31

6.5K 747 53
                                    

Di antara mereka berdua, Mia yang paling ingin memiliki anak. Tapi Harris memahami kenapa Mia tidak curiga; karena ini bukan pertama kalinya.

Setidaknya sudah tiga kali sebelumnya, Mia merasa tidak enak badan, mual dan muntah. Mia akan membeli tespack, lalu tergopoh-gopoh membuat janji temu dengan dokter kandungan. Sepanjang yang Harris lihat, hasil tespack-nya selalu garis satu, tapi Mia bersumpah garisnya dua meski satunya samar.

"Memang kalau baru awal sekali hormonnya masih susah terdeteksi, tapi, tuh, lihat... ada kan garisnya? Mas lihat kan?"

Lalu setelah tes mandiri, mereka akan bertemu dokter, dan hasil USG menyatakan kalau Mia tidak hamil. 

Lalu Mia dan Harris akan pulang, dan Harris akan merasakan perjalanan menyetir pulang jadi jauh lebih lengang, jauh lebih sepi dan jauh lebih panjang, karena setelah mendengar dari dokter bahwa dia tidak hamil, Mia akan diam saja sepanjang perjalanan.

Mia akan memandang ke luar jendela dan menolak untuk bicara.

Terakhir, tahun lalu Mia begitu.

Setelahnya, bahkan kalau Mia mengalami muntah-muntah hebat, dia tak pernah lagi berusaha membeli testpack. Kemungkinan hamil bahkan tidak lagi terucap dari Mia, Mia hanya memperlakukannya seperti masuk angin biasa, atau salah makan saja...

Baru dua hari ini, setidaknya Harris memiliki keyakinan yang cukup kuat kalau Mia hamil, karena selain mual muntah, penciuman Mia yang mendadak tajam dan membuat Mia mengeluh berkali-kali, Harris bisa merasakan perubahan dari Mia; dia bisa merasakan perubahan aroma tubuh Mia. 

Mia biasanya selalu berbau wangi segar seperti bunga. Belakangan, Mia berbau seperti gula.... dan susu.

***

Sebenarnya akan ada pertemuan lagi di rumah Melki malam ini, tapi Harris menolak ikut. Ini hari pertama dia meninggalkan Mia dan dia memilih pulang pukul empat sore, lebih cepat dari jam pulangnya yang biasa. Harris menemani Mia makan, memastikan Mia meminum vitaminya, menemiani Mia selama mungkin, sebelum pamit untuk ke ruangan kerjanya. Di sana, dia mengikuti pertemuan di rumah Melki yang sengaja dilakukan lewat conference online. 

Hampir pukul sembilan malam, Harris kembali ke kamar. Saat melangkah masuk, Harris melihat Mia sudah berbaring miring menghadap ke luar ranjang.

Harris berbelok ke arah kamar mandi. Harris sudah mandi saat tadi pulang kantor, tapi tadi dia sempat olahraga sebentar, push-up dan angkat beban, dia takut Mia bisa mencium keringatnya meski sudah mengering.

Setelah mandi dan berganti baju menjadi kaus longgar dan celana panjang linen, barulah Harris bergabung dengan Mia di ranjang. 

Mia memunggunginya, jadi Harris beringsut pelan, menahan badannya menggunakan siku untuk melihat wajah Mia.

Mata Mia terpejam, napasnya teratur. Kedua tangannya menjadi bantal di bawah pipi. Mia mungkin belum berniat tidur, karena dia masih menggunakan giwang mutiara di cuping telinganya, padahal tadi pagi telinganya masih polos saja. Mia biasanya tidur dengan melepas perhiasan.

Harris menurunkan wajahnya, hendak mengecup pipi Mia, saat dia menghidu aroma susu manis yang sepertinya datang dari lekuk leher dan dada Mia.

Kejantanan Harris mengeras seketika, dan dia jadi merasa bersalah. Pinggangnya yang tadinya sejajar dengan pinggang Mia, terpaksa dia geser seketika. Dia takut kalau Mia bergeser, tubuh Mia akan menggesek selangkangannya.

Luka SegarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang