[31] Mencoba Menepis Keraguan

4.7K 484 132
                                    

|Apartemen Levi|

18.25

"(y/n)?" panggil Levi sesaat setelah (y/n) melepas sepatunya masih dengan ransel futsalnya di pundaknya.

Mendengar namanya dipanggil, (y/n) segera menoleh ke arah Levi yang baru saja menutup pintu apartemennya.

"Mengenai yang tadi-"

"Tidak apa-apa.. aku percaya padamu Levi" ucap (y/n) memotong kalimat apapun yang akan keluar dari mulut Levi. (y/n) kemudian berjalan kearah Levi dan memeluk Levi dengan erat.

"Antara kau dan Petra itu semua hanya masa lalu.. aku mengerti itu, dan aku tidak akan marah hanya karena itu.." ucap (y/n) sambil kemudian melepas pelukannya dan memberikan senyuman termanisnya kearah Levi.

"Gadis kecilku sudah berubah jadi wanita dewasa ternyata..." ucap Levi sambil mengacak rambut (y/n) yang membuat (y/n) dengan cepat menepis tangan Levi sebelum membuat rambutnya menjadi semakin acak-acakkan.

Levi hanya bisa tersenyum saat melihat kekasihnya itu mencoba menyisir kembali rambutnya yang terlihat sedikit berantakkan dengan jemarinya.

"(y/n)? Entah mengapa aku merasa bersalah padamu.. ijinkan aku menebus kesalahanku (y/n)" ucap Levi sambil memegang kedua pundak (y/n) membuat (y/n) menatap Levi dengan tatapan bingungnya.

"Hei...sudah cukup... ayo kita masuk sekarang Levi...aku ingin mandi" ucap (y/n) sambil berbalik badan dan perlahan berjalan kearah pintu yang menghubungkan antara ruang depan dengan ruang tv.

Tanpa diketahui (y/n), terlihat kilatan bahagia di mata Levi sesaat setelah (y/n) menyebutkan kata 'mandi'

"Oke kalau itu yang kau mau (y/n)! Mungkin aku bisa menebusnya disitu! Lagipula saat kita berhenti di pom bensin tadi aku sempat ke mini market sebentar dan membeli ini, rasa kesukaanmu loh (y/n)"

Langkah (y/n) terhenti tepat di depan pintu masuk ke ruang tv, ia perlahan menolehkan kepalanya kearah Levi yang masih berdiri di depan pintu. Tapi bedanya sekarang ia sedang memegang sesuatu yang ia yakini berhubungan dengan kalimat 'menebus kesalahan' yang sedari tadi Levi ucapkan.

Levi yang melihat kekasih tercintanya itu terpatung kearahnya, perlahan berjalan kearah (y/n) sambil melakukan sedikit gerakan erotis yang membuat (y/n) menelan air liurnya dengan susah payah.

Levi perlahan melepas sweater coklatnya dengan pandangan yang tak lepas dari kedua mata (y/n). Saat ia sudah tepat berada di hadapan (y/n), dengan cepat ia menjepit sesuatu di bibirnya yang ia keluarkan dari saku celana jeansnya yang ternyata adalah 2 sachet kondom dengan bungkus berwarna merah. Membuat (y/n) sweatdrop di tempat.

"L-Levi....tadi kamu beli...itu?" ucap (y/n) sambil menunjuk kearah bungkusan mungil merah bertuliskan 'Lychee Flavour' dibagian depannya yang sekarang masih berada di antara bibir tipis Levi.

Levi menganggukkan kepalanya dan tanpa (y/n) sempat bereaksi dengan kedua tangannya, Levi mengikat pergelangan tangan (y/n) dengan sweater coklatnya. Membuat pipi (y/n) merona ditempat karena entah mengapa pikirannya dengan cepat berfantasi tentang apa yang akan segera terjadi dikamar mandi antara ia dan kekasihnya itu.

--timeSkip—

22.00

READER POV

Aku menghela nafasku sesaat setelah menutup layar notebookku.

Tak terasa ujian akhir semester 4 besok sudah dimulai.. aku harap aku bisa mengerjakan semua soal-soal itu dengan lancar.

"Ayo diminum dulu tehnya... istirahat.. kamu udah 2 jam lebih di depan notebook, pasti matamu juga lelah kan?" ujar Levi yang tiba-tiba duduk di sofa—di samping kananku tepatnya, dan memberikanku secangkir teh hangat.

Levi x Reader | You're My Only Shorty (Modern AU)Where stories live. Discover now