Bab 9: Dua Insan Anti-Romantic

28 5 0
                                    

Jadi, gimana sih rasanya pacaran?
—Introvert imajinatif

Jangan lupa vote dan komen 💛

🌵📗🌵📗

Awi sama sekali belum memberitahu teman-temannya tentang perkembangan hubungannya dengan Dazey bahkan memang tak berniat memberitahu mereka. Meski ide untuk pacaran dengan Dazey memang berasal dari teman-temannya, tapi gengsi lah! Selama SMA orang yang paling sering ia julidkan adalah Dazey dan sekarang ia berpacaran dengan Dazey? Awi bisa diejek habis-habisan oleh teman-temannya itu.

Gadis itu berjalan menuju perpustakaan sendirian karena dia adalah orang pertama yang selesai mengerjakan kuis bahasa Jepang. Sambil mengayunkan buku-buku bahasa Mandarinnya di tangan, ia malah melipir ke kantin untuk membeli air dan permen. Sebelum kembali ke arah perpustakaan, ia melihat Dazey duduk sendirian di bangku yang ada di taman belakang.

Awi teringat urusannya dengan Dazey belum selesai. Mereka belum menyelesaikan perjanjian yang mereka buat sendiri untuk hubungan kerja sama ini.

Kakinya melangkah mantap menuju Dazey yang tampaknya tengah sibuk dengan pekerjaan sebagai seorang murid teladan yang hobinya belajar.

"Gak bosen apa belajar mulu?" Tanya Awi sambil meletakkan buku-bukunya di atas meja, menghalangi buku yang yang dibaca Dazey.

Dazey dengan sabar menyingkirkannya. "Lo ngapain di sini?"

"Mau ke perpus, pelajaran bahasa Mandarin. Lo sendiri ngapain diem di taman belakang? Sendirian lagi. Nonton yang nggak-nggak kan?" Awi mengacungkan jari telunjuknya.

Dazey melempar tatapan muak pada Awi. "Belajar fisika."

"Gak bosen? Hidup lo kayanya belajar mulu kerjaannya. Nggak di rumah, nggak di sekolah. Jangan-jangan ke toilet pun lo bawa buku, ya?"

"Iya." Dazey terkesan membalas dengan ogah-ogahan.

"Ihhhhh!"

Sebelum Awi semakin banyak bicara, Dazey mengangkat buku saku kecil yang muat di telapak tangannya dan tentunya di saku. "Buku ini. Isinya rumus."

Awi tak habis pikir. Sepertinya lelaki di depannya ini gila belajar. Hidupnya penuh dengan belajar. Pantas saja dia tidak tertarik dengan wanita. Dia hanya tertarik dengan rumus-rumus dan soal-soal rumit di buku.

"Zey, gimana soal perjanjian kemarin?" Awi langsung mengatakan inti dari niatnya.

Dazey mengeluarkan selembar kertas B5 yang sudah berisi poin-poin dengan judul "Perjanjian Pra-Pacaran"

1. Kedua pihak tidak boleh saling mengganggu privasi masing-masing.

2. Hanya terlihat seperti pasangan di depan orang tua masing-masing.

3. Tidak boleh sampai terlihat pacaran di sekolah.

4. Rahasia hanya dipegang berdua.

5. Dilarang baper dan jatuh cinta.

6. Perjanjian hanya berlaku sampai ujian nasional selesai.

"Ini aja?"

"Iya."

Menurut Awi isinya lumayan mewakili apa yang ingin dia sampaikan selama pacaran kerja sama ini, namun masih aja yang mengganjal di pikirannya.

"Serius ini aja?" Tanyanya sekali lagi.

"Iya. Emang lo mau apa lagi?"

"Artinya selain ini, boleh? I mean, emangnya lo tau orang pacaran itu kaya gimana?"

Let's End It To The ZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang