Part 13

9.8K 546 1
                                    

Keesokan harinya, Feren merasa badannya begitu sakit dan terasa begitu panas. Mama pun tak tega kalau Feren masuk sekolah jadi Feren pun izin dulu.

"Kamu nggak makan malem ya?" Tanya mama nya kesal sekaligus sedih melihat Feren yang jarang sakit tiba-tiba jadi parah begini.

"Nggak ma cuma ngemil roti doang" Ujar Feren lesu.

"Yaampun kamu nyari penyakit aja! Sekarang makan sop buatan mama ya abisin! Kalo nggak, mama nggak mau masak lagi"

"Ihh mama gitu amat. Iyaa ini Feren makan kok" Jawab Feren meledek mamanya. Langsung saja Feren menyendokkan makanannya ke mulut dan mengunyahnya dengan cepat.

Setelah makan, Feren bingung sendiri. Ia sama sekali tidak tahu harus apa. Mama nya sedang ada acara arisan SMP sedangkan di rumah hanya ada pembantu nya. Tanpa buang waktu, Feren segera pergi membaca di perpustakaan belakang rumahnya.

"Baca apa ya yang seru" Gumam Feren sembari melihat-lihat buku yang telah disusun rapi oleh Papa nya yang sangat suka ke perpustakaan.

Pandangan Feren teralih melihat sebuah buku merah yang Feren yakini buku tahunan kakaknya saat SMA. Langsung saja Feren mengambil buku tersebut dan membawanya ke kamar. Ia membuka halaman pertama. Terdapat foto kepala sekolah yang memberi sambutan. Feren enggan membaca dan langsung membalikkan halamannya. Terdapat foto-foto kegiatan eskul di SMA Ferald. Lalu foto-foto adik kelas di SMP. Feren kaget melihat ada sosok yang ia kenal di kelas 9-1.

"Ini Dio?! Sumpah beda banget!" Ujar Feren tak bisa menahan rasa kagetnya. Yap sangat berbeda. Di foto ini, Dio tampak sangat berantakan dengan rambut yang sengaja di panjangkan dan bajunya sudah kekecilan. Beda dengan Dio yang Feren kenal. Rapi dengan baju yang agak kebesaran seperti anak kutu buku biasa pakai. Feren makin penasaran lalu ia membalikkan ke halaman berikutnya.

"Lengkap banget nih buku. Sampai biodata anak-anak SMP nya juga ada" Gumam Feren bingung sendiri. Biasanya hanya ada biodata murid yang lulus saja. Namun di buku tahunan kakaknya, angkatan Dio saja diberi biodata masing masing. Langsung saja Feren mencari nama Dio.

"Putra Dio Andriano, Kelas 9-1, Jabatan sebagai ketua angkatan! Gilaa!" Feren tak henti-henti nya mengagumi sisi lain Dio.

"Kenapa Dio bisa jadi kutu buku gitu ya? Kan dia waktu SMP terkenal banget pastinya. Banyak fans juga lagi... Ahh penasaran banget!" Feren kesal sendiri sembari menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Loh adek nggak masuk?" Ujar seseorang yang tiba-tiba masuk ke kamar Feren.

"Kakak?! Kok nggak kuliah?" Ujar Feren tak kalah bingungnya.

"Kakak masuk siang soalnya ada tes penerimaan murid baru. Tadi abis dari rumah Ghea. Kamu kenapa nggak masuk?"

"Badan aku sakit banget kak. Gara-gara nggak makan tadi malem"

"Gara-gara kamu ngehindarin Dio kan? Nih dengerin kata kakak. Mendingan kamu jauh-jauh dari dia. Dio tuh sengaja buat riasan jadi anak cupu begitu biar bisa menarik hati perempuan aja. Ehh kamu nya malah kecantol"

"Tapi Dio baik kak. Aku nggak ngeliat dari fisik dia kok. Mau dia cupu gitu atau ganteng kayak di foto. Lagian dia juga temen cowok pertama aku. Yang bikin aku nyaman dan nggak canggung kalo ngomong sama cowok"

"Alahh itu akal-akalan dia aja buat nipu cewek-cewek! Dulu sahabat kaka, Iren dia tuh suka banget sama Dio. Ehh taunya Dio cuma alusin doang abis itu dibilang Irennya lah yang ganjen deketin Dio mulu. Cowok apaan tuh"

"Nggak mungkin Dio begitu kak!" Feren tampak tak setuju.

"Kok kamu jadi belain dia sih? Udah pokoknya kamu nggak usah maafin dia. Nggak usah suka lagi sama dia. Ngerti?!" Kali ini, Ferald menajamkan perkataannya membuat Feren takut.

My Handsome NerdWhere stories live. Discover now