Chapter 7

5.4K 382 43
                                    

Lucy bersenandung pelan ketika menyusun pakaiannya di dalam lemari. Virgo belum sampai dan Lucy memutuskan menyelesaikan semua pekerjaan perihal beres-beres itu sendiri.

Tentang pernikahan, Lucy memang belum pernah memikirkannya, bagaimana harus menghadapinya atau pun menjalani sebuah rumah tangga. Namun sejak dulu, Lucy selalu bermimpi memiliki rumah sendiri. Punya kamar ukuran besar, dengan dapur yang bisa bebas dia gunakan. Hidup mandiri tanpa merepotkan Layla, Lucy benar-benar senang ketika Igneel memberinya sebuah rumah yang boleh dia urus sendiri. Tentu saja, rumahnya dengan sang suami.

Suara ketukan di pintu mengalihkan perhatian Lucy. Natsu berdiri di sana dengan sebelah lengan bersandar pada pintu yang terbuka.

“Kau benar-benar senang pindah ke sini, ya?”

Lucy meletakkan pakaiannya, menatap Natsu dengan senyum tipis. “Hm. Aku senang, sudah lama aku memimpikan sebuah rumah yang bisa aku urus sendirian. Aku berharap Mama juga di sini.” Natsu diam, Lucy buru-buru menambahkan, “ah aku tidak bermaksud membawa Mama untuk ikut tinggal bersama kita. Lagipula, rumah ini dekat dengan kediaman lamaku. Itu sudah cukup. Terimakasih.”

Natsu mengedikkan bahu, “Ayah yang merencanakan semuanya. Dia yang membelikan rumah untukmu.”

“Aku tahu.”

Natsu diam, gadis itu berjalan menuju koper pakaiannya yang terbuka, meraih beberapa helai kemudian berjalan kembali ke lemari dan menyusunnya. Lalu kembali menatap Natsu yang masih diam di dekat pintu.

“Apa ada yang kau butuhkan?”

“Tidak.”

“Lalu? Kenapa masih di sana?”

“Sekedar mengingatkanmu. Ini juga rumahku.” Balas Natsu cuek.
Lucy memutar mata, “ini kamarku.”

“Aku tahu.”

Lucy menghela napas lelah, tidak mengerti kenapa Natsu masih berdiri di dekat pintu kamarnya sementara mereka sudah sepakat berada di kamar yang berbeda, meski bersebelahan. Keduanya sepakat untuk tidak memberitahu Igneel mau pun Layla. Lagipula, keduanya masih belum terlalu mengenal, mereka bahkan masih canggung berada dalam satu atap rumah yang sama.

“Kau sudah menyusun pakaian dan barang-barangmu?”

“Belum.”

Lucy menghela napas sabar, dia benar-benar tidak mengerti Natsu. “Kenapa tidak disusun?”

“Nanti saja, biar Virgo yang menyusunnya.”

Lucy kembali memutar mata, “jika Virgo datang, dia juga perlu menyusun barang-barangnya. Kau tidak ada kegiatan, kan? Susun pakaianmu sendiri.”

Natsu berdecak. “Malas. Lagipula, sebentar lagi aku mau keluar. Kau tidak apa kan sendirian di rumah, aku rasa Virgo akan segera sampai.”

Lucy menatap Natsu dalam, kemudian membuang muka berpura-pura melihat isi lemarinya. Padahal jelas dia sendiri yang mengisi lemari itu. “Kau mau ke mana?”

“Bertemu Lisanna.”

Lucy diam. Dia menatap pakaian bewarna pink yang sedang disentuh tangannya kosong, sambil tersenyum gadis itu kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

You're MINE!Where stories live. Discover now