Enam belas

71.3K 6.2K 150
                                    

  ......Damian......

Senyum terbit di wajahku begitu menatap wajah gadis di sampingku. Aku begitu merindukannya. Ahirnya ia kembali padaku. Setelah 15 tahun, setelah aku hampir mati karna rasa rindu yang mencekikku, menyesakkan dadaku.   

Rasanya aku ingin memeluk tubuhnya hingga tulang tulangnya remuk saking rindunya. Ia tampak nyaman dalam pelukanku, luka di perutnya belum kering. Untung aku tidak terlambat datang, entah apa yang terjadi jika aku terlambat. Belatih itu menancap cukup dalam di perutnya.

       Ivyku tak mengenaliku, apa sekarang aku harus memanggilnya Letta. Arletta requela. Nama yang indah. Seindah wajahnya. Tidak ada yang berubah darinya. Hanya suaranya tidak seangun dulu. Wajar saja gadisku kembali mengalami masa puber.

    lucu juga mendengar dia mengalami dua kali masa puber. Hahaha

   
......... Letta......

      Mataku mengerjap begitu merasakan cahaya matahari menyusup menghujami kedua kelopak mataku.

Di mana ini ???

ini bukan kamarku, kamarku berwarna biru dengan dekorasi laut. Sedangkan tempat ini lebih terkesan megah juga mewah.

       Seorang gadis menunduk hormat kearahku.

" ada yang bisa saya bantu nyonya ?" tanyanya sopan.

Tunggu....

Dia tadi memanggilku apa??? nyonya??!!.
Hey aku baru berusia 15 tahun!!!

" kau.... , di mana ini??" tanyaku.
" di mansion suami anda nyonya" jawab pelayan itu bingung.

Whhhhhaaaatttttt. ????

Suu suuamiii ????

Kapan aku menikahh??????!!!!!!

Yang benar saja, oh astaga aku pasti masih bermimpi.

Ku pejamkan kedua kelopak mataku, berharap ketika ku buka nanti aku sudah kembali berada di dalam kamarku.

" ada yang mengganggu nyonya " suara itu menghancurkan harapanku. Aku kembali mebuka kedua kelopak mataku. Dan aku tetap berda di dalam kamar mewah ini.

Ku katarik nafasku dalam dalam. Mencoba menetralkan degup jantungku yang tidak tenang.

"Di mana suamiku ??" wajar bukan bila kutanyakan hal ini. Aku harus tahu siapa pria yang seenak jidatnya menganggapku istrinya.

"Tuan Damian sedang mengambil beberapa berkas kantir di ruangan kerjanya, Nyonya" sahutnya.

Jadi pria yang mengaku ngaku suamiku itu bernama Damian.

" Apa ada lagi Nyonya ?" tanya pelayan itu. Aku menggelang lemas.
" Baiklah kalau begitu, saya permisi" pamitnya. Ia keluar dari kamar ini.

Mataku membelak begitu mengingat semalam aku baru saja tidur seranjang dengan seorang pria.

Apa pria itu yang bernama Damian ???

Haissshhh, membuat kepalaku pusing saja. Aku bergerak menuruni tempat tidur. Melangkah menuju pintu keluar.

Ckleekkk....

     cklekkk... Ckkleeekkk

Sial pintu ini terkunci, pria macam apa yang mengurung istrinya di dalam kamar.  Tapi aku bahkan tidak mendengar pintu ini di kunci tadi.

Duukkk duukkk duukkk

" buka pintunya !!!" teriakku sambil menggedor gedor pintu.

" Bagai mana ini ?? Bagai mana caranya agar aku bisa keluar" ujarku lebih terhadap diri sendiri.

I'm Demon mate [Revisi lambat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang