan di sekolah.

Ya sudah lah, untuk apa juga Awi memikirkan itu? Tidak penting. Dazey juga sepertinya pernah bilang, dia tidak mau akademiknya diganggu. Mungkin saja belakangan ini, laki-laki itu tengah sibuk dengan akademiknya.

~~~

"Awi, gimana?" Todong Tiyu dengan berbisik. Gadis itu berbisik dari bangku belakang.

"Gimana apa? Soal matematikanya? Nih." Awi memberikan buku besar berisi soal-soal matematika yang ia catat.

"Ck, bukan!" Tiyu mendorong buku Awi. "Hari ini harusnya lo bawa pacar lo ke rumah, kan?" Bisiknya lagi.

Awi menghela napasnya. Kenapa juga Tiyu bisa mengingatnya? Padahal dia sudah berusaha diam daritadi.

"Oh iya, njirr!" Seru Sefa dari bangku depan. Gadis itu berbalik badan dan tersenyum jahil. "Udah siap? Perlu ada dokumentasi nggak?" Godanya

"Dokumentasi biji mata lo!" Awi menoyor wajah Sefa. "Udah lah, yang penting gue gak dijodohin!"

Let's End It To The ZNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