Part 4

16K 887 4
                                    

"Bisa" Ujar Dio singkat. Lalu dia berjalan menjauhi tempat duduknya. Tanpa menghiraukan muka bingung teman sekelasnya dan juga Feren. Feren begitu bingung dengan reaksi Dio yang biasa saja. Biasanya, Dio akan gugup jika berbicara dengan seseorang. Apalagi model-model orang kayak Nero yang kayaknya termaksud anak famous dan sombong. Itu menurut sudut pandang Feren. Saat Feren masih bingung-bingung nya, Tiba-tiba Fajar menghampirinya.

"Ren, Dio kok bisa kenal sama Nero? kayak udah temen deket malah" Tanya Fajar heran.

"Mana gua tau" Jawab Feren kebingungan juga.

"Kan lu temennya Dio" Ujar Fajar lagi. Suaranya seperti 'mengejek'.

"Baru kenal kurang dari 2 hari. Masa gua bisa langsung tahu masa lalu dia? kehidupan dia? Lu kira gua cenayang apa Jar. Aneh dah" Feren tampak kesal dan akhirnya memilih untuk keluar kelas. Dia kesal dengan sifat Fajar yang tampak mengintimidasi nya. Dari kelas sepuluh, Feren merasa selalu di ganggu oleh Fajar. Feren tidak tahu, bahwa Fajar tertarik pada Feren. Jadi, alasan Fajar mengganggu Feren karena itu.

"Yah ngambek" Fajar tampak murung. Teman-teman Fajar menertawai Fajar yang dicuekin Feren. Fajar pun langsung melototi teman-temannya.

"Gara-gara si cupu anjir" Fajar tampak sangat kesal sembari membanting tas Dio. Semua sontak terkejut, apalagi Clara. Dia baru mengetahui bahwa sahabat nya itu memiliki fans fanatik seperti Fajar.

"Feren harus tau secepatnya" Gumam Clara kecil.

Feren berjalan tak tentu arah, dia masih kesal dengan Fajar yang selalu menganggu dia. Ditambah lagi sekarang Dio. Feren memang sangat mendukung teman-temannya yang kurang bergaul. Dia akan mensuport dan akhirnya melalui proses yang cukup lama, mereka berubah. Namun, Feren masih merasa dirinya sendiri belum bisa merubah sikapnya yang kurang bergaul. Yang penting, dia punya teman yang setia kepadanya. Penglihatan Feren tiba-tiba teralihkan karena melihat Dio dan Nero tampak ngobrol berdua di balik gudang. Feren langsung bersembunyi dan berusaha mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

"Jadi gitu doang? Itu sih gampang Di. Yang penting 'ini' nya lancar. Ya gak?" Ujar suara berat yang Feren yakini suara Nero.

"Sip. Lu bisa balik ke kelas duluan. Jangan sampe kita keliatan bareng. Anak-anak sekelas bisa curiga" Ujar Dio santai. Beda sekali dengan nada bicara nya saat berbicara dengan Feren dan teman-teman sekelasnya.

"Udah curiga semua kali Di. Lu aneh dah" Gumam Feren kecil. Tiba-tiba, suara pintu gudang berderit tanda ada orang yang sedang membuka pintu nya. Feren segera menjauh dari gudang dan masuk ke kamar mandi perempuan. Feren bisa melihat Nero keluar dari gudang sembari mengecek keadaan. Setelah aman, dia menandakan bahwa Dio bisa keluar. Akhirnya Dio keluar dengan pelan-pelan. Mereka akhirnya berpisah. Nero ke kelas, sedangkan Dio ke ruang guru. Feren makin bingung dibuatnya.

"Lu ngeliatin apaan dah Ren?" Tiba-tiba ada suara di belakang Feren. Sontak Feren langsung menoleh dan melihat teman sekelasnya juga sedang melihat keluar toilet perempuan. Kina namanya.

"Ohh ngeliatin Nero ya? wajar aja sih dia. Cakep beudh dah jagoan kelas kita" Kina tersenyum menggoda Feren.

"Apaan sih. Gua nggak suka ama dia kok" Elak Feren malu-malu.

"Siapa yang bilang suka? Gua kan bilangnya ngeliatin. Ciee Feren suka sama Nero beneran!" Kina mengencangkan suaranya. Feren langsung panik menghadapi itu.

"Ett! Gua gasuka anjirr" Feren panik dan langsung berlari keluar toilet perempuan. Niat pengen ngeliatin Dio ehh malah dituduh suka sama Nero. Begitulah nasib Feren pagi ini. Karena Feren lari begitu kencang, tiba-tiba dia menabrak seseorang. Feren terjungkal ke belakang. Orang yang menabrak Feren langsung menghampiri Feren dan menjulurkan tangannya.

My Handsome NerdWhere stories live. Discover now