Tujuh belas

77.7K 6K 165
                                    

     ………Damian………

Suasana ruangan yang gelap menemaniku. Cairan bening itu meluncur tampa hambatan di tenggorokanku. Emosiku memuncak gadisku, dia membentakku. Dia ingin pergi dariku.

Sungguh ???

Tidak puaskah dia meninggalkanku selama 15 tahun.

Tidak puaskah dia menyiksaku selama ini...

Lima belas tahun bukan waktu yang cepat...

Sama sekali bukan.

Cahaya bulan menyusup dari jendela yang terbuka. Hanya satu satunya sumber cahaya. Aku menatap bulan itu, tampak penuh bersinar dengan indah. Seolah mencoba menghibur sang Demon yang di liputi emosi.

Aku teringat, aku mengingat dengan jelas bulan purnama sebagai bukti pertemuan pertamaku dengan Ivy
atau...Letta.

"Max" suara tenang, dingin namun tajam itu menggema dalam ruang kosong itu.

Sekelebat bayang muncul, di daerah yang tidak terjamah cahaya. Di sudut gelap aku dapat melihat Max membukuk sopan dengan kemeja pelayan berwarna putih. Cahaya dari kancing kancing emas memantul redup.

" Ada apa tuan" suaranya terdengar.
" Bagaimana keadaan Letta" tanyaku.
"Nyonya sudah tertidur tuan" balasnya.

Aku mengangguk mengerti, Max langsung menghilang. Aku bangkit melengang santai dengan jubah tidurku. Melangkah menuju kamarku, kamar kami.

Ku putar knop pintu kemudian mendorongnya pelan. Di sana, terbaring gadisku. Tengah tertidur dengan tenang. Tubuhnya di soroti cahaya bulan. Tampak indah...

Aku berjalan mendekatinya. Kemudian duduk di pinggir ranjang memerhatikan wajahnya. Matanya sembap, ah aku yakin ia menangis tadi.

Ku buang nafas beratku, menatap wajahnya dengan perasaan bersalah. Mataku melirik kakinya, sebuah rantai bertengger di sana. Aku meringis kecil, ini lebih baik, lebih baik aku meratai sebelah kakinya agar dia tidak bisa kabur. Jika ia nekat aku akan meratai kedua kakinya, masih memberotak akan ku rantai juga kedua tangannya. Jika masih kurang, akan ku ikat dia hingga bangkit dari ranjang pun tidak sanggup, jika itu pun tidak bisa. Jalan terahir akan ku patahkan kedua tangan dan kakinya. Semua akan ku lakukan asal dia tetap bersamaku. Apapun itu, meski harus menghancurkan seluruh anggota geraknya.

Tidak ada dan tidak akan pernah aku biarkan dia pergi lagi. Ivyku, Lettaku. Hanya akan terus bersamaku.

Aku tak peduli dengan keenam berliam itu, aku seorang Demon. Satu satunya mahluk imortal yang dengan mudah dapat mengendalikan berlian berlian itu.

Aku membaringkan tubuhku di sebelahnya, memeluknyamenjadikan dia guling hidupku.

Ku pejamkan mataku, menyusul gadisku ke dunia mimpi.

                   …………………………………

……Letta……

Sudah seminggu berlalu dan aku masih terkurung di rumah ini, tepatnya di kamar ini. Awan tampak mendung.

Aku melangkahkan kakiku menuju balkon kamar.

Ttrrriingg trrinnggg

Suara rantai yang mengikat sebelah kakiku berbunyi begitu menghantam lantai dengan pelan.

Satu fakta yang baru aku sadari. Rumah ini berada di tengah hutan.

kau bisa melihat bagaimana pohon pohon itu tumbuh berjejer dengan daun lebat, hampir tidak ada tanah yang terlihat. Kecuali tanah yang lurus dengan arah gerbang. Tidak ada pemandangan yang dapatku nikmati selain para pelayan atau bodyguart yang berlalu lalang.

I'm Demon mate [Revisi lambat]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon