24

1.9K 374 27
                                    

Kalau dipikir-pikir, sebenarnya agak lucu bagaimana 3 dari 5 orang di ruangan itu berwajah memar dan bonyok.

Lebih lucu lagi mengingat betapa konyolnya tinju Harris bisa sampai bersarang di wajah Mia--kejadian sangat bisa dihindari, sangat jenaka, sangat Srimulat

Tapi tidak ada yang tertawa.

Terutama Killa, yang darahnya mendidih dan sudah membayangkan apa saja yang akan dia katakan kalau dia pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kekerasan  di rumah tangga kakaknya.

Meskipun keluarga Mia dan Killa tidak lengkap dan sempurna, tapi Fajri tidak pernah menggunakan kekerasan dalam membesarkan mereka. Jangankan dipukul, dibentak saja mereka tidak pernah.

Dan seperti kebanyakan orang yang hidupnya lurus-lurus saja, ini baru pertama kalinya Killa melihat kekerasan fisik seperti ini, benar-benar terjadi di depan matanya.

Hanya dua hal yang membuat Killa belum membawa Mia pergi dari sini, yang membuat Killa masih mau berada satu ruangan bersama Harris dan temannya ini.

Satu, karena ini baru pertama kalinya Harris melakukan kekerasan, tanpa preseden, dan meski kekerasan tidak bisa ditolerir, Killa masih berharap Harris bisa menjelaskan apa yang terjadi barusan.

Dua, karena kemarin, secara samar Mia mengatakan bahwa pernikahannya tidak didasari cinta. Meskipun tidak secara jelas mengatakannya atau membatahnya, tapi Mia dengan jelas menyebutkan satu hal: Menikah karena cinta itu penemuan modern....

Kemarin Killa merasa kata-kata Mia itu terlalu brutal, mengingat betapa baik dan bertanggungjawabnya Harris selama ini...

Kata-kata Mia juga terasa kontradiktif dan tak berperasaan, mengingat di awal-awal pernikahan mereka, Killa ingat Mia sangat ingin secepatnya punya anak, meskipun karena kesehatan Mia dan sakitnya almarhum Bu Sari membuat keinginan Mia itu jadi tertunda.

Kini Killa merasa, mungkin itulah yang terbaik. Mia tidak terlalu menaruh perasaan pada Harris, Mia tak punya anak dari Harris....

Setidaknya kalau terjadi apa-apa pada pernikahan Mia, hati kakaknya itu tidak terlalu terluka...

***

Harris membaringkan Mia perlahan di sofa. Kelopak mata Mia sedikit bergetar.

"Mia," bisik Harris, menggenggam tangan Mia, membawanya ke pipinya, menekannya kuat-kuat. Suara Harris sedikit gemetar.

Kenapa Mia ada di sini, Harris tidak tahu... Isi kepala Harris rasanya ingin meledak melihat Mia terkulai tak sadarkan diri. Buku-buku jari Harris masih terasa sakit berdenyut, sisa benturan tangannya dengan wajah Mia.

Seseorang bisa kehilangan kesadaran saat menerima pukulan keras. Karena itu ada istilah KO dalam tinju--ketika ada pukulan tunggal keras ke wajah yang membuat lawan jatuh ke ring tinju, dan selama beberapa saat tidak bisa bangkit karena pingsan.

"Mungkin sebaiknya kita pergi ke rumah sakit." Suara Killa terdengar seperti dari tempat yang jauh.

"Killa, biar kita lihat dulu." Suara lelaki yang terdengar asing menimpali pelan.

"Apalagi yang harus dilihat?" Killa kembali bicara, kali ini dengan penuh emosi.

"Ini, buat mengompres," kata Melki.

Harris yang sedari tadi berlutut di samping sofa, di samping Mia yang tak sadarkan diri, menoleh ke belakang. Melki berdiri sembari mengulurkan handuk basah dan tanpa banyak bicara, Harris mengambilnya, menggunakannya untuk ditempelkan di sisi wajah Mia yang terlihat memar dan sakit.

Luka SegarWhere stories live. Discover now