Delapan

109K 8.5K 106
                                    

     ………Ivy………

Aku memeluk leher Damian erat erat. Belum sempat Tubuh kami menyentuh Air. Tiba tiba sayap Damian mengepak membuat kami tidak jadi terjun.

Ku dongakkan wajahku, bingung mengapa kami tak jadi terjun.

     Wajah Damian kaku, rahangnya mengeras, sorot matanya tajam menatap kolam berenang.

Ku tolehkan wajahku menatap kolam berenang di bawah kami.

Ada apa ?
Tidak ada yang salah dengan kolam itu.

"Ada apa Damian ?" tanyaku bingung.
Ia menoleh menatap wajahku. Namun tidak mengatakan apapun.
Damian terbang ke ujung kolam.menjauh dari air.

"jangan dekati air itu Ivy." ujarnya.
"A-ada apa ? " tanyaku bingung.

Damian mendekat kearah kolam, ia memungut sehelai bulu sayapnya yang terlepas, kemudian menjatuhkannya ke dalam kolam.

Mataku membelak. Air itu membakar bulu sayap Damian. 

   Aku menganga.

"Damian itu...." aku bingung ingin berkata apa.
"Max." panggil Damian
" Ya tuan," Max muncul di belakang Damian.
"Selidiki siapa yang menaruh ramuan ke dalam kolam," Perintah Damian.
"Baik tuan."  Max menunduk mengeluarkan botol kecil dari dalam jubahnya. Dengan ayunan tangannya air itu mengalir masuk dengan sendirinya kedalam botol di tangannya.

Kemudian ia menghilang.

Damian melangkah kearahku ia kembali mengendongku di depan tubuhnya.

     Wajah Damian tampak sangat kaku, aku tahu pasti ia sedang menahan gejolak amarahnya.

Tak kupedulikan ekorku yang kembali berubah menjadi kaki. Yang ku pikirkan hanya amarah Damian.
Amarah Damian yang begitu tetlihat jelas pada wajahnya. Terkadang aku heran dengan Damian yang mudah terpancing emosi bila hal hal itu berhubungan denganku.
Aku bertanya tanya dalam hati. Mengapa Damian begitu possessive padaku.

Apa aku matenya ??

Kalau iya mengapa aku tidak merasakan tanda tandanya.

Apa ada yang salah pada diriku.

" Mengapa kau melamun hem?" suara Damian menyentakku.
" Ah tidak ada apa apa." jawabku cepat.

Ia membawaku terbang. Reflek ku kalungkan tanganku pada lehernya.

" Kita mau kemana Damian ?" tanyaku bingung.
" Danau Elgort, percayalah kau pasti menyukainya." balasnya sambil tersenyum manis kearahku.

Astaga lihat seberapa tampannya dia...

   Damian mendarat tepat di tepi sebuah danau. Ia menurunkanku dengan hati hati.

Aku menoleh kekiri dan ke kanan dengan perasaan kagum. Goddess ini terlalu indah. Air danau cukup jernin membuatku begitu ingin masuk kedalamnya.

" Masuklah kedalam sayang," ujar Damian. Aku melangkah, ujung kakiku menyentuh air danau yang tampak begitu memukau. Gaun biru yang ku kenakan mengambang di atas air. Berlahan kakiku berubah menjadi ekor sirip. Aku menyelam menikmati keadaanku sekarang.

Ketika tengah asiknya berenag kurasakan ada seseorang di sebelahku. Damian berenang dengan lincahnya. Dia begitu memukau terkena cahaya yang menembus air dengan malu malu.

Kami berenag menuju permukaan serentak mengeluatkan kepala dari dalam air. Ia bangkit menuju tepi danau. Air menetes di seluruh tubuhnya menambah kadar ketampanannya.
Ah aku harus bilang apa sekarang.
Dia begitu sexy...

I'm Demon mate [Revisi lambat]Место, где живут истории. Откройте их для себя