Chapter 8

5.4K 389 51
                                    

Memasuki musim gugur, cuaca masih terasa hangat. Hampir dua minggu Natsu dan Lucy resmi menjadi sepasang suami istri, namun tidak ada perubahan yang berarti. Natsu lebih sering menghabiskan waktu di luar bersama kekasihnya. Tentu saja, Lucy tidak peduli.

Atau itulah yang Lucy berusaha pertahankan sejak pertama dia resmi menjadi seorang istri. Pernikahan ini adalah sebuah perjodohan, tidak ada cinta di dalamnya, dan juga... tak ada harapan untuk Lucy berharap akan dicintai. Natsu memang bersikap baik padanya, selalu bertanya apakah Lucy sudah makan malam? Apakah ada yang Lucy inginkan? Natsu bersikap peduli, hanya karena menuruti perintah Igneel.

Sebagai seorang perempuan, sikap penuh kebohongan seperti itu pun tak menutup kemungkinan meninggalkan sedikit perasaan asing dalam hati Lucy, yang berkali-kali berusaha dia tepis. Karena Lucy tahu, pada akhirnya semua ini hanyalah perjodohan. Tanpa cinta... tanpa masa depan.

Miris, Lucy benar-benar kehilangan semua impiannya. Dia hanya perlu bertahan dalam rumah tangga yang menyakitkan. Natsu bahkan melupakan janjinya, Natsu lupa jika dia berjanji akan membawa Lucy bertemu Layla.

.

.

"Bulan depan kau harus menghadiri pertemuan para pemegang saham yang akan diadakan di Alvarez. Kemungkinan kita akan berada di sana selama satu minggu."

Gray duduk bersandar dengan nyaman di sofa ruangan kerja Presiden Direktur-nya yang baru. Sejak Natsu diangkat menjadi Presiden Direktur Dragneel Corp, Gray benar-benar bebas bersantai di ruangan kerja mewah sahabatnya itu. Meski baik Natsu ataupun Gray tidak pernah mau mengakui kalau mereka bersahabat.

Nastu duduk di hadapannya menatap bosan. "Satu minggu? Apa tidak bisa kau saja yang pergi?"

"Kau baru diangkat sebagai Presdir yang baru, maka kau harus menghadiri pertemuan itu langsung. Kita juga akan memperpanjang kontrak kerja sama dengan Eucliffe Properties yang berada di Alvarez. Kau harus bertemu dengan Presdir mereka langsung."

Natsu pusing, dia ingin pulang dan tidur. Sudah beberapa hari ini Natsu tidak bisa tidur dengan waktu yang cukup. Sejak menduduki jabatan barunya di perusahaan, Natsu jadi semakin sibuk. Bahkan waktu yang dia habiskan bersama Lisanna terus semakin berkurang, beruntung Lisanna adalah gadis yang selalu mengerti kesibukannya.

"Tanggal berapa kita berangkat?" tanya Natsu dengan posisinya yang kini sudah tiduran di atas sofa.

"Tanggal 2."

Natsu merengut, "secepat itu?"

Gray memutar mata. "Kenapa kau jadi sering mengeluh, hah? Apa sejak menikah, kau jadi sulit berada jauh dari istrimu? Kalau keberatan, ajak saja dia."

Natsu bangun, kemudian mendengus. "Dia harus kuliah." Buru-buru Natsu menambahkan. "Lagipula bukan itu. Ah sudahlah, terserah."

Gray tertawa. "Benar juga, Lucy sudah mulai masuk kuliah seperti biasa. Aku harap gadis itu tidak tersiksa karena dipaksa menikah denganmu."

Natsu yang awalnya mengangguk sambil memejamkan mata, segera terbangun dan melotot pada Gray. "Apa maksudmu, Manusia Es? Tunggu, Kau tahu namanya Lucy? Aku tidak ingat pernah memberitahukan namanya padamu."

Gray berdecak. "Karena itulah kau benar-benar bodoh."

Setelah mengatakannya, Gray berjalan keluar berniat meninggalkan ruangan kerja Natsu dan kembali ke ruangannya sendiri, namun suara Natsu menghentikan langkah Gray.

You're MINE!Where stories live. Discover now