Part 5

15.5K 824 1
                                    

Bel pulang sudah berdering. Semua murid bergegas keluar kelas. Dio masih sibuk membereskan buku-buku nya. Lalu, dia membantu Feren membereskan barang-barang Feren.

"Pulang bareng lagi?" Tanya Dio santai.

"Boleh?" Tanya Feren senang. Dio pun mengangguk. Feren begitu senang akhirnya ia memiliki teman cowok yang begitu dekat dengan dia. Akhirnya... ujar Feren dalam hati. Setelah semua nya siap, Feren di tuntun perlahan oleh Dio. Clara yang melihat mereka berdua begitu dekat pun heran.

"Ren! Mau pulang bareng gua nggak?" Tanya Clara menghampiri Feren. Tanpa menghiraukan Dio yang berada di samping Feren.

"Enggak dulu deh Clar, gua mau pulang bareng Dio" Jawab Feren santai. Clara sedikit kaget mendengar jawaban Feren. Karena Clara sudah mengetahui bahwa sahabatnya ini sangat malu-malu jika berada di dekat cowok. Bahkan teman sekelas pun Feren masih sangat gugup.

"Ohh.. hm yaudah. Gua duluan ya!" Clara melambaikan tangannya dan pergi menjauhi Feren dan Dio. Clara sebenarnya mengajak Feren pulang bareng karena dia ingin memberitahu dan menanyai berbagai hal kepada Feren. Termaksud permasalahan Fajar yang telah lama menyukai Feren. Tapi nyatanya Feren sekarang pulang dengan Dio. 'Mungkin lain kali' Ucap Clara kecil.

Sesampainya di luar sekolah, Feren menunggu di pos satpam selagi Dio mengambil motornya di parkiran. Saat sedang memainkan kukunya, tiba-tiba ada yang mencolek punggung Feren. Ternyata itu, Nero!.

"Lu yang namanya Feren ya? Yang tadi pas pelajaran izin sakit sama Dio?" Tanya Nero sembari mendekatkan badannya dengan Feren. Feren sangat kaget namun ia berusaha menyesuaikan ekspresi nya lagi.

"Iya" Jawab Feren singkat. Nero menarik alis nya keatas. Sedikit heran dengan sifat Feren.

"Kok belom pulang? Mau pulang sama gua?" Tawar Nero pada Feren. Mendengar ajakan Nero, Feren begitu kaget sampai-sampai badannya lemas. Tangannya menjadi dingin. Dan mukanya bersemu merah. Memang begitulah Feren.

"Nggak, makasih" Ujar Feren yang sedang menahan debaran aneh di tubuhnya. Saat mereka berdua terdiam, Feren melihat Dio yang sedang menuju ke arahnya. Nero pun langsung ikut melihat objek yang menbuat Feren mengalihkan pandangannya.

"Ohh lu pulang sama Dio?" Tanya Nero meyakinkan Feren. Feren pun hanya mengangguk tanpa menoleh sedikitpun kearah Nero. Saat Dio sampai didepan pos satpam, Dio menoleh kearah Nero sebentar lalu tersernyum sekilas. Feren sedikit bingung dengan hubungan diantara Dio dan Nero.

"Re ayo naik" Ujar Dio membuyarkan kebingungan Feren.

"Ohh hehe iya" Feren menggaruk tengkuknya yang tidak gatal menyembunyikan rasa malunya. Lalu segera saja Feren duduk di jok belakang motor Dio. Setelah memastikan Feren sudah naik, Dio menjalankan motornya menjauhi pos satpam. Dan juga Nero yang masih memandangi mereka dari jauh.

"Dio emang nggak salah pilih" Ujar Nero sambil tersenyum puas. Setelah itu, dia berjalan santai sambil memutar-mutarkan kunci mobil nya.

Saat ini suasana canggung tidak terasa di motor yang dinaiki Dio dan Feren. Karena, Feren sudah mulai terbuka dan menceritakan banyak hal kepada Dio.

"Di, dibelokan sebelum rumah gua ada bakso enak banget abis itu murah, tempat nya enak terus tempatnya nyaman banget deh buat nongkrong. Kapan-kapan ke situ yuk?" Ajak Feren tanpa ragu. Dio sangat senang dengan perubahan Feren yang amat drastis. Padahal baru 2 hari mereka saling kenal tapi sudah seakrab ini.

"Ayook. Mau kapan?" Tanya Dio tak kalah bersemangat.

"Pokoknya jangan hari Selasa sama Jum'at. Soalnya gua ada eskul" Jawab Feren.

"Lu ikut eskul apa Re?" Tanya Dio penasaran.

"English Club sama Tari Tradisional Di. Lu beloman ikut eskul ya?" Tanya Feren.

My Handsome NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang