Bab 14: Bertemu Mama

22 5 0
                                    

Walaupun bukan berdasarkan perasaan, jangan main-main di hubungan ini.
—Introvert yang (katanya) nggak cemburu

Jangan lupa vote dan komen 💛

🌵📗🌵📗

Awi tidak tenang. Di sekolah tidak tenang, di rumah pun tidak tenang. Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, seharusnya Dazey sudah pulang kan? Awi bahkan sengaja mengurung diri di kamarnya sejak pulang sekolah agar sang mama tidak menginterogasinya dulu. Dia menunggu hingga Dazey datang dulu, baru ia akan keluar.

Soal pertemuannya dengan Heidy tadi di kamar mandi sekolah, Awi sungguh gugup, tapi entah kenapa Heidy terlihat santai dan ramah seolah tak mengetahui apapun tentang hubungannya dengan Dazey.

Ia melihat kamarnya yang sudah bersih dari poster-poster BL dan berubah menjadi poster-poster grup K-Pop kesayangannya. Kata sang mama, itu masih bisa ditoleransi.

Ketika matanya hampir terpejam, ia mendengar ketukan pintu.

"Awi! Keluar dulu sebentar!" Titah Mazaya.

Ini saatnya. Apakah sang mama akan menginterogasinya lagi?

Gadis itu berjalan keluar dengan wajah pura-pura habis bangun tidur.

"Kenapa, ma?" Tanyanya. Ada hal tak biasa yang ia lihat dari gerak-gerik sama mama.

"Ada yang nyariin," jawab Mazaya dengan senyuman kecil di bibir.

Mama gue gak kesambet, kan? Awi berbatin takut.

Gadis itu melangkah keluar dan menemukan laki-laki berbahu lebar yang tengah menunduk memandangi kolam ikan milik Awi. Laki-laki itu masih mengenakkan seragam sekolahnya dan tas punggungnya.

"Zey?" Panggil Awi.

Dazey berbalik setelah mencelupkan setengah dari jari-jemarinya ke dalam kolam.

"Gue udah ketemu mama lo," ungkap Dazey tanpa ditanya Awi. Memangnya Awi harus bertanya apa lagi?

"Lo pulang sekolah langsung ke sini?"

Dazey mengangguk kecil. "Iya, biar sekalian."

"Oh..."

"Gue pulang dulu."

"Eh tunggu!"

Dazey berhenti dan berbalik 90 derajat. Ditatapnya Awi yang kelihatan gelisah cenderung gugup. "Kenapa?" Tanya Dazey.

"Itu... Thanks udah bantu gue." Gadis itu tak mengerti mengapa dia jadi canggung sekarang.

Laki-laki itu mengangguk. Tangannya bergerak memperbaiki letak kacamata di batang hidungnya. "Ada lagi?"

Mata Awi membulat ketika ia tiba-tiba mengingat sesuatu yang harus diprotes kepada laki-laki ini. "Gue tadi chat lo, tapi centang satu!"

Dazey memasukkan tangan kanannya ke saku dan memutar menghadap Awi sepenuhnya. "Gue lagi di perpus. Kalo lagi belajar, internetnya gue matiin."

Awi benar-benar meringis. Bisa-bisanya laki-laki ini mematikan internet, bagaimana kalau seandainya dia menghubungi karena keadaan darurat?

"Lo belum jawab chat gue tadi."

Dazey berjalan mendekati Awi. Ia berdiri di atas tanah sementara Awi di lantai teras yang letaknya sedikit lebih tinggi hingga membuat Dazey bisa menatap mata Awi dengan lurus. "Siapa yang ngasih tau Heidy tentang pacaran ini?

Awi langsung menautkan dahinya. "Ya lo lah!"

Dazey mengangkat satu alisnya dan menelengkan kepala. "Gue cuma kasih tau kalo gue ada urusan sama pacar gue."

Let's End It To The ZWhere stories live. Discover now