Part 2

19.1K 961 12
                                    

Jam pulang sekolah pun akhirnya telah tiba. Seluruh murid tampak sangat antusias menyambut jam-jam yang sangat melelahkan ini. Begitu juga Feren. Dia masih lelah setelah mempelajari pelajaran Geografi. Beda dengan Dio, dia tampak santai-santai saja sembari membereskan buku-buku pelajarannya.

"Re, mau pulang bareng ga?" Tawar Dio pada Feren.

"Pulang bareng?!" Ujar Feren dengan kencang. Dio terkekeh mendengar Feren.

"Gua gabakal ngapa-ngapain. Lagipula, galakan lo daripada gua" Ujar Dio sembari tersenyum. Lagi-lagi Feren terpesona dengan senyum Dio itu. Aduh Dio banyakin senyum dongg lu manis banget anjirr gumam Feren sembari komat kamit. Dio pun bingung.

"Eh.. hm yaudah deh kalo gak mau" Dio pun beruasaha beranjak dari kursinya. Namun, Feren menahannya.

"Gapapa nih?" Tanya Feren ragu. Mendengar itu, Muka Dio langsung berseri-seri dan tanpa ragu dia mengangguk kencang. Akhirnya mereka berdua pulang bersama. Saat di parkiran, Feren bertemu dengan teman-teman sekelasnya.

"Eh Feren dan si cupu"

"Feren pulang bareng si cupu? Jangan mau apa!"

"Mati ae lo cupu! Feren dideketin"

Begitulah ucapan para teman-temannya yang sangat memojokkan Dio. Feren cuek saja sedangkan Dio menunduk dan berjalan di belakang Feren.

"Dia temen sekelas kita. Lo semua gaboleh gitu" Ujar Feren tampak tak suka.

"Yaa abisnya, baru masuk udah deket-deket cewek kebanggan IPS 1. Lo mau tenar juga?" Lagi-lagi Fajar mengompori Feren.

"Gua?tenar? temen seangkatan aja gak semuanya kenal gua. Please deh" Feren membantah perkataan Fajar.

"Kok lo malah belain si cupu deh?" Gerald bingung dengan sikap Feren.

"Yaa karena dia temen sekelas kita. Udah ah, gua mau pulang. Capek" Feren menjauh dan segera diikuti oleh Dio. Saat melewati Fajar, Dio ditahan dan dibisikkan sesuatu.

"Jangan macem-macem sama cewek yang gua suka,cupu" Terdengar ancaman dari suara Fajar yang membuat Dio merinding. Dio hanya bisa menunduk dan berlari kecil menghampiri Feren yang menunggu di pos satpam.

"Lo diapain sama mereka?" Tanya Feren cemas. Dio hanya diam dan memikirkan apa yang akan dia katakan.

"Enggak apa-apa. Ayo motor gua disana" Ujar Dio lalu pergi meninggalkan Feren yang kebingungan. Tapi Feren berusaha tak memperdulikannya dan menghampiri motor Dio.

"Rumah gua jauh dari sini. Gapapa emang?" Tanya Feren lagi.

"Iya" Jawab Dio singkat. Tanpa ragu, Feren naik ke motor Dio dan segera saja, Dio langsung pergi meninggalkan parkir sekolahan barunya itu. Entah ada perasaan aneh yang Dio rasakan saat memboncengi Feren.

Sepanjang perjalanan, mereka berdua hanya diam saja. Feren yang memiliki kepribadian tertutup bertemu dengan Dio yang bersifat 'pemalu'. Begitu sepi suasana motor tersebut. Akhirnya, Dio berusaha membuka pembicaraan antara dirinya dengan Feren.

"Re, temen-temen sekelas lu orang nya gimana?" Tanya Dio.

"Hah?Apa?!" Feren setengah berteriak dikarenakan suara deru motor bertabrakan dengan suara Dio yang pelan.

"TEMEN-TEMEN SEKELAS LO ORANGNYA GIMANA?" Dio mengeraskan suaranya. Feren pun tak langsung menjawab dan diam sebentar. Lalu terdengar suara Feren terbatuk-batuk ingin mengatakan sesuatu.

"Ada yang baik ada yang nyebelin" Ujar Feren singkat. Dio cukup kecewa mendengar jawaban Feren yang begitu singkat, padat dan jelas.

"Udah gitu doang?" Dio tampak keheranan.

My Handsome NerdDonde viven las historias. Descúbrelo ahora