Part 9

12.1K 597 2
                                    

Setelah kejadian Sabtu kemarin, Entah kenapa Nero masih saja mengejar Feren. Feren pun heran. Tanpa Feren ketahui, Nero melakukan itu karena temannya yang tetap menyuruh Nero melakukan hal ini. Padahal, Nero sudah menolak nya karena ia takut 'kebablasan' beneran menyukai Feren.

Flashback On

Sepulangnya Nero dari jalan bersama dengan Feren, Nero segera menghubungi temannya.

"BI! GIMANA?!" Tanya temannya dengan antusias. Lagi-lagi, Nero menjauhkan handphonenya dari telinganya.

"Gua udah nembak dia. Dan lu tau nggak?" Tanya Nero datar.

"Ahh gua nggak mau denger. Pasti diterima kan? Duhh pupus deh perasaan gua. Udah gua lelah. Akhiri saja semua ini..." Ucap teman Nero yang tiba-tiba menjadi begitu lebay. Membuat Nero menjadi geli sendiri.

"Dia nolak" Jawab Nero lagi-lagi datar. Suasana hening seketika. Nero mengira temannya sudah mengakhiri telfonnya, namun tiba-tiba...

"SERIUSAN? OMAYGOSHH GUA BERHASIL! DIA TIPE GUA BANGETT! HARUS BUKTIIN KE KAK...." Ucapan teman Nero terputus karena Nero potong.

"Jangan seneng dulu. Emang udah pasti dia yang lu cari?" Tanya Nero misterius.

"Enggak juga sih. Ohh iya, dia nolaknya gimana? Apa dia nyebutin nama orang yang dia suka?" Tanya orang disebrang sana begitu semangat. Nero sampai capek mendengarnya.

"Iya. Dan dia nyebut lu. Iya lu!" Jawab Nero tegas. Sebelum temannya itu bertanya-tanya lagi.

"SERIUS? BOONG BAT LU!" Jawab orang itu sembari tertawa kecil. Padahal Nero tidak bercanda.

"Serius. Jadi gua udah selesai kan tugasnya? Udah jelas-jelas dia suka sama lu" Ujar Nero.

"Nggak! Jangan dulu! Pokoknya ampe bener-bener dia suka sama gua, lu boleh berhenti dari tugas ini. Gua nggak nyangka bakalan nemu cewek kayak dia. Dia spesial banget. Kayak martabak pake 2 telor. Pokoknya gua berhasil dikit lagi!" Ujar teman Nero yang masih sangat semangat.

"Makin lama lu nyembunyiin semua ini. Makin menyakiti hati Feren. Lu harus jujur secepatnya" Ucap Nero tegas.

"Iyaa selow aja. Begitu dia bener-bener suka sama gua dan kakak gua percaya, gua bakalan tunjukin diri gua sebenernya" Jawab teman Nero tegas.

"Oke. Tapi lu siap nerima resikonya?" Tanya Nero meyakinkan.

"Iya. Ini demi harga diri gua. Dan... perasaan gua" Jawab teman Nero.

"Yaudah. Gua sampe kapan harus ngedeketin Feren? Gua takut kebablasan beneran suka ama dia. Kali ini gua serius" Ujar Nero. Teman Nero terdiam sebentar memikirkan apa yang akan ia jawab.

"Hmm.. sampe kelas 12 awal aja. Abis itu gua bakalan ngasih tau Feren yang sebenarnya. Seriusan lu takut kebablasan? Katanya Feren bukan tipe lu sama sekali" Goda teman Nero.

"Lama amat! kita aja baru semester satu akhir. Sampai kenaikan kelas aja, jangan lama-lama. Yaa namanya juga perasaan. Lama-lama bakalan muncul juga" Terang Nero kepada temannya.

"Yaudah sampe kelas 11 akhir aja. Awas lu sampe suka! Hehehe" Ujar teman Nero. Sesudah itu, langsung saja Nero menutup telfonnya.

"Hufft sabar ya perasaan" Gumam Nero sembari mengelus dadanya.

Flashback Off

Saat di sekolah, Feren bercerita kepada Dio tentang bagaimana Sabtunya berjalan.

"Nero nembak gua" Ucap Feren tiba-tiba. Dio yang sedang minum, langsung terbatuk-batuk karena kaget.

"Terus? Lu terima?" Tanya Dio penasaran.

My Handsome NerdWhere stories live. Discover now