Bab 8: Famous Tapi Tertutup

28 5 0
                                    

Ini bukan di kutub atau lagi winter kan? Kenapa dingin banget?
Patient Introvert wannabe

Jangan lupa vote dan komen 💛

🌵📗🌵📗

"Lo gak ada alergi apa-apa kan?" Dazey bertanya dengan suara keras.

Awi menyondongkan tubuhnya ke depan. "Hah? Emangnya kenapa?"

"Biar gampang nyari makan."

"Kenapa lo gak nanya gue mau makan apa?"

Cewek itu ribet dan Dazey muak sekali. Kalau ditanya nanti pasti jawabannya ngambang alias gak jelas. "Lo kan omnivora."

Awi sontak memukul pundak Dazey. "Idihh, lo pikir gue hewan?"

"Bener atau nggak?"

"Ya... bener, tapi istilah yang lo pake gak banget!"

"Ya udah."

Gadis itu melotot menatap pemilik punggung di depannya. "Apaan ya udah ya udah? Emang lo mau bawa gue makan apa?"

"Apa aja asal bukan seafood."

"Kenapa?"

"Kepo."

Sabar... Awi menghela napasnya pelan.

"Ditanya 'kenapa' tuh jawabannya pake 'karena', gak tau kaidah kebahasaan, ya?"

"Karena lo harusnya emang gak usah banyak nanya."

"Oh, oke, siap. Gue gak nanya lagi."

Sekarang keyakinan Awi menjadikan Dazey sebagai pacar bohongannya semakin menipis seiring dengan kesabarannya yang juga semakin terkikis. Bicara dengan Dazey dalam mode santai saja tidak bisa, apalagi komunikasi dalam bekerja sama sebagai pacar bohongan? Bisa-bisa Awi makan hati tiap hari karena sikap Dazey yang tidak ada lembut-lembutnya sama sekali.

Motor yang dikendarai Dazey melipir ke sebuah gerobak bakso di pinggir jalan yang lumayan ramai pengunjung. Letaknya yang berada di depan daerah perkantoran membuat pelanggannya sebagian besar adalah para orang dewasa berkalungkan tanda pengenal perusahaan.

"Langganan?" Tanya Awi.

Dazey menggeleng. "Nggak."

"Terus kenapa milih makan di sini?"

"Karena ramai. Biasanya kalo ramai artinya makanannya bisa jadi enak."

"Kenapa nggak di tempat lo biasa beli makan?"

"Gue jarang beli makan. Bunda biasa masak."

"Jarang bukan berarti gak pernah kan? Biasanya lo beli apa sih?"

"Kalo bunda gak masak, gue beli kebab."

Awi mengernyit. "Kebab? Gak expect banget jawabannya itu. Kenapa beli kebab? Kan masih banyak makanan berat kaya ayam geprek, sate lontong, nasi soto, bakso, mie ayam."

"Praktis."

"Hah?"

Dazey melirik Awi. "Gampang dimakan sambil belajar."

"Lo makan sambil belajar?"

Laki-laki itu menghela napasnya berat dan menatap Awi sayu. "Seharian ini bibir gue capek bales omongan lo, bisa gak, lo diem sebentar aja?"

Sejujurnya, Dazey yang adalah seorang introvert juga bisa merasakan lelah yang teramat. Setelah pulang dari sekolah, biasanya dia bisa merasa tenang karena akhirnya dia bisa istirahat seorang diri di kamar, tapi sejak pertemuannya dengan Awi, jam pulang sekolah adalah waktu yang menantang baginya.

Let's End It To The ZWo Geschichten leben. Entdecke jetzt