Delapan Belas

74.1K 5.8K 60
                                    

     ……Letta……

Oh God bagaimana ini ???

Mereka mereka melihat ekorku, mereka mengetahui apa yang bahkan aku sendiri masih sulit mempercayainya.

" Kau... Kau monster!!!!!!" teriak wanita bergaun merah muda.

Aku harus bagaimana ???

Aku tidak dapat bergerak, aku aku ya tuhan !!!!!

Sekelebat cahaya hitam muncul, menampakan seorang wanita berbalut gaun hitam panjang hingga menutup kakinya. Wanita itu memakai tiara dari baja hitam.

Ia berbalik tersenyum evil kepadaku.

" Lama tak berjumpa Ivy, kau ingat aku ??" ujarnya sinis.

" AKU BUKAN IVYYYYY " ujarku lantang.

Ah astaga , Ivy lagi, siapa dia. Aku bukan Ivy aku Letta. Ck

" uh huh ?? Ah ternyata kau pandai berekting sayang." wanita itu tidak mempercayaiku.

" aku-tidak-berekting" aku menekan setiap kata dalam ucapanku.

" Dan aku sama sekali tidak mengenalmu " lanjutku kemudian.

" Kau tidak ingat aku Ivyta, kau tidak mengingat sahabatmu Revana, oh maafkan aku maksudku mantan sahabatmu" mantan sahabat???, Revana ???

" Ah sudahlah, aku tak peduli, dengarkan ini baik baik, AKU AKAN MEMBALAS APA YANG KAU LAKUKAN. KAU MENGHANCURKANKU IVY, HATIKU, JUGA KEPERCAYAANKU"  ujarnya. Aku tak mengerti ???

Menghancurkannya ???

Revana berbalik menatap beberapa wanita yang mengganguku.

" Tidak ada yang boleh melukaimu Ivy, kecuali…aku." ia berujar tampa menoleh kearahku. Beberapa wanita itu terikat oleh benang benang hitam. Mereka menghilang, bersama dengan asap asap abu abu.

     tubuhku mematung, ini sudah keterlaluan. Ini sudah sangat keterlaluan.

Aku tidak tahu siapa mereka. Ancama wanita itu masih menggema di telingaku.
Ada yang tidak aku pahami....

     mantan sahabat ???

Entah mengapa kata kata itu terasa sedikit mencubit hatiku.

Perasaan aneh, aku bahkan tidak mengenal wanita itu.

" Astaga Letta apa yang terjadi ??" suara Damian terdengar. Aku menoleh kearahnya, rambutnya yang semula rapi kini terlihat sedikit berantakan.

Ia menarikku, memelukku seolah kami telah terpisah sangat lama.

ia menatap ekorku, matanya menatapku tajam.

Kurasakan rahangnya mengeras, bajunya terlihat tertarik kebelakang hingga kaning kancing kemeja terlepas. Bajunya terkoyak, sayap sehitam malam membentang di balik punggungnya. Tubuhku menegang ia membawaku terbang. Refleks kukalungkan tanganku di lehernya

Aku merasakan de javu. Rasanya aku pernah mengalami ini.

Rasanya aku pernah merasakan perasaan berdebar ini. Rasa nyaman ini. Ini sangat sangat aneh.

     Tunggu!!!!!

Pria ini terbangkan ???

Sebentar…

Aku aku aku terbang.

Refleks aku semakin  mengeratkan kaitan tanganku.

Damian berhenti di balkon kamarnya, sayapnya menghilang, aku tertegun sejenak.

I'm Demon mate [Revisi lambat]Where stories live. Discover now