Tujuh

113K 8.3K 42
                                    

~Damian~

"Damian maaf." Suara lirih itu membawaku kembali ke kesadaranku. Dengan segera kucabut taringku yang menancap pada lehernya.
Gadisku kembali tak sadarkan diri karena kebodohanku.
"Arrrggggghhhhh." Aku mengerang marah pada diriku sendiri. Marah karna kecerobohanku, yang tak dapat mengendalikan emosi, hingga melukai gadisku. Ku sentuh ekornya dengan lembut, perlahan ekor itu berubah menjadi sepasang kaki miliknya. Gaun yang sobek itu pun membuatku terganggu. Akhirnya, kucarikan baju ganti yang layak untuk gadisku.
Banyak luka terpampang jelas pada tubuh mulusnya, membuatku meringis. Kuambil kotak obat pada meja di samping tempat tidur mengobati luka goresan pada tubuhnya. Mataku beralih pada telapak kaki gadisku yang penuh luka. Dengan perlahan ku oleskan obat pada ke dua kaki lembutnya.
Melihatnya melarikan diri dariku, membuatku sangat emosi, sekaligus membuatku sangat terluka. seburuk itukah aku? Hingga mateku sendiri menolak.
Banyak wanita di luar sana yang dengan suka rela melempar diri mereka padaku. Begitu juga banyak wanita di luar sana yang dengan suka rela mengantri untukku.
Kupandangi wajah sembap Ivy dengan perasaan bersalah. Kuelus kelopak matanya yang membengkak, kemudian beralih pada bibir merah mudanya yang sedikit sobek.
Bukan ini yang kuharapkan, aku hanya lelah tadi, para serigala itu melakukan penyerangan gila-gilaan, yang membuatku terpaksa ikut turun tangan. Lebih dari seratus serigala liar menyerbu pasukanku tadi.
Rasa lelah dan amarahku berpadu, membuatku dengan mudah di kendalikan emosi, hingga menggila dan berakhir menghisap darahnya dengan kasar.
Kupandangi bekas gigitanku yang masih terlihat begitu memerah. Kuelus perlahan. Berharap elusan itu dapat menghilangkan rasa sakitnya.
"Maafkan aku sayang," bisikku pelan di telinganya. Aku ikut berbaring dan menenggelamkan wajahku pada lekukan lehernya, dan lenganku memeluknya dengan hangat.
    ………Ivy………
Aku mengerjapkan mataku yang sedikit kabur.

Hhhmmm apa ini, terasa sangat hangat dan nyaman. Ku dongakkan kepalaku. Mataku langsung menatap wajah Damian yang tengah tertidur pulas. Tubuhku meriding mengingat apa yang di lakukannya sebelum aku pingsan.
Goddes ...
Mahluk apa yang kau kirimkan di sebelahku ini.
Kurasakan Damian begerak tidak nyaman. Tangannya mendekapku semakin erat. Melingkupiku dengan rasa hangat tubuhnya.
"Sudah bangun?" tanya nya lembut.

WHAT THE HELL

Beberapa waktu yang lalu dia begitu kasar kepadaku, dan sekarang ia bersikap sangat lembut.
Aku mengagguk pelan membalas ucapannya.
Ia bangun kemudian menatap wajahku dengan seksama.
"Jangan coba meninggalkanku lagi," bisiknya parau, ada sedikit nada terluka dalam suaranya.
"Aku bisa kehilangan kontrol lebih parah dari yang tadi," lanjutnya kemudian. Jari jarinya bergerak mengelus pipiku dengan lembut matanya menatap tepat ke kedua bola mataku, membuatku tersesat di antara kedua bola mata biru kelamnya itu.
Wajahnya mendekat, ia mengecup bibirku sejenak.
Kemudian kembali menatap wajahku. Tatapan matanya membuatku tersesat. Tersesat jauh di dalam iris kelam itu.
Dadaku bergetar merasakan nafasnya tepat di depan wajahku. Wajah nya semakin dekat harum nafasnya mulai tercium.
"Tuan." Suara Max mengintruksi kami
"Ada apa Max?" tanya Damian, tersamar sedikit rasa kesal dalam suaranya.
"Maaf saya menggangu kegiatan anda tuan, tapi Raja Andrex datang menemui anda. Ada hal penting yang ingin ia sampaikan," jelas Max.
"Hhhhh, Baiklah Max suruh dia menunggu sebentar," pinta Damian.
"Baik tuan." Max kemudian menghilang.
"Aku sedikit kesal dengan tugas tugasku sekarang," Damian tampak sangat kesal.
"Aku keluar sebentar yah," pamit Damian.
Tunggu tadi Max bilang Raja Andrex bukan? Kalau tidak salah Raja Andrex itu raja kaum Vampire.
Apa hubungan Damian dengan Raja para Vampire itu. Apa se-sepesial itu Damian hingga Raja Andrex lah yang datang menemuinya.

