Part 8

13.3K 682 10
                                    

Hari Sabtu yang telah di tunggu-tunggu Nero pun akhirnya tiba. Nero sudah sangat rapi dengan kaos berwarna hitam dan celana jins biasa. Dia tidak mau terlalu berlebihan saat berpakaian. Takutnya cewek-cewek pada ilfeel sama dia. Saat ingin memakai sepatunya, tiba-tiba handphone nya berdering. Langsung saja Nero mengangkatnya.

"Bi. Inget jangan macem-macem!" Ujar seseorang dari ujung telfon setengah berteriak. Nero pun sontak langsung menjauhkan handphone dari terlinganya.

"Iya bawel" Jawab Nero dengan kesal. Lagian, dia juga tidak akan melebihi batas yang sudah ditentukan oleh temannya itu.

"Oke Sip. Awas jangan buat gua kesel" Ujar seseorang itu mengancam. Nero sudah terbiasa dengan sifat 'orang itu' juga. Bayangkan saja, sudah 10 tahun mereka bersahabat.

Saat itu, temannya menghampiri Nero dengan keadaan sangat kacau. Lalu, ia meminta Nero untuk membantunya. Pas sekali saat Nero sedang membutuhkan bantuan uang untuk operasi ayahnya. Jadi dia terima tawarannya dan mulai melancarkan tugasnya sejak satu bulan yang lalu.

Setelah Nero mematikan telfonnya, dia segera memakai sepatunya dan mengambil kunci mobil yang berada di atas meja tamu. Langsung saja ia pergi ke depan rumahnya dan menjalankan mobilnya menjauhi pekarangan rumahnya yang lumayan besar.

Di Rumah Feren

"Aduhh anak mama pagi-pagi udah rapi aja. Mau kemana sih?" Goda Mama Feren iseng.

"Ahh mama" Feren tampak tersipu malu di goda oleh mama nya. Mama nya pun terkekeh dan berjalan bersama Feren menuju meja makan. Disana, sudah ada Papa dan Ferald yang sedang menikmati sarapannya.

"Ciee Feren mau kencan!" Goda Ferald kencang. Sontak saja muka Feren langsung bersemu merah.

"Siapa yang ngebolehin kamu kencan?" Tanya papanya tiba-tiba. Feren kaget dengan reaksi papanya. Mamanya juga tak kalah kaget dengan Feren.

"Papa jangan gitu deh. Kasihan tau Feren nggak punya temen cowok. Giliran ada Papa malah ngelarang" Mama Feren tampak menenangkan Papanya.

"Lah emang siapa yang nggak ngebolehin? Papa kan cuma nanya. Papa mah boleh-boleh aja. Terlalu serius ya tadi? Hehehe" Papanya Terkekeh karena berhasil mengerjai Feren dan Mama nya yang tegang. Langsung saja Feren cemberut karena ulah Papa nya.

"Papa jahil banget deh hahaha" Ferald tertawa terbahak-bahak. Apalagi melihat reaksi Feren yang bete nya nggak ketolong. Feren tetap bergeming dan memakan serealnya dengan cepat.

*Tok* *Tok* *Tok*

Terdengar suara ketukan pintu dari luar rumah Feren. Langsung saja Feren berdiri ingin membukakan pintu. Namun, Feren ditahan oleh Papa nya.

"Biar papa aja yang bukain" Ujar Papa Feren tenang. Feren pun kaget dan memutuskan untuk duduk kembali di meja makan. Ferald yang penasaran pun mengikuti Papa dari belakang. Sedangkan Mama? dia sudah terlebih dahulu mengintip dari balik gorden kamarnya yang langsung mengarah ke pintu depan. Memang, Mama Feren rasa penasarannya amat sangat tinggi.

"Permisi Om..." Ucap Nero lembut sembari menyalami Papa Feren.

"Iyaa.. kamu yang mau ngajak anak saya jalan ya?" Tanya Papa Feren santai. Papa Feren adalah orang yang easy going. Jadi, ia mudah nyambung sama siapa saja. Dari yang muda sampai yang tua.

"Iyaa Om. Boleh kan? Saya cuma ngajak Feren makan sama jalan-jalan aja. Sebagai ucapan terimakasih karena Feren udah mau ngajarin saya ngerjain berbagai soal yang bikin pusing kepala.. hehe" Nero terkekeh sendiri membayangkan dirinya saat kesusahan dalam belajar. Namun, Feren selalu membantunya hingga ia benar-benar mengerti. Hanya akting Bi, jangan bawa perasaan Ujar Nero dalam hati.

My Handsome NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang