Chapter 9

5.5K 416 29
                                    

“Aku harus menjemput Juvia, karena ini hari pertamanya masuk kuliah setelah libur musim panas. Bagaimana denganmu?”

Natsu mengerutkan alis tidak mengerti. “Apanya yang bagaimana denganku?

Gray menatap rekannya itu datar. “Apa kau tidak menjemput istrimu? Dia satu departemen dengan Juvia, mereka juga mengambil jam kuliah yang sama.”

Natsu membuang muka, pura-pura memperhatikan berkas-berkas yang bertebaran di hadapannya.

“Aku sibuk.”

Lelaki berambut kelam itu mendengus keras. “Apa kau benar-benar sudah menikah?”

“Kau tahu semua ini perjodohan.”

“Apa pun itu, Lucy tetap istrimu.”

Natsu tersenyum malas. “Kau terlihat sangat peduli dengannya. Kenapa tidak kau saja yang jemput dia sekalian?”

“Kau bercanda denganku?”

“Sejak kapan aku mau bercanda denganmu?” Natsu menatap Gray tajam, dia tidak suka Gray yang saat ini menyorotnya seolah menuntut, apa maksud tatapannya itu?

“Karena ini di kantor, aku tidak mau membuat keributan. Jemput Lucy, bukankah kau sudah berjanji akan memperlakukannya dengan baik?”

“Apa itu termasuk menjadi supir pribadinya?”

“Natsu!” Gray tidak pernah berteriak marah seperti itu. Apalagi barusan dia menyebut Natsu dengan namanya langsung, membuat Natsu heran apa yang sebenarnya membuat Gray semurka itu?

Natsu menghela napas, dia sedang tidak dalam mood baik untuk bertengkar dengan Gray.

“Katakan di mana biasanya dia menunggu angkutan umum?” Tanya Natsu pada akhirnya.

Gray menatap Natsu sebentar, kemudian membuang muka, kesal. “Lupakan, biar aku saja.”

Natsu berdiri cepat sebelum Gray benar-benar melangkah ke luar pintu. “Apa kau sedekat itu dengannya?”

Gray berhenti, menoleh dan menatap Natsu tidak mengerti. Gray bisa melihat wajah Natsu yang berusaha lelaki itu pertahankan sedatar mungkin. Sekilas, Natsu bertaruh jika dia melihat Gray menyeringai.

“Apa kau sedang cemburu padaku sekarang?”

.

.

“Lain kali bolehkah aku mengunjungi rumah barumu?”

Juvia bertanya penuh harap ketika dia dan Lucy sedang berjalan menuju gerbang depan di mana biasanya angkutan umum berjejer rapi di sana. Gadis pirang itu tersenyum senang. “Tentu saja. Aku memang ingin mengundangmu. Lain kali kalau kau luang, berkunjunglah.”

Juvia mengangguk antusias. Keduanya melangkah ketika tiba-tiba Juvia berseru riang, “Gray-sama!”

Gray yang berdiri tidak jauh dari gerbang depan kampus Fairy Tail melambaikan tangan. “Yo! Sepertinya aku tepat waktu.”

Juvia segera berdiri di sebelahnya kemudian tersenyum senang. “Terlambat pun tidak masalah, Juvia akan setia menunggu.”

You're MINE!Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα