Chapter 4

5.6K 419 12
                                    

Malam itu terasa bagaikan neraka bagi Lucy.

Untuk pertama kali dalam sembilan belas tahun, Lucy terpisah jauh dari Layla. Tidak ada lagi ocehan Layla yang terus menghiasi malam mereka ketika tengah menonton drama bersama, untuk pertama kali pula Lucy tidak makan malam bersama sang Ibu tercinta. Malam itu adalah kali pertama, dan mungkin akan selamanya Lucy berada di rumah Natsu yang jelas-jelas terasa asing untuknya.

Suara pintu kamar mandi yang terbuka mengalihkan perhatian Lucy dari menatap kosong keluar jendela. Ia menemukan Natsu yang sudah rapi dengan setelan kaus abu-abu dan syal yang melilit lehernya, rambut lelaki itu masih sedikit basah, dan Lucy tebak Natsu akan pergi ke suatu tempat.

Kemana?

Entahlah, Lucy tidak peduli. Dia bersyukur jika malam ini tidak perlu menghabiskan jam-jam yang canggung dan tentu akan membuatnya merasa sesak.

"Kau mau pergi?" Lucy berbasa-basi.

"Hm." Natsu berjalan menuju nakas dan mengambil handphone beserta dompetnya, tak lupa kunci mobil, kemudian berjalan ke arah pintu.

Lucy hanya diam menatap kosong punggung Natsu, sebelum lelaki itu tiba-tiba berbalik dan bertanya, "kau tidak ingin bertanya aku mau kemana?"

Lucy mengedikkan bahunya pelan. "Bukan urusanku."

Natsu diam, matanya memandang lurus memperhatikan ekspresi gadis yang kini sudah resmi menjadi istrinya. Tidak ada emosi yang ditampilkan gadis itu. Seharian dia hanya diam, sesekali melamun menatap udara kosong, dan yang jelas... sikapnya dingin. Natsu menghela napas berusaha tidak peduli.

"Jangan menungguku-"

"Aku tahu."

Natsu menghirup udara dengan kasar. Apa Lucy memang sedingin ini? Dia bahkan belum menyelesaikan kata-katanya, dan gadis itu seenaknya memotong. Baiklah, Natsu tidak peduli. Berusaha tidak peduli.

"Besok akan ada banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Malam ini beristirahatlah, aku akan pulang terlambat."

Lucy hanya diam tidak membalas. Dia juga punya banyak hal yang ingin dibicarakan, namun Lucy takut dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Gadis itu akhirnya mengangguk dan sedikit menyunggingkan senyumnya. Lalu tanpa diduga, Lucy mengeluarkan tanya yang bahkan tidak dia rencanakan.

"Kau ingin menemui kekasihmu?"

Natsu mengurungkan niatnya membuka pintu kamar, menyorot Lucy tanpa ekspresi, dan menjawab pelan. "Ya."

Lucy tersenyum lagi. "Percayalah, dia benar-benar gadis yang kuat. Maksudku, tentang pernikahan ini."

Natsu menarik sudut bibirnya, "aku tahu."

Lucy menunduk lagi, menarik napas kemudian kembali menatap Natsu.

"Sudah jam sembilan. Kau tidak buru-buru pergi?"

Natsu tersentak, benar juga. Dia sudah terlambat.

"Aku pergi."

Setelah mengatakannya, Natsu benar-benar menghilang dari balik pintu yang menutup perlahan. Keheningan yang menyesakkan kembali menghampiri Lucy, gadis itu berbalik dan kembali menatap ke arah jendela. Memperhatikan pemandangan taman buatan di samping kediaman keluarga Dragneel. Gadis itu menarik sudut bibirnya ketika matanya memilih menatap langit yang dipenuhi bintang.

You're MINE!Where stories live. Discover now