………Damian………

"Demon." Raja Andrex bangkit begitu aku muncul.
"Ada apa Raja Andrex? Mengapa kau datang di pagi buta begini."
"Ini tentang para pemberontak," jelas Raja kaum vampire itu.
" Para Dominator?" - sebutan untuk para vampire pemberontak.-
"Benar Demon, mata-mata vampire yang saya kirim mendapat informasi yang cukup buruk Demon," jelasnya
"Informasi apa?" tanyaku.
"Para pemberontak melakukan kerja sama, Grota, Dominator, Rongue, Mekta, dan para Plsa, melakukan kerja sama untuk menghancurkan seluruh kerajaan," jelas Raja Andrex serius.
Ini sangat berbahaya, pemberontak pemberontak itu mulai mengambil langkah.
"Dan mereka berencana melakukan ritual Balck Bloond Moon."
Aku tersentak mendengar penuturan Raja Andrex.
Ritual Black Bloond Moon bukan ritual biasa, ritual ini adalah ritual di mana enam berlian dari enam kerajaan imortal di gabungkan, kemudian berlian-berlian itu akan ditetesi enam tetes darah berbeda dari masing masing darah ratu dari setiap kerajaan imortal.
Darah-darah itu akan berubah menjadi hitam. Kemudian berlian-berlian itu akan menyerap darah hingga berubah, berlian-berlian itu akan menjadi merah kehitaman. Memamtulkan cahaya bulan dan memanggil dewi bulan.
Jika berhasil maka kekuatan yang sangat besar akan mereka dapatkan. Tapi jika gagal maka seluruh kaum pemberontak akan musnah.
"Kita memerlukan seluruh raja untuk hadir," ucapku setengah menggeram.
"MAX!" panggilku lantang.
Max langsung muncul di belakangku.
"Kirimkan pesan ke seluruh kerajaan untung menghadiri rapat," titahku.
Aku menoleh kearah Raja Andrex.
"Dan sebaiknya Raja Andrex anda menginap di sini," ujarku.
"Ya sebaiknya memang begitu Demon," balasnya setuju.
"Esra," panggilku.
Esra kepala pelayanku datang.
"Tunjukan kamar untuk Raja Andrex," perintahku.
"Baik Demon," balasnya kemudian mengangguk sopan.
                …………………………
Aku berjalan cepat menuju kamarku. Emosi mengumpul di kepalaku. Aku harus cepat bertindak, ini sangat berbahaya bagi seluruh rakyatku. Juga bagi mateku.
Ku buka pintu kamar kami. Mataku langsung melotot begitu melihatnya berdiri di balkon.
"Apa yang kau lakukan Ivy!" tanyaku setengah menggeram.
Ivy berbalik tampak terkejut sekaligus takut.
"Tu-tunggu Damian, aku tidak berniat untuk kabur, sungguh aku hanya menatap matahari terbit," ucapnya menjelaskan.
"kau serius?" tanyaku.
"Ya," jawabnya seyakin mungkin.
Aku berjalan mendekatinya. Memeluknya dari belakang menyusupkan wajahku di lehernya.
"Damian," panggilnya ragu.
"Apa sayang," sahutku tenang.
"Ngggg itu ... Apa, apa aku boleh berenang di kolammu," tanyanya terlihat ragu.
"Hahaha tentu saja sayang kau boleh berenang di sana kapanpun kau mau,"  balasku sambil tersenyum lebar.
"Benarkah, apa aku boleh berenang sekarang,"  wajahnya tampak begitu cerah, senyum lebar tercetak jelas pada wajahnya. Membuat sudut bibirku ikut tertarik.

      …………Ivy…………

Senyumku merekah lebar begitu ia mengijinkanku berenang di kolam bangunan mewah ini. Ia tertawa lebar karena ucapanku, tunggu apa ada yang salah dengan ucapanku tadi?
" Benarkah, apa boleh berenang sekarang,"  tanyaku dengan senyum lebar aku sangat bahagia bisa menyetuh dan berenang dalam air lagi.
Senyum Damian ikut merekah, aku terpesona. Apa Goddes sedang tersenyum ketika menciptakan pria itu.
" Tentu saja boleh," ujarnya dengan senyum lebar. Ia menggendongku di depan tubuhnya.
"Akhhhh, Damian aku bisa jalan sendiri," ujarku sedikit malu.
"Kau bisa berjalan sendiri," ulangnya perpura-pura berpikir.
"Benarkah?" mataku langsung melotot menatap kakiku dengan tidak percaya. terjadi lagi, kakiku dengan sendirinya berubah menjadi ekor.
"Jelaskan padaku bagaimana caramu untuk berjalan sekarang," ujarnya dengan nada mengejek.
"Kau! Kau ini siapa?" ujarku setengah berteriak.
"Aku? Bukankah sudah kuberi tahu aku adalah milikmu sayang," jawabnya santai. Ia menaiki pagar balkon dengan mudah seperti menaiki tangga. Kemudian berdiri tegak di atas pagar itu.
Damian terjun dengan santainya ke bawah kolam membuatku refleks memeluk lehernya dengan erat.

Tbc.....

Lohaaaaaaa
Gua balik
Thanks banget yang udah masukin cerita ini ke reading listnya.
Thanks juga sama yang udah Vomment. :-D:-D
Jangan lupa vomment ya ;-);-)
Aku agak sibuk ahir ahir ini jadi nggak bisa update terus.
Semoga kalian nggak kesel ya <3<3

Keep reading okk

I'm Demon mate [Revisi lambat]Where stories live. Discover now