Prolog.

112 8 0
                                    

Kamu bukan orang bernilai jika masih merendahkan orang lain untuk membuat dirimu berharga.
—Introvert yang muak

Jangan lupa vote dan komen 💛

Awi melihat di luar ruang kelas IX.A.1 sudah di kerumuni banyak orang, semakin membuat Awi enggan melangkah kesana. Kabarnya ada anak yang akan menyatakan perasaan kepada cowok bernama Dazey, cowok yang terkenal berprestasi tapi dingin, judes, dan angkuh seantero sekolah. Jika diingat-ingat, ini akan menjadi berita ke-empat dalam bulan ini menyangkut Dazey. Awi yang tomboy ini memang senang bergaul dengan cowok-cowok tapi tidak untuk Dazey. Terlalu angkuh dan sombong. Kenapa sih orang-orang sangat suka menonton drama murahan anak SMP seperti ini?

Karina terlihat berjinjit-jinjit untuk melihat yang terjadi di dalam kelas itu, namun sialnya tidak bisa sebab orang-orang di depannya terus bergerak. Sementara Awi diam berdiri tak minat di belakang dengan tangan bersidekap di dada.

"Kar," panggilnya kemudian.

"Hm?"

"Daripada susah-susah gitu, mending nonton dari atas aja," ucapnya sambil menunjuk tembok batas antara taman dan lantai. Lantai ruang kelas ini memang bertempat agak ke bawah. Jadi jika menonton dari tembok itu, orang-orang di kelas akan terlihat jelas tapi tidak dengan suaranya.

"Gak kedengeran, Wi."

"Ck, yang penting nonton, kan? Masalah mereka ngomong apa, tanya aja sama temen lo yang di kelas itu nanti."

Karina tersenyum senang. "Bener juga lo."

Dia dan Awi langsung berdiri di tembok pembatas itu dan benar, mereka bisa melihat seorang gadis tengah berdiri di sebelah bangku baris ketiga deret kedua dimana seorang Dazey duduk damai bersama bukunya di meja.

"Mereka udah ngomong?" Tanya Awi berbisik. Dia melihat raut wajah si gadis tampak tidak baik-baik saja. Ujung bibir itu melengkuk ke bawah dengan alis cemas.

"Yih, tadi aja bilang gak mau nonton," cibir Karina.

"Udah terlanjur."

Sementara itu di dalam kelas, tak ada yang berani masuk dan mengganggu suasana dramatik yang terjadi, sekalipun penghuni kelas itu sendiri.

"Gue tanya, lo pernah maju ke depan gak waktu upacara?" tanya Dazey dingin.

"Per...nah," jawab gadis itu ragu.

Dazey menutup bukunya setelah meletakkan pembatas. "Sebagai siswa berprestasi, bukan siswa terlambat atau nakal?"

Gadis itu tak menjawab. Dia hanya pernah maju ke depan saat upacara tapi ketika dia terlambat, bukan karena memenangkan suatu lomba.

"Gak bisa jawab?"

Hening.

"Ya udah." Keheningan itu seolah menjawab pernyataan perasaan si gadis. Dazey berdiri membawa bukunya dan keluar dari bangku. "Lo gak bisa jawab pertanyaan gue, jadi jangan berharap gue akan jawab atau terima perasaan lo," ujarnya menolak dengan ketus.

"Si paling berprestasi," gumam gadis itu kesal setelah Dazey melangkah beberapa langkah menuju luar kelas.

Dazey mendengarnya namun tak ia acuhkan karena yang dikatakan adalah fakta. Dia adalah murid paling berprestasi di sekolah itu. Dazey berhenti di pintu karena melihat banyak siswa masih berkerumun dan membuatnya sulit keluar.

"Nonton apa? Gue bukan sinetron," ujar Dazey dengan suara keras dan seketika membuat kerumunan itu bubar.

Di samping itu dia malah menangkap tatapan menjijikan nan sinis dari salah satu murid tomboy berambut hitam sebahu dan berponi yang tak lain adalah Awi.

Mereka bersitatap tanpa ragu karena keduanya sama-sama seolah menantang. Belum pernah ada yang menatap Dazey seperti itu dan Dazey pun tidak pernah memberikan tatapan permusuhannya terhadap orang lain selain orang yang ia tolak.

"Awi, ayo!" Bisik Karina.

Awi mengikuti langkah Karina yang menggaet lengannya tapi sebelum benar-benar pergi, bergumam pelan nan sinis, "Freak!"

Pendengaran Dazey tajam dan matanya juga bisa membaca mulut orang lain yang bicara walaupun memakai kacamata. Dia mengangkat satu alisnya ketika Awi bergumam seperti itu.

Laki-laki itu kemudian mencari keberadaan Awi dan menatapnya tajam.

~~~

"Lo suka sama gue?"

"Iya, emang kenapa?"

"Jadi lo kalah dan melanggar perjanjian."

"Oke, asal lo tau aja, perjanjian kita udah banyak dilanggar, jadi kenapa?"

"Menjauh dari gue. Perjanjiannya udah selesai."

"Kalo gue bilang gak bisa?"

"Gue yang menjauh."

"Emangnya bisa?

~~~

TBC.
Yang udah vote+komen, terima kasih banyak 💛. Buat yang belum, minta tolong, yaa 💛

Let's End It To The ZWhere stories live. Discover now