Sembilan

113K 7.8K 164
                                    

  …………Ivy…………

   Tubuhku terasa begitu lelah, rasanya tulang tulangku lunak seperti bubur. Goddes dia benar benar menghabisiku malam ini.

   Damian merapikan selimutku menutupi tubuh polosku dengan selimut. Aku menunduk tidak berani menatapnya. Oh Goddess aku malu sekali, aku malu aku terbuai akan sentuhannya, aku malu karna aku mendesah karnanya. Aku-aku tidak tahu harus berbuat apa di depannya sekarang.

        " Apa kau lelah ?" tanyanya lembut sambil mengangkat daguku.
       " Kalau kau masih kuat, mungkin kita bisa lanjutkan ke ronde selanjutnya," lanjutnya kemudian sambil mengedipkan matanya genit.

    Aku menunduk malu.

"  Kita sudah melakukan itu tiga kali, dan kau masih mau lagi ?!" tanyaku terkejut juga malu malu sambil memainkan jariku.
Ia mengambil jariku mengecup setiap ujungnya dengan mesra.

" Aku takkan pernah puas dengan tubuhmu Ivy. " balasnya ia mengaitkan jari jemarinya dengan jari jariku, kemudian mengecup punggung tanganku.

Ia menarik. tubuhku lalu memelukku erat.

" Bersiaplah, banyak Raja Raja yang akan bertamu besok." ujarnya
" Ada apa Damian, mengapa mereka ingin kemari ?" tanyaku.
" Besok ada rapat antara para pemimpin mahluk imortal, kau tahu membahas tentang para pemberotak.yang mulai meresahkan," balas Damian panjang lebar.
" Eummmnnn Damian ituu.... Apa apa kau seorang ehm Raja ? " tanyaku ragu ragu.
" Hahahaha" Damian tertawa lebar. Ia tersenyum menatapku.
" Aku memang Raja, Raja dari para Raja yang ada." balasnya sambil tersenyum lebar.
Aku menyengitkan dahiku, Raja dari para Raja ?? Apa maksud Damian sebenarnya.
 
    Sepertinya Damian paham raut kebingunganku.

" Kau akan mengerti nanti." balasnya santai, "Dan sebaiknya kau tidur Ivy, jika tidak, mungkin aku akan menghabisimu lagi," lanjutnya, mataku membelak mendengar ucapannya.

Aku segera memejamkan mataku, wangi mind bercampur kayu kayuan menyebar dari tubuh Damian, wangi yang menenagkan. Tangan Damian mengelus rambutku membuatku terlelap karna kenyamanannya.

              ………………………

………Damian………

Ku dengar suara nafas gadisku yang mulai beraturan, eh bukan sekarang ia adalah wanitaku.

Aku bangkit berjalan kearah lemari. Malam ini aku mendapat pemberitahuan dari Max, mata mata yang ku kirim mendapatkan berita bahwa akan ada penyerangan penyerangan para Plsa. Plsa adalah kelompok para peri yang memberontak. Mereka akan menyerang hutan Lowt malam ini.

Untung saja Max memberitahu padaku melalui mind link, aku tidak bisa membayangkan ia masuk kedalam kamar kami saat aku dan Ivy tengah bergulat tadi.

     Ah jangan ingatkan aku tentang hal itu, aku tak ingin kembali bergairah sekarang.

     Aku berjalan keluar, langsung di sambut oleh Max di sebelah pintu. Aku turun dan bertemu dengan Raja Andrex juga Raja Xavier raja para peri.

       Mereka bangkit dari duduk mereka saat aku datang.

"Hey ayolah tidak perlu se-formal ini," ujarku jengah.
 
     sebenarnya aku dan para raja kerajaan Immortal itu bersahabat.

    Dan itu sudah terjalin sangat lama, kurang lebih saat usiaku menginjak delapan tahun. Hingga sekarang 149 tahun. Itu usia yang cukup muda untuk mahluk Immortal.

" Ayolah kau seorang Demom sekarang, wajar bila kami bersikap formal," balas Xavier.
" Yang di katakan Xavier benar, lagi pula kau sudah mendapatkan ratu sekarang, setidaknya pencarianmu selama lima puluh tahun membuahkan hasil," sahut Andrex, dan aku sangat sadar ia menekan bebrapa kata.

I'm Demon mate [Revisi lambat]Where stories live. Discover now